Stasiun KA Stabat tak Kunjung Operasional, Kejagung Endus Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah

Stasiun ini dibangun ulang dengan menelan biaya miliaran rupiah, namun hingga sampai saat ini tak kunjung beroperasi.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Eti Wahyuni
Tribun Medan/M Anil
Suasana Stasiun Kereta Api Stabat yang kerap disebut Stasiun Gohor Lama yang terletak di Desa Gohor Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Rabu (4/10/2023). 

TRIBUN-MEDAN.com, STABAT - Stasiun Stabat atau yang kerap disebut Stasiun Gohor Lama merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Desa Gohor Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

Stasiun Divisi Regional I Sumut dan Aceh ini dibangun ulang dengan menelan biaya miliaran rupiah, namun hingga sampai saat ini tak kunjung beroperasi.

Memang pada tahun 2008, stasiun ini ditutup bersama dengan jalur kereta api Binjai-Besitang. Namun pada tahun 2016 lalu, jalur dan stasiun direaktivasi. Reaktivasi ini dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai bagian dari proyek jalur kereta api Trans Sumatra.

Ditargetkan pada tahuh 2019, jalur dan stasiun ini bisa dioperasikan secara reguler. Tapi sayang, sampai saat ini stasiun dan jalur yang digadang-gadang bisa sampai Aceh tak kunjung beroperasi.

Bahkan amatan wartawan Tribun Medan, stasiun ini sudah terlihat kumuh. Rerumputan liar tumbuh di sekitar lokasi stasiun hingga bagian dalam bangunan.

Baca juga: PT KAI Tambah Jadwal Kereta Api Jurusan Siantar-Medan, Kini Dua Kali Sehari

Mirisnya lagi, tidak ada satu orang pun yang menjaga atau merawat bangunan tersebut. Pintu masuk ke kawasan stasiun ditutup dengan portal yang terbuat dari tiang besi. Begitu juga pintu masuk bangunan stasiun yang terkunci rapat.

"Sudah ada empat tahun stasiun ini selesai dibangun. Tapi sampai sekarang nggak tau kenapa nggak beroperasi," ujar Siti (55) warga sekitar, Rabu (4/10/2023).

Lanjut Siti, ia mendapat kabar jika Stasiun Kereta Api Stabat ini dikabarkan beroperasi pada lebaran waktu lalu.
"Enggak juganya dioperasikan stasiun ini. Kemarin kalau nggak salah, ada juga yang datang ke sini mencabut listrik di stasiun. Katanya karena nggak bayar," sambungnya sembari tertawa.

Jika malam hari, Stasiun Kereta Api Stabat ini tampak gelap layaknya bangunan angker dan berhantu.

Dari informasi yang dihimpun Tribun Medan, Kejaksaan Agung (Kejagung) RI tengah mengusut kasus dugaan korupsi pada proyek pembangunan jalur Kereta Api (KA) Besitang-Langsa periode tahun 2017-2023.

Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kuntadi mengatakan, nilai proyek pada kasus ini mencapai Rp 1,3 triliun. Kasus ini kini sudah naik ke tahap penyidikan.

Sebagai informasi, proyek KA jalur Besitang-Langsa dibangun untuk menghubungkan wilayah Sumatra Utara (Sumut) dengan Aceh.

Kuntadi menjelaskan, ada sejumlah pihak yang diduga telah merekayasa proyek dengan cara memecah proyek menjadi nominal-nominal yang lebih kecil. Hal itu dilakukan untuk menghindari pelaksanaan lelang proyek.

Para pelaku juga diduga telah mengalihkan jalur KA dari yang telah ditetapkan dalam kontrak dengan maksud untuk keuntungan pihak-pihak tertentu.

Lebih lanjut, ia menyebut, kasus ini telah menyebabkan kerugian keuangan negara dan masih dalam tahap awal penyidikan umum.

Namun, Kuntadi menjelaskan, penyidik masih mencari kerugian keuangan negara dalam kasus itu.(cr23)

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved