Perang Hamas vs Israel
Ucapan Hendropriyono Kenyataan: Intelijen Israel Sama Saja, Tak Jago-jago Amat, Bisa Kecolongan Juga
Ucapan Hendropriyono Kenyataan, Intelijen Israel Tidak Jago-jago Amat, Sama Saja (dengan Intelijen negara lain), Suka Kecelongan Juga.
Ucapan Hendropriyono Kenyataan, Intelijen Israel Tidak Jago-jago Amat, Sama Saja (dengan Intelijen negara lain), Bisa Kecelongan Juga.
TRIBUN-MEDAN.COM - AM Hendropriyono, tokoh yang disegani di dunia intelijen.
Hingga saat ini di usianya yang sudah menginjak 78 tahun, ia masih bugar dan masih mengikuti perkembangan geopolitik.
Mantan kepala BIN ini dengan secara lugas menerangkan persaingan antar negara untuk kepentingan ekonomi dan kekuasaan.
Seperti yang dikutip dari bicang-bincangnya dengan Prof Rhenald Kasali yang tayang pada 11 September 2023.
Dalam podcast Rhenald Kasali tersebut, Hendropriyono sempat menjelaskan persaingan antar negara-negara pada era Society 5.0 ini.
Terkait kemampuan intelijen Israel, Mossad yang berkantor pusat di Tel Aviv, menurut Hendropriyono, sama saja dengan negara-negara lain.
"Tidak jago-jago amat. Sama saja, bisa kecelongan juga," ujar dia di hadapan Rhenald Kasali.
"Jangan bayangkan seperti di film-film itu, enggak begitu juga lah," jelasnya kemudian.
Terkait geopolitik, dua negara besar yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok, yang sama-sama ingin menguasai ekonomi dunia.
Ada beberapa titik di dunia yang bisa menjadi eskalasi konflik belakangan ini setelah Rusia-Ukraina.
Hal ini berkaitan dengan kepentingan ekonomi dunia, minyak dan gas, hingga penjualan senjata.
Setelah Rusia-Ukraina, ada Taiwan-Laut China Selatan, Afrika Tengah, dan Timur Tengah.
Terbukti, sekarang mendadak mencuat eskalasi konflik besar antara Hamas Palestina dengan Israel.
Sebelumnya, Tiongkok berhasil mencairkan hubungan antara negara-negara Arab.
Arab Saudi dan Iran, dua negara penting di kawasan Timur Tengah, memutuskan untuk kembali membuka layanan diplomatik.
Pemulihan hubungan antara Saudi dan Iran sendiri telah menimbulkan gema baru dalam geopolitik Timur Tengah. Pasalnya, Iran merupakan negara yang mendukung sejumlah kelompok bersenjata, seperti Houthi Yaman, rezim Presiden Bashar Al Assad Suriah, Hamas, dan juga Hizbullah di Lebanon.
Terbaru, Qatar dan Bahrain sepakat untuk membuka kembali hubungan diplomatik. Selain itu, Tunisia juga setuju untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Suriah.
Seluruhnya kemudian berubah pada Maret 2023 ketika China berhasil mendamaikan Riyadh dan Teheran.
Keduanya bahkan telah mengundang pemimpin satu sama lain dan telah membuka layanan diplomatik di dua ibukota.
Diplomat paling senior China, Wang Yi, mengatakan bahwa Beijing akan terus memainkan peran konstruktif dalam menangani masalah hotspot dan menunjukkan tanggung jawab sebagai negara besar. "China sebagai mediator yang beritikad baik dan dapat diandalkan, telah memenuhi pekerjaannya sebagai tuan rumah dialog," tuturnya kepada Middle East Monitor.
Pemulihan negara-negara Arab ini akhirnya menciptakan efek domino baru bagi industri energi dunia.
Pasalnya, Timur Tengah merupakan wilayah yang memiliki deposit minyak yang sangat besar.
Saudi dan Iran merupakan anggota dari Organisasi Pengekspor Minyak atau OPEC. Organisasi ini dalam beberapa bulan belakangan menjadi sorotan lantaran memotong produksi minyaknya, sebuah sesuatu yang berseberangan dengan kemauan Amerika Serikat di tengah lonjakan harga energi pasca perang Rusia-Ukraina.
Aemerika Serikat dikabarkan tidak senang dengan ini.
Wall Street Journal melaporkan bahwa melalui Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), Bill Burns, AS mengungkapkan ketidaksenangan Washington pasca rekonsiliasi Arab Saudi dengan Iran.
"Washington merasa frustasi karena tidak dilibatkan dalam perkembangan regional dan akibatnya merasa dikesampingkan," ujar seorang sumber, dilaporkan Middle East Monitor.
Baca juga: Perbandingan Harga Roket Hamas dengan Rudal Pertahanan Udara Iron Dome Israel, Bisa Bikin Bangkrut
Jurnalis Israel Haaretz: Israel Dipermalukan Serangan Hamas
Gideon Levy, seorang jurnalis di harian Israel Haaretz, mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa Israel merasa terhina dan dipermalukan dengan serangan mendadak Hamas Palestina pada Sabtu (7/10/2023) pagi hingga berlanjut di hari kedua, pada Minggu (8/10/2023) hari ini. Pertempuran ini pun diperkirakan akan berlangsung lama.
Pihak militer Israel belum memahami bagaimana serangan mendadak ini bisa masuk ke Israel, bahkan sampai ke Tel Aviv.
“Pertama, warga Israel dengan tradisi (keangkuhan dan kesombongannya) merasa memiliki tentara terkuat dan teknologi militer terkuat,"ujarnya.
"Kedua, pemerintah Israel memperluas pasukan di Tepi Barat, tapi membiarkan front selatan terbengkalai,"sambungnya.
"Jadi kombinasi arogansi dan perubahan prioritas membawa kita pada situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” jelas Gideon Levy.
“Perlu waktu bertahun-tahun bagi Israel untuk mencerna keterkejutan dan trauma ini. Namun hal ini harus membawa perubahan, dimana Israel menyadari bagaimana mereka memandang warga Palestina di wilayah pendudukan dan Gaza selama ini. Kita harus menyadari bahwa mereka (Palestina) juga manusia dan mereka juga dapat menunjukkan kemampuan militer,” tambah Levy.
Gideon Levy juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jika kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah benar-benar bergabung dalam eskalasi yang sedang berlangsung, maka Israel pasti akan menghadapi krisis.
“Kita akan menghadapi kenyataan yang sangat berbeda di mana Israel harus menghadapi dua front, dan mungkin tiga front, jika Tepi Barat yang diduduki ikut terlibat. Itu adalah permainan baru dan Israel akan melalui sesuatu yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya,” katanya.
Zeina Khodr jurnalis Al Jazeera melaporkan dari Beirut, Lebanon, mengatakan serangan Hizbullah di Israel utara dapat memperburuk eskalasi antara Israel dan Hamas.
“Hamas telah meminta semua kelompok bersenjata di Lebanon untuk bergabung dalam perang melawan Israel. Hamas memiliki sekutu di Lebanon… Semua kelompok adalah bagian dari poros perlawanan terhadap Israel,” kata Khodr.
“Mereka (Hizbullah) tidak menyerang daerah terbuka seperti yang kita lihat dalam baku tembak lintas batas sebelumnya, kami memahami bahwa mortir tersebut menargetkan stasiun radar Israel. Namun tetap saja, pilihan Shebaa, serta penggunaan mortir, dan bukan rudal jarak jauh, yang menargetkan kota-kota atau permukiman di utara Israel, dapat dilihat lebih sebagai pesan bahwa inilah yang bisa terjadi jika kita ikut serta dalam perang ini. Hal ini dapat memperburuk eskalasi.”
Serangan mortir Hizbullah dibalas Israel dengan menyerang pos Hizbullah di dekat perbatasan Lebanon. Militer Israel mengatakan salah satu drone miliknya menyerang “infrastruktur Hizbullah… di daerah Gunung Dov” di sepanjang perbatasan dengan Lebanon. Pernyataan itu diposting di platform media sosial X.
Perang Israel-Palestina semakin dahsyat, Hizbullah bantu Hamas saat Gaza dibombardir militer Israel. Pejuang Hizbullah Lebanon merespon seruan Hamas Palestina untuk berperang habis-habisan dengan Israel. Diketahui, serangan Hamas ke Israel dilakukan secara mendadak pada Sabtu pagi ketika Simchat Torah atau hari raya Yahudi.
Simchat Torah merupakan hari libur yang jatuh pada akhir festival Yahudi selama seminggu yang dikenal sebagai Sukkot atau Hari Raya Pondok Daun.
Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari mengatakan, Hamas melancarkan serangan dari darat, laut, dan udara. Hingga saat ini, Senin (9/10/2023), pertempuran masih sengit di kota Ashkelon, Israel bagian selatan, begitu juga di jalur Gaza, Palestina. Menteri Pertahanan Israel telah mengerahkan pasukan cadangan militer ke Israel bagian selatan.
Sementara, serangan udara Israel terus menggempur gedung-gedung di Gaza, Palestina.
Berbicara kepada Al Jazeera, Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, mengatakan pihaknya (Hamas) terlibat dalam perjuangan untuk kebebasan.
“Ini bukan operasi (tabrak lari), kami memulai pertempuran habis-habisan. Kami memperkirakan pertempuran akan terus berlanjut dan medan pertempuran akan meluas. Kami memiliki satu target utama: kebebasan kami dan kebebasan tempat-tempat suci kami,” katanya kepada Al Jazeera.
Al-Arouri mengatakan warga Palestina mempunyai hak atas kebebasan, melawan pendudukan Israel dan menjaga tempat suci mereka.
“Kami akan terus berjuang sampai kami dihargai dengan kemenangan, kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya siap menghadapi “skenario terburuk”. “Semua skenario kini memungkinkan dan kami siap menghadapi invasi darat (Israel),” tambahnya.
Baca juga: KENAPA Roket Hamas yang Harganya Murah Bisa Menembus Kota Israel? Ternyata Ini Penyebabnya
Sekutu China, Rusia Salahkan Amerika Serikat
Di sisi lain, pihak Rusia, melalui Dmitry Medvedev, menyatakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) patut disalahkan atas eskalasi militer terbaru antara Israel dan Hamas Palestina.
Ia mengatakan AS seharusnya menyalurkan energinya untuk memastikan perdamaian abadi di Timur Tengah namun memilih fokus pada Ukraina.
Mantan Presiden Rusia itu mengomentari eskalasi militer Israel dan Hamas Palestina yang dimulai pada Sabtu (7/10/2023) dengan serangan Hamas ke Israel.
Menurutnya, kejadian ini tidak dapat diprediksi. “Inilah yang seharusnya ditangani oleh Washington dan sekutunya,” jelasnya di saluran Telegram-nya, Minggu (8/10/2023).
Dmitry Medvedev menambahkan konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade dan AS menjadi pemain kunci di sana. "Alih-alih melakukan hal itu, orang-orang bodoh ini malah terlibat di wilayah kita dan secara aktif membantu neo-Nazi, mengadu domba dua orang dekat satu sama lain,” lanjutnya.
Medvedev mengatakan AS telah memicu berbagai konflik di seluruh dunia, yang bukan wilayah AS. Ia menyimpulkan, sepertinya hasrat AS tersebut akan padam jika terjadi perang saudara di wilayah AS sendiri.
Intelijen dan Militer Israel Kecolongan
Dalam hal ini, sepertinya intelijen Israel kecolongan. Bagaimana seribuan warga Palestina bisa menyusup ke Israel.
Walid Al Omari dari Al Jazeera, kepala biro di Ramallah mengatakan pasukan Israel telah mengepung sebuah rumah di pemukiman Ofakim.
Rumah tersebut merupakan tempat warga dan militer Israel yang berhasil disandera oleh pejuang Palestina.
“Sumber-sumber Israel memperkirakan setidaknya 1.000 warga Palestina berhasil menyusup ke Israel, melalui empat wilayah berbeda,"
"Ini pertama kalinya sejak tahun 1948 perkembangan (konflik) ini berada di pihak Israel, karena biasanya terjadi di wilayah Arab,” kata Al Omari.
"Kenapa intelijen Israel tak bisa mendeteksi pergerakan musuh hingga pasokan senjata roket yang jumlahnya ribuan ke jalur Gaza?"
Sementara menurut militer Israel, menurut sejumlah laporan, para pejuang Hamas memasuki Israel melalui perahu, truk, dan paralayang.
Dilansir dari Sky News, rekaman ponsel juga menunjukkan pasukan Hamas berusaha mencapai Israel melalui laut dengan menggunakan perahu kecil.
Sejumlah pejuang Palestina tampaknya juga telah menyeberangi perbatasan dengan menggunakan paralayang, mencapai kota Sderot di mana pertempuran senjata terdengar.
Rekaman dari kamera keamanan menunjukkan mereka memasuki kota dengan truk pickup dan sepeda motor.
Sirene serangan udara berbunyi di seluruh Israel selatan dan tengah, dan terdengar ledakan di kota Tel Aviv, Ashkelon, Yavne, dan Kfar Aviv.
Badan penyelamat Magen David Adom Israel mengatakan bahwa roket menghantam sebuah bangunan di Israel selatan.
Serbuan dari darat ini setelah militan Hamas menembakkan sekitar 5.000 roket dari Gaza.
Dalam sebuah pernyataan publik yang jarang terjadi, Pemimpin Hamas, Mohammed Deif, mengatakan 5.000 roket telah ditembakkan ke Israel.
Dia menyebut, roket diluncurkan untuk memulai apa yang disebutnya sebagai "Operasi Badai Al-Aqsa".
"Kami telah memutuskan untuk mengatakan cukup sudah," katanya, sebagaimana dikutip dari Sky News.
Mohammed Deif seraya mendesak semua warga Palestina untuk menghadapi Israel.
Tepisah, kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan para pejuangnya telah bergabung dengan militan Hamas dalam menyerang Israel.
“Kader kami berdiri berdampingan dengan saudara-saudara di Hamas, bahu-membahu, hingga kemenangan,” bunyi pernyataan tersebut.
PIJ adalah kelompok militan terbesar kedua di Jalur Gaza dan Tepi Barat, menurut Direktur Intelijen Nasional AS.
Begitu juga Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon mengatakan mereka mengikuti situasi di Gaza dan “berhubungan langsung dengan kepemimpinan perlawanan Palestina”.
Dikatakan bahwa eskalasi ini merupakan “respon tegas terhadap berlanjutnya pendudukan Israel dan merupakan pesan bagi mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel”.
Korban tewas terus bertambah dari pihak Israel dan Hamas Palestina
Hingga hari ini, Senin (9/10/2023), jumlah korban tewas di kedua belah pihak yang berkonflik telah mencapai 1.113 orang.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Mayor Ben Wahlhaus mengatakan kepada CNN pada Minggu (8/10/2023) bahwa jumlah korban tewas di Tel Aviv pascaserangan mendadak pejuang Hamas meningkat menjadi lebih dari 700 orang. Pemerintah juga melaporkan 44 tentara Israel tewas selama serangan Hamas, dilansir The Guardian.
Tim penyelamat menemukan lebih dari 260 mayat di lokasi festival musik Supernova. Konser musik itu digelar di gurun pasir perbatasan Israel dengan Gaza.
Pertunjukan musik itu menjadi satu di antara target darat kelompok Hamas selama serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara, laporan BBC mengabarkan dari pihak Palestina 413 orang tewas setelah Israel meluncurkan serangan balasan di Gaza.
Rumah sakit di Gaza kebanjiran pasien setelah Israel memulai serangan balasannya.
"36 jam setelah peperangan terbaru dimulai, roket masih ditembakkan dari Gaza ke Israel selatan," kata wartawan BBC Alice Cuddy.
Menurut pejabat kesehatan Palestina, enam warga Palestina ditembak dan dibunuh oleh tembakan Israel dalam insiden terpisah di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu (8/10/2023).
Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jericho mengonfirmasi hal ini dalam wawancara telepon dengan CNN.
Pertama, seorang pria Palestina berusia 24 tahun ditembak mati di pintu masuk utara Yerikho.
Belakangan, Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah mengatakan bahwa tiga warga Palestina ditembak dan dibunuh di dekat pos pemeriksaan Qalandiya.
Sembilan warga Palestina terluka dan dipindahkan ke kompleks Medis Ramallah pada Minggu malam.
Kementerian mengidentifikasi tiga orang yang terbunuh sebagai Mohammad Ziyad Abdel alJaleel Ehmaid (24), Amjad Maher Alian Khdeir (36), dan THa'er Sami Ali Kassabeh yang berusia 17 tahun. Orang Palestina kelima ditembak dan dibunuh di Hebron dan diidentifikasi oleh Kementerian Palestina sebagai Mohammad Jawad Abdel Rahman (21) kata kementerian itu.
Orang Palestina keenam ditembak dan dibunuh di Beita dan dipindahkan ke rumah sakit Pemerintah Rafidia dekat Nablus di Tepi Barat.
Dikutip Al Jazeera, warga Gaza tidak memiliki tempat untuk mengungsi di tengah pemboman Israel. Serangan udara Israel telah merusak sejumlah bangunan tempat tinggal di Jalur Gaza yang terkepung. Di Kota Gaza, pesawat udara Israel menghantam gedung 11 lantai di lingkungan Al-Nasr. Dilaporkan gedung itu dihuni sekitar 80 keluarga.
Mmengutip laporan Al Jazeera, korban tewas terbaru mencapai 413 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan, dan lebih dari 700 warga Israel tewas.
Pertempuran di dara, laut, dan udara
Pertempuran Israel-Palestina kali ini terjadi di darat, laut, dan udara. Berbicara kepada Al Jazeera, Saleh al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, mengatakan pihaknya (Hamas) terlibat dalam perjuangan untuk kebebasan. “Ini bukan operasi (tabrak lari), kami memulai pertempuran habis-habisan. Kami memperkirakan pertempuran akan terus berlanjut dan medan pertempuran akan meluas. Kami memiliki satu target utama: kebebasan kami dan kebebasan tempat-tempat suci kami,” katanya kepada Al Jazeera.
Al-Arouri mengatakan warga Palestina mempunyai hak atas kebebasan, melawan pendudukan Israel dan menjaga tempat suci mereka.
“Kami akan terus berjuang sampai kami dihargai dengan kemenangan, kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya siap menghadapi “skenario terburuk”. “Semua skenario kini memungkinkan dan kami siap menghadapi invasi darat (Israel),” tambahnya.

Operasi Badai al-Aqsa vs Operasi Pedang Besi
Al-Arouri juga mengatakan bahwa Israel telah berencana melancarkan serangan ke Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sementara, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, meluncurkan "Operasi Badai al-Aqsa" dengan ribuan roket-roket yang menargetkan situs-situs musuh, bandara, dan instalasi militer.
Kepala Hamas Ismail Haniya mengatakan serangan 'heroik' mereka merupakan respon atas kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal terhadap warga sipil Palestina, serta penyerbuan ke Masjid Al Aqsa.
Di sisi lain, pihak Israel mengatakan bahwa mereka memulai "Operasi Pedang Besi" sebuah operasi berskala besar untuk mempertahankan warga sipil Israel dari serangan Hamas.
Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon sebelumnya mengatakan kepada Aljazeera, mereka mengikuti situasi di Gaza dan “berhubungan langsung dengan kepemimpinan perlawanan Palestina”.
Dikatakan Hizbullah, bahwa eskalasi ini merupakan “respon tegas terhadap berlanjutnya pendudukan Israel dan merupakan pesan bagi mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel”.
Kini, pada Minggu (8/10/2023), Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan mortir dari Lebanon ke Israel utara.
Serangan Hizbullah itu pun dibalas Israel dengan serangan artileri. Eskalasi meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan mengubah daerah Gaza Palestina menjadi “pulau terpencil” setelah serangan mendadak Hamas pada hari Sabtu (7/10/2023) pagi.
Sementara, Hamas mengatakan pihaknya juga telah menangkap banyak warga serta tentara Israel, dan para sandera tersebar di seluruh wilayah Jalur Gaza.
Operasi Hamas terjadi setelah serangan pemukim Israel yang terus semakin meluas, meningkatnya ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, dan tingginya jumlah warga Palestina yang terbunuh.

Pertempuran masih berlangsung sengit
Sementara, cabang bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan para pejuangnya masih terlibat dalam perang sengit di beberapa kota di Israel. Mereka termasuk Ofakim, Sderot, Yad Mordechai, Kfar Azza, Be’eri dan Kissufim, menurut pernyataan kelompok bersenjata Hamas di saluran Telegramnya, dikutip dari Aljazeera, Minggu.
Di sisi lain, Israel mengatakan mereka menyerang kediaman kepala intelijen Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Rumah tersebut digunakan sebagai infrastruktur militer oleh kelompok tersebut, menurut pernyataan tentara Israel di platform media sosial X. Tentara Israel terus melakukan serangan di Gaza, tambah pernyataan itu.
Koresponden Aljazeera di Gaza, Youmna ElSayed, melaporkan serangan Israel terhadap daerah kantong Palestina yang terkepung semakin intensif. Bangunan-bangunan tempat tinggal menjadi sasarannya. “Saat ini jam 9 pagi waktu setempat di sini di Gaza, dan sudah 10 rumah hancur. Tempat tinggal dan kantor para pemimpin Hamas juga menjadi sasaran,” katanya.
“Saksi lokal telah berbicara tentang penarikan jenazah dari beberapa rumah yang menjadi sasaran, di atas kepala warga sipil atau penghuninya,” tambahnya.
ElSayed mengatakan Kementerian Kesehatan belum memperbarui jumlah korban tewas, yang terakhir mencapai 256 orang di Gaza.
Namun penduduk setempat di Gaza melaporkan lebih banyak kematian. Korban tewas di Jalur Gaza termasuk 20 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan.
Sedikitnya 120 anak di bawah umur lainnya terluka. Anak-anak di wilayah pendudukan Palestina seringkali menjadi pihak yang paling rentan selama pertempuran.
Baca juga: Dari Keangkuhan hingga Penghinaan, Kini Bencana Besar di Israel, Kota-kota Sepi setelah Hamas Masuk
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Gelar Rapat Soal Perang Militan Hamas vs Israel dan Respons Pemimpin Dunia
Israel juga adang pajuang Hizbullah Lebanon
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan artileri yang menargetkan kelompok Hizbullah di Lebanon sebagai tanggapan terhadap serangan mortir dari seberang perbatasan.
Serangan balasan ini dilaporkan pada Minggu (8/10/2023) setelah Hamas dan kelompok Palestina lainnya melancarkan serangan besar-besaran ke kota-kota Israel dan pangkalan militer dari Jalur Gaza pada Sabtu (7/9/2023) pagi.
“IDF telah mengambil langkah-langkah persiapan untuk kemungkinan semacam ini dan akan terus beroperasi di semua wilayah dan kapan pun diperlukan untuk menjamin keselamatan warga sipil Israel,” kata militer Israel, dikutip dari The Times of Israel, Minggu (8/10/2023).
"Artilerinya saat ini menyerang wilayah di Lebanon tempat terjadinya penembakan,” tambahnya.
Sebelumnya, Hizbullah diduga menyerang militer Israel di bagian utara di Peternakan Shebaa dari wilayah Lebanon.
Al Arabiya melaporkan penembakan Israel menargetkan daerah dekat desa Kafar Shuba di Lebanon selatan.

Hizbullah Akui Serang Israel
Pada Minggu (8/10/2023) malam, gerakan Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas serangan di Peternakan Shebaa pada sehari sebelumnya, seperti diberitakan Reuters.
"Tiga pos militer Israel, termasuk situs radar menjadi sasaran," kata Hizbullah.
Hizbullah menambahkan, mereka bertindak dalam solidaritas dengan rakyat Palestina.
Kawasan Peternakan Shebaa yang diduduki Israel sejak tahun 1967 diklaim Lebanon sebagai bagian wilayahnya.
Hizbullah Dukung Hamas Palestina
Setelah kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Hizbullah mengeluarkan pernyataan ucapan selamat kepada rakyat Palestina yang melawan melalui “operasi heroik berskala besar”.
"Ini adalah tanggapan yang tegas terhadap pendudukan Israel yang terus berlanjut dan merupakan pesan bagi mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel,” kata Hizbullah.
Hizbullah mengatakan pihaknya terus memantau situasi dan tetap melakukan kontak langsung dengan pemimpin Hamas Palestina.
PBB Serukan Deeskalasi
Eskalasi militer antara Hamas Palestina, Israel dan Hizbullah semakin memanas. Selain menargetkan markas Hamas Palestina, militer Israel melalui X, mengatakan pihaknya juga menargetkan fasilitas Hizbullah di Peternakan Shebaa dengan drone.
Pasukan penjaga perdamaian PBB di perbatasan Israel-Lebanon, UNIFIL, mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka telah mendeteksi beberapa roket yang ditembakkan dari tenggara Lebanon menuju wilayah yang diduduki Israel di dekat Kafar Shuba.
Serangan artileri dari Israel sebagai tanggapannya. “Kami mendesak semua orang untuk menahan diri dan memanfaatkan mekanisme penghubung dan koordinasi UNIFIL untuk melakukan deeskalasi guna mencegah memburuknya situasi keamanan dengan cepat,” bunyi pernyataan itu.

MUI: Momentum Seluruh Faksi Palestina Bersatu
Sementara, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (8/10/2023), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengatakan serangan tersebut adalah merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel terhadap bangsa Palestina.
Aksi kesewenang-wenangan Israel, kata Sudarnoto, mulai dari membelah al-Aqsho dan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim melakukan ibadah di arena Al-Aqsho.
"Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap berbagai perjanjian yang dilakukan oleh otoritas Israel, menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal," ujar Sudarnoto dalam siaran persnya, Minggu (8/10/2023).
"Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri. Bisa jadi Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif," tambah Sudarnoto.
Dirinya mengatakan balasan atas serangan yang diberikan oleh Israel bisa jadi justru akan menjadi momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan.
Menurut Sudarnoto, perang ini seharusnya menjadi momentum bersatunya faksi-faksi di Palestina. "Peristiwa ini juga seharusnya menjadi momentum bagi seluruh faksi Palestina, Fatah, Hamas dan lain-lainnya untuk bersatu padu mengkonsolidasi diri memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina," tutur Sudarnoto.
“Saya berharap betul setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya," tambah Sudarnoto.
Selain itu, dirinya meminta Amerika Serikat dan NATO tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.
"Balasan Israel yang membabi buta penuh dengan kemarahan telah mengakibatkan kerusakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh Israel dan Israel harus bertanggung jawab. Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia melalui MER-C," pungkasnya.

Rusia salahkan Amerika Serikat
Di sisi lain, pihak Rusia, melalui Dmitry Medvedev, menyatakan kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) patut disalahkan atas eskalasi militer terbaru antara Israel dan Hamas Palestina. Ia mengatakan AS seharusnya menyalurkan energinya untuk memastikan perdamaian abadi di Timur Tengah namun memilih fokus pada Ukraina.
Mantan Presiden Rusia itu mengomentari eskalasi militer Israel dan Hamas Palestina yang dimulai pada Sabtu (7/10/2023) dengan serangan Hamas ke Israel.
Menurutnya, kejadian ini tidak dapat diprediksi. “Inilah yang seharusnya ditangani oleh Washington dan sekutunya,” jelasnya di saluran Telegram-nya, Minggu (8/10/2023).
Dmitry Medvedev menambahkan konflik Israel-Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade dan AS menjadi pemain kunci di sana. "Alih-alih melakukan hal itu, orang-orang bodoh ini malah terlibat di wilayah kita dan secara aktif membantu neo-Nazi, mengadu domba dua orang dekat satu sama lain,” lanjutnya.
Medvedev mengatakan AS telah memicu berbagai konflik di seluruh dunia, yang bukan wilayah AS. Ia menyimpulkan, sepertinya hasrat AS tersebut akan padam jika terjadi perang saudara di wilayah AS sendiri.
PM Israel: Warga Israel, Kita Sedang Berperang
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang berperang.
Dia juga bersumpah musuh akan membayar harga yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.
Seorang juru bicara IDF mengungkapkan pertempuran sedang berlangsung, dengan pejuang Hamas Palestina masih ada di berbagai lokasi.
Sementara itu, angkatan udara Israel telah melakukan serangan udara ke Jalur Gaza.
Di sisi lain, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menegaskan rakyat Palestina mempunyai hak untuk membela diri terhadap apa yang ia gambarkan sebagai teror pemukim dan pasukan pendudukan.

Korban tewas dari pihak Israel dan Palestina terus bertambah
Laporan terbaru media Israel menyebutkan sedikitnya 600 orang tewas di Israel.
Saat bersamaan, Kabinet keamanan Israel telah secara resmi menyatakan keadaan perang, yang memungkinkan pemerintah untuk melakukan aktivitas militer yang signifikan.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perang tersebut “ditimpakan pada Israel melalui serangan yang mematikan dari Gaza.”
Sebagai konsekuensi darurat perang, tentara telah mengerahkan puluhan tank ke Israel selatan.
Pertempuran sengit antara pasukan Israel dan pejuang Hamas yang masuk dari Gaza sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Dikutip dari The Guardian, setidaknya 600 warga Israel tewas , termasuk 44 tentara, dan lebih dari 2.000 orang terluka, media Israel melaporkan.
Sementara, di pihak Palestina, setidaknya 313 warga Palestina tewas, termasuk 20 anak-anak, dan hampir 2.000 orang terluka akibat serangan udara di Gaza sejak Sabtu (7/10/2023).
Melansir Al Jazeera, di Israel selatan, sekitar 10 km dari pagar Israel-Gaza, militer Israel belum berhasil mengusir pejuang Hamas dari beberapa kota dan desa di Israel Selatan.
“Kami juga mendengar bahwa pejuang Hamas telah disuplai kembali dan dipersenjatai kembali serta menempati tempat baru – Kibutz Magen – di Israel selatan, yang sebelumnya tidak tersentuh,” demikian laporan Al Jazeera.

Perang kali ini menakutkan bagi Israel
Laporan mengenai 600 orang warga Israel yang telah terbunuh semantara ini, “akan sangat menakutkan” warga Israel.
“Hal ini juga akan menjadi alasan balas dendam terhadap Gaza,” demikian laporan Al Jazeera.
Selain itu, pihak berwenang Israel telah mengidentifikasi 44 prajurit dan wanita serta 30 anggota dinas keamanan tewas sejak Hamas menyerang Israel Sabtu pagi.
Anggota dinas keamanan yang tewas adalah polisi dan petugas perbatasan serta anggota Unit Penanggulangan Teror Nasional Israel, Yamam.
Eskalasi konflik antara Kelompok Militan Islam Palestina yakni Hamas dengan Israel kian meningkat di Jalur Gaza.
Serangan balasan dari kedua kubu itu terus berjalan sampai pada Minggu (8/10/2023) pasca pertama kali Hamas melakukan serangannya kepada Israel, Sabtu (7/10/2023).
Tak sendirian, bahkan Kelompok Hamas Palestina itu mendapatkan dukungan dari Kelompok Hizbullah Lebanon.
Di hari Minggu ini, Hizbullah juga melakukan serangan ke wilayah Israel utara dengan roket dan peluru kendalinya.
Laporan wartawan Aljazeera Ron Reynold : "Laporan 600 orang yang terbunuh sejauh ini di Israel, akan sangat mengerikan bagi warga Israel. Hal itu juga akan menjadi alasan untuk melakukan pembalasan terhadap Gaza," terang Reynold, Minggu (8/10/2023).
Reynold yang melaporkan dari Israel selatan, sekitar 10 km (6,2 mil) dari pagar Israel-Gaza, mengatakan bahwa militer Israel belum berhasil mengusir para pejuang Hamas dari beberapa kota dan desa di Israel Selatan. "Kami juga mendengar bahwa para pejuang Hamas telah dipasok dan dipersenjatai kembali dan mengambil tempat baru - Kibutz Magen - di Israel selatan, yang sebelumnya tidak tersentuh," kata Reynolds.
Sementara itu, mengutip AFP seperti yang dijelaskan oleh Kementerian Kesehatan wilayah setempat, jumlah korban jiwa dari warga Palestina diklaim mencapai 313 orang sampai pada Minggu (8/10/2023) sore. Adapun sebanyak 1.990 orang lainnya mengalami luka-luka.
Hal itu terjadi karena serangan udara Israel terhadap target-target Hamas dalam dua hari berturut-turut.
Mengutip Reuters, Militer Israel menyatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan kembali kendali atas titik-titik wilayah yang disusupi oleh Hamas Palestina. Namun, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pertempuran.
Mereka mengatakan telah mengerahkan puluhan ribu tentara di daerah sekitar Gaza, sebuah jalur sempit yang menjadi rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, dan berencana untuk mengevakuasi semua warga Israel yang tinggal di sekitar perbatasan wilayah tersebut.
"Kami akan menyerang Hamas dengan gencar dan ini akan berlangsung lama," kata seorang juru bicara militer dalam sebuah konferensi pers dengan para wartawan.
Di Gaza, Juru Bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua mengatakan bahwa serangan tersebut adalah untuk membela rakyat Palestina.
Adapun pihaknya akan terus melakukan serangan roket dan masih melakukan operasi di balik garis pertahanan.Serangan tersebut merupakan serangan terbesar dan paling mematikan ke Israel sejak Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak dalam upaya merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang Yom Kippur 50 tahun yang lalu.
Konflik ini dapat merusak upaya-upaya yang didukung oleh Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi - sebuah penataan ulang keamanan yang dapat mengancam harapan Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dan meruntuhkan pendukung utama Hamas, Iran.
Sekutu regional utama Teheran lainnya, Hizbullah Lebanon, berperang dengan Israel pada tahun 2006 dan ketegangan terus meningkat sejak saat itu.
(*/tribun-medan.com/tribunnews.com)
Baca juga: Dari Keangkuhan hingga Penghinaan, Kini Bencana Besar di Israel, Kota-kota Sepi setelah Hamas Masuk
Baca juga: 26 Tentara Israel Tewas, Presiden AS Tawarkan Bantuan Militer untuk Lawan Hamas Palestina
Baca juga: NGERI! Baku Tembak Hamas dengan Militer Israel, Pimpinan Brigade Israel Tewas di Tempat!
Baca juga: PERANG Israel-Palestina Makin Meluas, Hizbullah Bantu Hamas, Israel Dikepung dari Utara dan Selatan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.