Tribun Wiki

Sapi dan Kuda Bisa Mengalami Flu dan Ingusan, Berikut Penjelasannya

Ternyata sapi dan kuda bisa mengalami flu dan ingusan. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya

Editor: Array A Argus
INTERNET
ILUSTRASI Kuda terkena flu 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Tahu kah Anda, bahwa sapi dan kuda bisa mengalami flu dan ingusan?

Menurut sebuah jurnal yang ditulis oleh Muhammad Yani, S.Pt., M.Si di situs disnakkeswan.ntbprov.go.id, bahwa sapi dan kuda bisa mengalami flu yang disebut maligant catrrahal fever atau MCF.

Dalam jurnal tersebut dijelaskan, bahwa penyakit ingusan ini merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan fatal pada sapi dan kerbau.

Gejala yang sangat menyolok adalah keluarnya ingus yang hebat dari hidung disertai demam yang tinggi, radang mukopurelen pada selaput epitel pernapasan, maupun selaput mata dan encephalitis.

Baca juga: Paus Bukan Ikan, Tapi Mamalia yang Melahirkan Hingga Punya Rambut

Penyakit ini tersebar luas diberbagai negara di dunia.

Di Indonesia, kejadian yang terbanyak adalah pada sapi Bali dan kerbau.

Penyakit ingusan ini dapat menyerang ternak segala umur, namun kebanyakan yang terserang berumur 4 – 6 tahun.

Jenis kelamin dan musim tidak mempengaruhi kejadian penyakit.

Angka kematian akibat penyakit ingusan sangat tinggi (95 persen) 

Penyebab Penyakit

Agen penyebab penyakit ini digolongkan menjadi dua macam, yaitu; ACV-1 adalah herpes virus, yang merupakan anggota dari sub family Gamma herpesviridae, famili herpesviridae.

Dan SAA adalah agen yang belum diketahui secara jelas klasifikasinya dan diperkirakan ditularkan oleh domba.

Penularan Penyakit

Domba diduga sebagai carier atau pembawa penyakit, walaupun ternak -ternak tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.

Kejadian penyakit ini lebih tinggi pada daerah peternakan campuran antara sapi/ kerbau dengan domba, atau pada daerah padang penggembalaan dimana sapi, kerbau dan domba digembalakan secara bersamaan.

Cara penularan virus masih belum diketahui dengan jelas, namun pada sapi telah direkam beberapa kasus infeksi transplasental (melalui plasenta).

Tanda tanda penyakit

  • Demam tinggi (40 – 41 derajat C).
  • Keluarnya cairan dari hidung dan mata semula encer yang akhirnya menjadi kental dan mukopurulen.
  • Peradangan mulut dan erosi permukaan lidah, sehingga air liur menetes.
  • Moncong kering dan pecah pecah terisi eksudat (nanah).
  • Hidung tersumbat kerak sehingga kesulitan bernapas.
  • Kondisi badan menurun, lemah dan lama kelamaan menjadi kurus.
  • Kornea mata keruh dan keputihan, dalam keadaan yang serius dapat terjadi kebutaan.
  • Kadang kadang dapat terjadi dermatitis (radang kulit) dengan adanya penebalan dan pengelupasan kulit.
  • Kelenjar limfe luar tubuh membengkak.
  • Kadang kadang terjadi sembelit yang diikuti diare/ mencret.
  • Gejala kelainan syaraf timbul akibat peradangan otak.
  • Otot otot menjadi gemetar, berjalan sempoyongan, torticolis dan bersifat agresif.
  • Terjadi kelumpuhan sebelum mati.
  • Kematian terjadi biasanya antara 4 – 13 hari setelah timbul tanda tanda penyakit.

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Menghindari memelihara atau menggembalakan secara bersamaan antara sapi/ kerbau dengan domba pada satu lokasi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved