Berita Viral

Viral, Johan Sopir Bajaj Jago Bahasa Inggris Ngobrol Bareng Bule, Belajar Otodidak, Kini jadi Guru

Turis asal Jerman bernama Ken Abroad ini takjub dengan si supir, karena mahir menggunakan bahasa Inggris.

Editor: Satia
Istimewa
Sopir Bajaj Ngobrol Barenag Bule 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Seorang supir Bajaj di Jakarta mengudang takjub dari turis asal Jerman.

Turis asal Jerman bernama Ken Abroad ini takjub dengan si supir, karena mahir menggunakan bahasa Inggris.

Supir Bajaj dan turis tersebut terlihat asik mengobrol.

Pertemuan ini sontak viral di media massa, usai diunggah oleh Ken Abroad.

Usut punya usut, pria yang mengobrol dengan supir Bajaj itu adalah YouTuber.

Baca juga: Luka Mahfud MD Batal Jadi Cawapres di 2019, Padahal Sudah Diminta Ukur Baju tapi Detik Akhir Diprank

Diketahui, supir Bajaj itu ternyata bernama Johan.

Dalam video Ken Abroad itu, Johan yang saat ini berusia 35 tahun itu dihampiri sang YouTuber yang hendak mengunjungi sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.

Johan pun mulai menjelaskan kepada Ken Abroad bahwa lokasi pasar yang ingin ia datangi sudah tutup.

"Pasar Tasik is the close, and Pasar Tanah Abang is the open," kata Johan.

Ken Abroad pun menjelaskan kepada Johan bahwa ia hanya ingin berkeliling di sekitar Pasar Tasik.

Ketika ditanya soal tarif, Johan menawar dengan harga Rp 100.000.

Tetapi, Ken Abroad menawar karena harganya beda jauh dengan taksi online.

Baca juga: Mahkota Group Beri Beasiswa dan Lab. Komputer untuk Dukung Pendidikan Berkualitas di Universitas MTU

"What's the best price you can do? (Berapa penawaran terbaikmu?)" tanya Ken Abroad.

"You can have fifty thousand Rupiah (Anda bisa naik dengan Rp50.000)," jawabnya.

Sepanjang perjalanan, Johan pun berusaha selalu berbincang dengan Ken Abroad dengan Bahasa Inggris yang ia bisa.

Ken Abroad pun nampak mengerti ucapan Johan meskipun vocabulary dan grammar-nya yang terbatas.

Penggalan video tersebut lantas viral di media sosial, yang membuat Johan menjadi banjir pujian.

Baca juga: Dua Tahun Tak Terpecahkan, 100 Saksi Diperiksa, Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Terungkap

Sosok Johan

Johan merupakan warga RT 005/RW 011 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Ia memang sengaja menyapa setiap wisatawan mancanegara dengan Bahasa Inggris agar mereka tertarik menggunakan jasanya.

"Awalnya saya bilang, 'Hello Mister, hello Miss. Where are you going?'. 

Mungkin dengan bahasa Inggris itu, mereka tertarik (untuk naik bajaj)," kata Johan, dikutip dari Kompas.com pada Selasa (17/10/2023).

"Saya speak English karena menurut saya itu bahasa global," sambungnya.

Baca juga: KISAH Mahfud MD Kena Prank Jelang Deklarasi Cawapres 2019, Diminta Ukur Baju dan Berada di Lokasi

Johan mengaku, mau tidak mau ia memberanikan diri berbicara Bahasa Inggris untuk menggaet penumpang wisatawan mancanegara.

"Kalau dia (wisman) tertarik, tunjukin map di HP, saya beraniin lagi ngomong 'you can try to me with tuk-tuk'. Dia tertarik, tinggal negosiasi harga," ungkap Johan.

6 Tahun Jadi Sopir Bajaj

Pekerjaan menjadi sopir bajaj ini sudah dilakoni Johan sejak enam tahun lalu, tepatnya 2017.

Namun, Johan baru mulai mangkal di sekitar Monas, Jakarta Pusat, sejak awal 2023.

Sebelum pindah ke Monas, Johan kerap mangkal di kawasan Tanah Abang.

Tetapi, karena pasar tersebut mulai sepi pengunjung, Johan pun mulai berkeliling Ibu Kota mencari penumpang.

Baca juga: Polda Sumut Tangkap Bandar Chips Higgs Domino Island di Binjai, Sehari Beromzet Rp 12 Juta

Ketika melintasi kawasan Monas, ia melihat bahwa di sana ramai wisatawan. Johan pun memutuskan untuk mulai mencari penumpang di sana.

"Saya di pintu Monas Selatan, di patung kuda. 

Sejak di Monas sering angkut wisatawan, tapi kalau Minggu orang-orang yang CFD (car free day)," terang Johan.

Johan pun mengaku, ia mendapatkan lebih banyak mendapatkan penumpang saat mangkal di Monas ketimbang saat masih di Tanah Abang.

"Kalau wisatawan lokal, sering angkutnya bukan wisatawan Jabodetabek tapi orang luar daerah," katanya.

Modal Belajar di Sekolah

Adapun, Johan mengasah kemampuan Bahasa Inggris miliknya melalui pembelajaran yang pernah ia dapatkan dulu sejak sekolah.

Namun, kala itu, Johan tidak berani menonjolkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris-nya.

Baca juga: Lionel Messi Menggila Padahal Baru Sembuh Cedera, Borong 2 Gol Argentina, Brasil Takluk Atas Uruguay

Tetapi, saat mangkal di Tanah Abang, Johan pernah mendapatkan penumpang WNA.

Ia masih ragu-ragu dalam menggunakan kemampuan bahasa asingnya saat itu.

Ia masih merasa bingung tentang apa yang perlu dibicarakan. 

Alhasil, Johan hanya mengantarkan orang asing itu tanpa bersuara.

"Bulenya saya bawa, tapi saya diemin. 

Saya mikir, enggak ada yang bisa saya tunjukin. 

Sejak di Monas, saya beranikan untuk ngomong pakai Bahasa Inggris," jelas dia.

Baca juga: VIRAL Sejoli Digerebek Berduaan di Toilet Masjid, Warga Curiga tak Kunjung Keluar, Polisi Dipanggil

Selain itu, ia juga merasa perlu mempertajam kemampuan yang telah dipelajari sejak SD-STM.

Ia mengaku sempat kesulitan karena bahasa Inggris yang dipelajari semasa sekolah bukanlah jenis percakapan sehari-hari.

"Yang dipelajari dan diterapkan langsung beda. 

Jadinya kalau komunikasi langsung, otomatis apa yang diucapkan jadi semrawut," ungkap Johan.

Dengan modal sapaan berbahasa inggris itu, Johan pun sudah mengangkut ratusan wisman.

Mereka datang dari berbagai negara, misalnya Belanda, Belgia, Filipina, Perancis, dan Malaysia.

Rata-rata, tujuan favorit mereka adalah Kota Tua dan Glodok. 

Namun, untuk wisman asal Belanda dan sudah berusia, mereka senang mengunjungi area makam Belanda.

Kemampuan Johan berbahasa Inggris juga pernah membuat ia menjadi penengah jika ada konflik antara wisman dengan sopir bajaj.

Baca juga: DETIK-DETIK Mahfud MD Diumumkan Jadi Cawapres Pendamping Ganjar, Berjalan Gagah Pakai Kemeja Hijau!

Johan menjadi penengah saat konflik seperti itu terjadi belum lama ini di Stasiun Gambir.

Saat itu, ia sedang melintas saat melihat seorang sopir bajaj hampir adu jotos dengan seorang wisman.

Ia langsung menghampiri sopir bajaj itu dan menanyakan akar permasalahannya.

Dia juga memberi tahu bahasa Inggris yang benar saat berbicara dengan bule.

"Kata dia, bulenya ngasih Rp 5.000 padahal yang diminta Rp 50.000. 

Saya tanya, ngomong Rp 50.000-nya gimana. Dia bilang, 'saya ngomong five thousand'. Saya bilang salah, five thousand itu Rp 5.000 kalau fifty thousand itu Rp 50.000," ungkap dia.

Setelah itu, sopir bajaj tersebut meminta tolong kepada Johan untuk memberi penjelasan ke wisman itu.

"Saya jelasin ke bulenya, 'sorry Mister the driver problem to you. 

Price Monas ke sini fifty thousand Rupiah not five thousand. This is not speak English'. Bule bilang no problem," kata Johan.

 

Artikel ini diolah Tribun Trends

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved