Tribun Wiki
Hormon Oksitosin, Hormon Kebahagiaan yang Datang saat Anda Jatuh Cinta
Apakah kamu pernah dengar mengenai hormon oksitosin? Hormon ini diyakini datang saat Anda jatuh cinta dan bersentuhan kulit
TRIBUN-MEDAN.COM,-Pernah kah kamu mendengar soal hormon oksitosin?
Dilansir dari website RSUD Kabupaten Buleleng, hormon oksitosin adalah hormon dan neurotransmitter yang memiliki peran penting dalam reproduksi dan hubungan percintaan.
Hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus di otak.
Setelah dihasilkan hipotalamus, oksitosin dipindahkan ke kelenjar hipofisis dan dilepaskan oleh kelenjar tersebut.
Baca juga: Batu Hajar Aswad, Diyakini dari Surga dan Dimuliakan Umat Islam
Bersama dopamin dan serotonin, oksitosin disebut juga sebagai hormon kebahagiaan.
Hormon ini memang disebutkan berpengaruh terhadap emosi, berperan dalam hubungan percintaan, hubungan seks, hingga hubungan anak dan orangtua.
Dalam sebuah studi yang dimuat dalam Current Opinion in Psychiatry, terapi oksitosin dipercaya memiliki efek dalam peningkatan kualitas hubungan percintaan.
Oksitosin dipercaya da[at membantu meningkatkan kesejahteraan interpersonal dan individu, sehingga berpeluang besar untuk digunakan dalam mengatasi beberapa gangguan neuropsikiatri.
Baca juga: Jadwal Seleksi Kompetensi Dasar CPNS 2023 Mahkamah Agung beserta Kisi-kisi Materinya
Penggunaan oksitosin ini diklaim dapat membantu orang-orang yang menarik diri dari interaksi sosial, anxiety, dan tidak mampu mempercayai oran lain atau memiliki masalah trust issue.
Oksitosin juga berperan dalam manajemen kemarahan. Penelitian telah menunjukkan bahwa polimorfisme tertentu dari gen reseptor oksitosin (OXTR) dikaitkan dengan kecenderungan yang meningkat untuk bereaksi dengan amarah seseorang terhadap situasi.
Sebagai Obat
Dilansir dari Kompas.com, oksitosin juga seringkali digunakan sebagai obat dengan nama merek Pitocin.
Hormon ini juga seringkali dibeikan kepada ibu hamil melalui suntikan untuk memicu kontraksi, memberi kekuatan selama persalinan, dan mengurangi pendarahan usai berlsain.
Namun, suntikan oksitosin bisa membuat detak jantung berjalan cepat dan memicu pendarahanabnormal.
Baca juga: Salam Ya Mahdi, Lagu Syiah yang Dikira untuk Palestina, Ini Lirik dan Artinya
Penggunaan oksitosin yang terlalu banyak juga bisa memicu pecahnya rahim. Itu sebabnya, pengunaan oksitosin sebagai obat memerlukan pengawasan medis.
Pada pria, kadar oksitosin yang berlebihan juga diduga bisa memicu tumor prostat jinak. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Kadar oksitosin yang terlalu sedikit juga bisa mencegah produksi asi sehingga mempersulit ibu menyusi.
Baca juga: Merpati Nicobar Atau Junai Emas, Kerabat Burung Dodo dengan Bulu yang Indah Merona
Data laman Your Hormon juga menyebut kekurangan oksitosin bisa memicu autisme dan gangguan spektruk autistik, yang menjadi kunci gangguan fungsi sosial.
Itu sebabnya, banyak ilmuwan percaya bahwa oksitosin bisa digunakan untuk mengatasi gangguan ini.
Oksitosin juga digadang-gadang bisa digunakan untuk pengobatan depresi. Namun, belum ada cukup bukti ilmiah yang mendukung teori ini.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Harimau Jawa Dinyatakan Punah Tahun 1980-an, Benarkah Muncul Lagi? |
![]() |
---|
Sejarah Keberadaan Tugu Pers Pertama Indonesia yang Ada di Bumi Rafflesia |
![]() |
---|
Profil Doli Ahmad Kurnia, Politisi Partai Golkar Kader HMI, Harta Kekayaan Rp 22 M |
![]() |
---|
Apa Itu Bakery Gluten Free yang Lagi Viral, Begini Penjelasan Dokter Soal Alergi |
![]() |
---|
Sejarah PT Sepatu Bata Tbk yang Kini Berhenti Produksi Alas Kaki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.