Breaking News

Kesehatan

Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, RSUP Adam Malik Gagas Inovasi Kesehatan Berbasis Teknologi

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) mengagas inovasi kesehatan berbasis teknologi untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB)

TRIBUN MEDAN/HO
Pemaparan terkait inovasi kesehatan berbasis teknologi dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Angka Kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi menjadi perhatian penting segala segmen dalam penurunannya.

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat angka kematian ibu pada tahun 2022 berkisar 183 per 100 ribu kelahiran. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan Malaysia dengan AKI 20 per 100 ribu kelahiran.

Berdasarkan hal itu, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) mengagas inovasi kesehatan berbasis teknologi untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB).

Hal ini disampaikan Direktur Utama RSUP H Adam Malik dr Zainal Safri MKed(PD) SpPD-KKV SpJP(K) dalam Diskusi Panel Strategi Transformasi Kesehatan Maternal dan Neonatal untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia.

Dijelaskan dr Zainal, upaya penurunan AKI/AKB di Indonesia diprediksi memang bisa mencapai target pada tahun 2024.

"Namun, kondisi di Indonesia saat ini ternyata masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain," ujar dr Zainal.

Selain itu, disparitas atau perbedaan tingkat AKI/AKB antar provinsi di Indonesia juga masih cukup tinggi. Menurutnya, kondisi ini disebabkan sejumlah faktor yang mengakibatkan terjadinya kematian perinatal.

Kondisi saat ini, deteksi risiko persalinan masih kurang optimal. Sebanyak 31 persen disebabkan oleh keterlambatan dalam memutuskan untuk merujuk oleh FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama).

"Sebagian besar rujukan dilakukan ketika ibu hamil telah mengalami komplikasi dan kegawatdaruratan. Sehingga menyebabkan terjadinya 82 persen kematian ibu di rumah sakit,” terang dr Zainal dalam paparannya pada acara di Medan itu.

Sebagai solusi, dr Zainal dan tim inovasinya mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi risiko pada ibu hamil, yang secara otomatis bisa menentukan tempat persalinan bagi ibu hamil.

“Skrining risiko kehamilan akan dilakukan menggunakan tools secara digital melalui aplikasi. Kemudian ibu hamil akan mendapat nomor register dan edukasi, serta mengetahui rumah sakit persalinan yang tepat sesuai dengan risiko kehamilannya,” lanjut dr Zainal.

Menurut dr Zainal, proyek inovasi ini mendapatkan dukungan dari sejumlah instansi terkait, terutama Kementerian Kesehatan RI dan BPJS Kesehatan.

“Dengan dukungan dari BPJS Kesehatan, nanti kita akan coba dulu di Kabupaten Deli Serdang, salah satu daerah dengan AKI/AKB yang tinggi di Sumatera Utara. Ke depannya, aplikasi ini akan terhubung dengan platform SATUSEHAT milik Kemenkes sehingga bisa diakses secara nasional,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI dr Azhar Jaya SKM MARS yang membuka kegiatan diskusi panel ini secara daring berharap inovasi teknologi kesehatan yang digagas RSUP HAM ini bisa membantu penanganan persoalan AKI/AKB yang masih menjadi masalah serius dalam bidang kesehatan di Indonesia.

Menurutnya, inovasi ini sejalan dengan transformasi kesehatan yang sedang digalakkan Kemenkes RI.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved