Viral Medsos

SOSOK Dede Dokter Gadungan Aborsi Online di Bandung, Pandu Ratusan Korbannya via WhatsApp

Kapolresta Bandung menjelaskan, praktik aborsi online itu dilakukan tersangka SM alias Dede (30) secara online atau aplikasi perpesanan WhatsApp.

|
Editor: AbdiTumanggor
Kolase TribunJabar/TribunMedan
SOSOK Dede Dokter Gadungan Aborsi Online di Bandung, Pandu Ratusan Korbannya via WhatsApp. (Kolase TribunJabar/TribunMedan) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok seorang dokter gadungan membuka praktik aborsi online di Bandung, Jawa Barat.

Polresta Bandung menjelaskan, praktik aborsi online itu dilakukan tersangka SM alias Dede (30) secara online atau aplikasi perpesanan WhatsApp.

#Aborsi Online di Bandung

Praktik aborsi online ini dilakukan dokter gadungan, Dede. Para korbannya dipandu via online, mulai dari konsultasi, sampai aborsi, hingga pasca-persalinan.

Korban dokter gadungan Dede bahkan mencapai seratus lebih dari berbagai daerah dan berbagai usia.

Kronologi pengungkapan kasus aborsi online

Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo menjelaskan, kasus tersebut berawal pada tanggal 23 Oktober 2023, tersangka Dede (30) membuka akun Facebook.

"Kemudian tersangka menawarkan jasa konsultasi untuk aborsi, hingga banyak yang tergabung dalam group facebook tersebut," ujar Kombes Kusworo di Mapolresta Bandung, Senin (6/10/2023), dikutip dari Tribunjabar.id.

Menurut Kombes Kusworo, obat yang dijual secara ilegal oleh tersangka itu sebenarnya hanya untuk penyakit mag akut atau untuk mengeluarkan dan membersihkan jaringan yang tertinggal setelah melahirkan.

Jika dikonsumsi tidak sesuai ketentuan, kata dia, bisa membahayakan. “Bahayanya, ketika mengonsumsi obat ini, namun ternyata janin tidak keluar, maka bayi cacat. Kemudian, seandainya itu keluar janin, terjadi infeksi, bisa membahayakan ibu hamil,”jelas Kusworo.

ABORSI ONLINE Dokter gadungan
Dokter gadungan dan penjual obat aborsi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Tribun Jabar/ Lutfi AM)

Berikut dirangkum Tribun-medan.com dari penjelasan Kombes Kusworo Wibowo:

  • - Tersangka dokter gadungan Dede membuka akun grup Facebook aborsi online.
  • - Selanjutnya ada pertukaran nomor WA antara yang akan aborsi dan tersangka.
  • - Korban dan tersangka melakukan konsultasi via WhatsApp (WA).
  • - Kemudian dilakukan transaksi obat terlarang atau obat ilegal.
  • - Tersangka Dede sudah sejak tahun 2021 melakukan aksinya menjual obat ilegal dan aborsi online.
  • - Korbannya mencapai seratusan orang. Dari hasil pemeriksaan hanphone Dede, para korban di antaranya dari Bandung, sisanya dari luar kota, ada yang dari Kupang, Sumatera, dan berbagai tempat lainnya.
  • - Dokter gadungan Dede warga Cimahi, mendapatkan obat ilegal tersebut dari RI alias Iwan (28) warga Karawang.
  • - Tersangka Iwan mendapatkan obat tersebut dari seseorang yang di Jakarta dan kini masih dalam pengejaran.
  • - Kedua tersangka SM alias Dede (30) dan RI alias Iwan (28) ditangkap di dekat tol Soroja, Desa Parungserab, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: MISTERI Derita Dunia Mahasiswi CA, Meninggal Tak Wajar di Mobil dan Tinggalkan Dua Surat

  • - Pengakuan tersangka Dede, paling banyak korbannya berusia 20 tahun ke atas. Ada yang belum menikah dan ada juga yang sudah menikah dengan alasan karena terlalu banyak anak.
  • - Kandungan korban yang diaborsi via online dengan meminum obat ilegal itu maksimal berusia 4 bulan dan pengakuan tersangka Dede, tak ada yang sampai meninggal dunia.
  • - Tersangka Dede membeli dari RI alias Iwan (28) Rp 2,5 juta setiap 12 strip obat. Lalu, dijual kepada korbannya dengah harga Rp1,5 juta per satu strip obat "aborsi" tersebut. Satu strip obat ilegal untuk aborsi yang Dede jual berisi sepuluh butir. "Per butirnya saya jual Rp 150 ribu," ujarnya.

  • - Tak hanya menjual obat aborsi ilegal, pelaku Dede juga terus memandu para korbannya mulai bagaimana cara mengkonsumsi obat hingga proses mengeluarkan janin. Setelah janin keluar, fotonya dikirim kepada tersangka.

  • - Tersangka Dede mengaku belajar dari Google untuk melakukan aborsi. Untuk meyakinkan para korbannya, Dede mengaku sebagai dokter. "Di WA, saya mengaku sebagai Dr Ganesha SM,"ujarnya.

  • - Dede mengaku mendapatkan pengetahuannya tentang aborsi dari hasil pencariannya di Google. Dede mengaku sudah memandu praktik aborsi dengan memanfaatkan grup Facebook dan Whatsapp sejak tahun 2021. "Dari tahun 2021, korban ada 100 orang lebih," kata Dede.

  • - Atas perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 435 UU Kesehatan, yaitu barang siapa tidak sesuai dengan keahlian atau kewenangannya melakukan praktik farmasi atau menyediakan fasilitas farmasi tanpa izin. Ancaman hukumannya, minimal pidana penjara 5 tahun, maksimal 12 tahun pidana penjara.

Dokter gadungan dan penjual obat ilegal aborsi online
Dokter gadungan dan penjual obat aborsi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Tribun Jabar/ Lutfi AM)

Penjelasan IDI Bandung

Sementara, Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung, Dokter Rois, mengatakan obat-obatan yang dijual SM alias Dede, tersangka praktik aborsi ilegal yang ditangkap Polresta Bandung adalah obat-obatan yang bukan saja tak boleh dijual bebas, tapi juga tak boleh diresepkan oleh sembarang dokter.

Obat-obatan aborsi itu, ujarnya, hanya boleh diresepkan oleh dokter kebidanan. "Dokter medis tidak diperbolehkan mengeluarkan resep itu," ujarnya kepada TribunJabar.id di Mapolresta Bandung, Senin (6/10/2023).

Obat-obatan itu, ujar Dokter Rois, juga hanya diperuntukkan pada kondisi tertentu, supaya tidak terjadi pendarahan. "Sementara ini (oleh tersangka) digunakan untuk yang lain,"kata Dokter Rois.

Dokter Rois mengakui, obat yang dijual oleh tersangka dalam praktik aborsinya itu juga bisa digunakan untuk penyakit yang lain, tapi itu pun hanya bisa digunakan di rumah sakit. "Ini betul-betul sudah keluar dari aturan medisnya. Kalau di kebidanan untuk menghentikan pendarahan, dan jaringan sisa. Tapi ini malah digunakan untuk pengguguran kandungan,"katanya.

Tentu, kata Dokter Rois, terdapat risiko menggunakan obat tersebut untuk menggugurkan kandungan. Selain bisa menimbulkan infeksi, penggunaan obat tersebut secara sembarangan juga bisa memicu terjadinya pendarahan. 

"Pendarahan kalau syok bisa bisa mengakibatkan meninggal. Infeksi juga kalau menyeluruh, sama juga, ujung-ujungnya harus ke rumah sakit, dan bisa mengakibatkan meninggal dunia," ujarnya.

(*/tribun-medan.com)

Baca juga: Mahasiswi Unair CA yang Ditemukan Tewas di Mobil Meninggalkan 2 Surat, Berikut Isinya 

Baca juga: TERNYATA Ada 2 Surat yang Ditinggalkan Mahasiswi Unair CA, Satu untuk Ibunya dan Satu untuk Pamannya

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter       

Artikel ini diolah dari TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved