Berita Viral

TANGIS Pelaku Bully Siswa SD di Bekasi, Tak Nyangka Fatir Diamputasi: Memang Salah Bercanda?

Beginilah tangis pelaku bully berinisial L (12) terhadap teman sebaya SD di Bekasi yakni Fatir alias FAA (12) yang harus diamputasi usai ditendang ole

wartakotalive
Kisah pilu seorang bocah SD di Bekasi, kaki diamputasi, gegara ditendang temannya di sekolah. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Beginilah tangis terduga pelaku bully berinisial L (12) terhadap teman sebaya SD di Bekasi yakni Fatir alias FAA (12).

Adapun baru-baru ini terduga pelaku bully L mengaku merasa tertekan saat mengetahui korbannya Fatir diamputasi.

Pembully L tidak menyangka bahwa niatnya yang ingin bercanda justru membawa petaka bagi teman sekolahnya tersebut.

Mendengar kabar salah satu kaki FAA harus diamputasi, L pun hanya bisa menangis melihat keadaan korbannya tersebut.

Ia mengaku merasa bersalah atas perbuatannya yang telah merugikan teman sebayanya itu.

PILU Bocah SD Harus Diamputasi, Awalnya Ditendang Teman Takut Lapor Ortu, Kaki Kena Kanker Tulang
PILU Bocah SD Harus Diamputasi, Awalnya Ditendang Teman Takut Lapor Ortu, Kaki Kena Kanker Tulang (Instagram)

Seperti diketahui, perisriwa pembullyan itu bermula saat FAA diajak lima temannya untuk jajan di luar sekolah, pada Februari 2023 silam.

Namun, di tengah perjalanan, F mendapat perlakuan tak menyenangkan dan kakinya di-sliding oleh temannya.

FAA pun mengalami luka dibagian tangan dan memar pada dengkul kaki.

Diana (40) ibunda F, yang mencari keadilan dan telah melaporkan kasus pembullyan anaknya ke polisi.

Disisi lain, FAA sempat curhat jika saat ini hari-harinya terasa berbeda semenjak kakinya diamputasi.

Dulu FAA kerap membantu orang tuanya, namun semenjak diamputasi FAA jadi kesulitan untuk melakukan aktivitasnya.

FAA sedih karena tak bisa lagi bekerja untuk membantu sang ibu.

Pilu nasib siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat berinisial FAA (12) menjadi korban bully di sekolah hingga harus kehilangan salah satu kakinya
Pilu nasib siswa SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat berinisial FAA (12) menjadi korban bully di sekolah hingga harus kehilangan salah satu kakinya (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

L, terlapor dugaan kasus bullying atau perundungan di Bekasi pun merasa bersalah dan tertekan usai jadi sorotan banyak pihak.

Bocah 12 tahun itu tak pernah mengira bercandaannya bakal berakibat fatal.

L sempat mencurahkan penyesalannya dan merasa sangat bersalah saat mengetahui Fatir diamputasi.

Baca juga: TERNYATA Ada 2 Surat yang Ditinggalkan Mahasiswi Unair CA, Satu untuk Ibunya dan Satu untuk Pamannya

Baca juga: MOTIF Perkelahian Geng John Kei vs Nus Kei yang Akibatkan Satu Orang Tewas Ditembak di Kepala

Hal ini diungkapkan Sutrisna Wijaya, kuasa hukum terlapor berinisial L (12).

"Dia nangis bilang ke mamahnya 'memang saya salah bercanda sampai kaya gitu mah, kasihan sama korban sampai enggak punya kaki mah'," kata kuasa hukum terduga pelaku, Sutrisna Wijaya, dilansir dari Tribunjakarta.com, Selasa (7/11/2023).

Sutrisna mengaku kliennya merasa tertekan setelah kasusnya menjadi perhatian hingga memasuki proses hukum.

"Ada tekanan di anak, karena merasa cuman nyelengkat kok jadi separah ini masalahnya," kata Sutrisna.

Sutrisna mengungkapkan kliennya hanyalah anak biasa yang senang bermain dan bercanda layaknya anak-anak pada umumnya.

Baca juga: Caroline Angelica Sempat Peluk Erat Adiknya Sebelum Ditemukan Tewas Isap Gas Helium Dalam Mobil

Baca juga: Sempat Bohong, Terkuak Mario Dandy Diberi Uang Jajan Rp 6 Juta Saat SMA dan Rp 2 Juta Saat SMP

L, lanjut Sutrisna, tak pernah ada niat melakukan bullying.

Apalagi sampai mencelakakan teman sekolahnya saat masih menuntut ilmu di SDN Jatimulya 09 Bekasi.

"Si anak (L) merasa bersalah, tapi dalam posisi bercanda kalau dia tau akan separah ini mungkin enggak akan nyelengkat orang lain," ucapnya.

Dia dan keluarga kerap ditanya, hal ini membuat anak di bawah umur tersebut merasa tertekan dan mengganggu mentalnya.

"Karena informasinya ada tekanan di anak, karena merasa saya cuman nyelengkat kok jadi separah ini masalahnya," ujarnya.

Prabowo Turun Tangan Bantu Pengobatan Bocah Diamputasi Gegara Ditabrak Truk saat Selamatkan Kucing
Prabowo Turun Tangan Bantu Pengobatan Bocah Diamputasi Gegara Ditabrak Truk saat Selamatkan Kucing (Tribun Medan)


Sementara kini, Penyidik Polres Metro Bekasi dalam waktu dekat bakal menetapkan tersangka.

Menanggapi hal itu, Sutrisna selaku kuasa hukum menegaskan, pihaknya mengikuti segala proses yang berjalan di Polres Metro Bekasi.

"Terkait langkah hukum kita mengikuti prosedur saja, kita juga sudah menemui penyidik terkait pemeriksaan saksi-saksi," kata Sutrisna.

Dia memastikan, kliennya bukan dari kalangan yang memiliki kekuatan mempengaruhi proses hukum apalagi kebal hukum.

Dia menegaskan, kliennya hanyalah anak dari seorang rakyat biasa yang patuh terhadap hukum yang berlaku.

"Isu-isu kita kebal hukum engga kok, kita keluarga, kita rakyat, kita bukan pejabat atau segala macam," tegasnya.

Selanjutnya, kuasa hukum akan terus mendampingi proses hukum sesuai tahapan yang disampaikan penyidik Polres Metro Bekasi.

"Untuk selanjutnya itu kembali ke penyidik selanjutnya seperti apa, kita sih mengikuti saja," jelas dia.

Sebelumnya diberitakan, siswa berinisial FAA (12) selanjutnya disebut Fatir, terpaksa kehilangan kaki kirinya usai menjalani operasi kanker tulang di RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Peristiwa terjadi pada Februari 2023 lalu ketika Fatir hendak ke kantin.

Saat itu, dia bersama kelima temannya termasuk terduga pelaku jajan ke kantin sekolah lalu disliding hingga jatuh.

Usai dibully, F justru diminta teman-temannya untuk tidak mengadukan hal tersebut kepada orangtuanya dan pihak sekolah.

"F mulai di-bully, maksudnya (perundungan verbal), 'Jangan nangis', 'enggak usah ngadu sama Mama', 'enggak usah ngadu sama guru', seperti itu," ucap Diana.

F kemudian ditinggal oleh kelima temannya, hingga sang anak harus ngesot demi mencari es batu lantaran mengeluhkan sakit ditangannya.

"Nah, mereka lanjut jajan, F itu ngesot sendiri mencari es batu, karena tangannya sakit, merah. Dia enggak jadi jajan, balik ke kelas," ucapnya.

Ironisnya, temannya bukan menolong, tapi justru menertawakan dan mengolok-oloknya seraya mengancam.

Aksi bullying itu berlanjut hingga kembali ke kelas kendati teman-temannya melihat F yang tengah kesakitan.

"Sampai di kelas, diperolok lah lagi dengan teman-temannya sampai memperagakan Fatir jatuh," imbuhnya.

Diana, orangtua F mengungkapkan, putranya sudah berulang kali menjadi korban pembullyan.

Begitupula dengan hari-hari berikutnya, tindakan bullying masih terus berlangsung.

Namun, kedua orang tua F baru mengetahui kejadian anaknya tersebut setelah tiga hari pasca kejadian.

F tidak bisa bangun dari tempat tidurnya karena merasakan sakit pada kaki kirinya.

Menurut Diana, putranya menutup-nutupi apa yang dialaminya lantaran ketakutan karena diancam oleh teman-temannya.

Diana memaksa sang anak untuk bercerita.

"Lukanya itu tidak ada, tapi kakinya kayak memar, saya desak Fatir bicara akhirnya diceritakanlah kronologinya," imbuhnya.

Diana lalu membawa anaknya berobat ke klinik terdekat dan diberikan pereda nyeri, tetapi tidak ada perubahan.

"Di rontgen dan dirujuk ke MRI, didiagnosis ada infeksi dalam itu pada akhir Maret, karena prosesnya enggak cepat, kami berusaha obati dulu," imbuhnya.

Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan tapi tidak kunjung membuahkan kesembuhan, bahkan kondisi F semakin memburuk.

Puncaknya pada Agustus 2023, Fatir harus menelan pil pahit kaki kirinya harus diamputasi karena didiagnosis kanker tulang.

Diana mengatakan, dari keterangan dokter, salah satu pemicu penyakit tersebut karena adanya benturan.

"Iya (kata keterangan dokter) ada (pemicunya karena jatuh), pemicunya benturan," tutur dia.

Hasil pemeriksaan sebelumnya di RS Hermina, diagnosis berupa infeksi bagian dalam.

Upaya mencari second opinion sebelum dilakukan tindakan operasi ke sejumlah RS lain, seperti RS Pondok Indah dan RS Cipto Mangunkusumo juga telah dilakukan.

Itu karena kondisi kaki Fatir yang terus memburuk tindakan amputasi harus dilakukan dan dirujuk ke RS Dharmais.

Lanjut Diana menjelaskan, dokter di RS Dharmais memutuskan melakukan tindakan operasi amputasi, karena kondisi kaki Fatir yang dalam observasi terakhir didiagnosis kanker tulang.

"Informasi dari dokter, benturan dan cedera yang dialami Fatir memicu aktif munculnya kanker tulang dan sekarang sudah menyebar dan terjadi pendarahan, jadi harus diamputasi," pungkas Diana.

Kini Fatir tengah dirawat di HCU RS Kanker Dharmais Jakarta usai tindakan amputasi karena kondisnya yang menurun.

Diana menyatakan operasi amputasi merupakan jalan terakhir yang diambil karena sejumlah pemeriksaan di 3 rumah sakit berbeda mulai dari rontgen, hingga MRI, menyatakan hasil yang sama.

"Saya dan keluarga terpukul dengan kejadian ini, apalagi anak saya masih berusia anak-anak dan masa depannya masih panjang. Saya berharap keadilan atas kasus yang menimpa anak saya," ucap Diana.

Tidak sampai disitu, Diana yang berstatus single parents dengan dua orang anak ini harus kehilangan pekerjaannya, karena harus mendampingi Farid untuk menjalani pengobatan dan perawatan.

Upaya mencari keadilan juga telah dilakukan mulai dari melaporkan ke pihak sekolah hingga ke Polres Metro Bekasi.

"Saya sudah lapor ke Polres Metro Bekasi pada 17 April 2023.

Laporan ini karena saya tidak mendapatkan keadilan dan jalan keluar dari pihak sekolah maupun keluarga pelaku atas aksi bullying dan dampaknya yang sedang dialami anak saya," jelas warga Jatimulya ini.

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter      

 


 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved