Berita Internasional
Pengantin Wanita Tewas di Malam Pernikahan, 8 Tahun Kemudian Terkuak Kebenaran yang Mengejutkan
Ketika seseorang menjadi gelap mata karena tak kuasa menahan emosinya, maka tak menutup kemungkinan ia akan melakukan tindakan mengerikan.
Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.COM – Ketika seseorang menjadi gelap mata karena tak kuasa menahan emosinya, maka tak menutup kemungkinan ia akan melakukan tindakan yang tak seharusnya seperti yang dilakukan pria bunuh istri di malam pernikahan lalu kabur.
Kasus pria bunuh istri di malam pernikahan lalu kabur itu terjadi di Chongqing, China.
Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn, tragedi pria bunuh istri di malam pernikahan lalu kabur itu terjadi pada 25 Januari 2001.
Hari itu, seluruh warga desa tengah menantikan pernikahan pasangan muda Ning Huaiqing dan Wang Lan.
Keduanya diketahui bertemu lewat perjodohan.
Pada usia 30 tahun, Ning yang telah bekerja di Beijing masih belum menikah karena belum memiliki tabungan karena keadaan keluarganya yang sulit.
Orangtua Wang pun yang sangat khawatir terhadap putra mereka pun menjodohkannya dengan wanita seusianya yang dikenalkan oleh sepupu Ning.
Nama belakang wanita ini adalah Lan dan keluarganya kaya.
Karena ia anak satu-satunya, tuntutan orangtuanya pun sangat tinggi.
Tak heran selama bertahun-tahun ia masih belum menemukan jodoh yang sesuai.
Keluarga Wang Lan mengatakan bahwa siapa pun yang ingin menikah dengan putri mereka harus membangun rumah untuk putrinya dan membangunnya dekat dengan rumah keluarganya.
Karena persyaratan tersebut, di usia 28 tahun, Wang Lan masih belum memiliki pria untuk dilamarnya.
Oleh karena itu, orang tua Ning mempunyai ide untuk menjodohkan putra mereka dengan Wang.
Setelah berdiskusi, kedua keluarga mencapai kesepakatan.
Ning mengambil tabungan 30 ribu yuan (sekitar Rp 64 juta) untuk membangun rumah baru di sebelah rumah keluarga Wang dan tinggal di sana bersama istrinya kelak.
Meskipun Ning tidak menolak permintaan tersebut, hatinya masih merasa tidak nyaman.
Bahkan Ning dan Wang seringkali tidak akur karena hal tersebut.
Ning tidak hanya harus menghabiskan tabungannya, tapi ia juga harus tinggal dekat dengan mertuanya, jadi ia cukup kesal.
Dalam sekejap mata, satu tahun berlalu dan rumah baru selesai dibangun.
Atas desakan kedua keluarga, mereka akhirnya menikah.
Para tamu dan penduduk desa semuanya datang ke pernikahan Ning dalam jumlah besar.
Namun, pada malam tanggal 25 Januari 2001, polisi setempat menerima kabar bahwa pengantin wanita telah dibunuh.
Mereka menemukan mayat Wang di rumah baru.
Hasil autopsi mengungkapkan bahwa Wang Lan meninggal karena tercekik dan mati lemas.
Namun, pengantin pria, Ning tidak tampak setelah pembunuhan terjadi.
Polisi menduga bahwa pembunuhnya adalah pengantin pria dan segera memburu dan menangkapnya.
8 tahun berlalu, Ning melarikan diri tanpa kabar.
Pada tahun 2009, polisi menerima kabar tentang Ning.
Pada bulan Juni 2009, beberapa polisi tiba di sebuah pabrik di Jinjiang (Fujian, China) untuk mencari pembunuh yang membunuh 8 tahun lalu.
Melihat polisi muncul, kaki Ning gemetar dan ia pingsan.
"Ning, apakah kamu ingat malam pernikahanmu 8 tahun lalu?"
Pertanyaan polisi itu sontak membuat Ning takut.
Setelah ditangkap, Ning mengaku telah menyerang istrinya delapan tahun lalu.
Polisi menanyakan alasannya, Ning terdiam beberapa saat lalu membeberkan alasannya yang mengejutkan banyak orang.
Ternyata di malam pernikahan 8 tahun lalu, Wang Lan mengajukan permintaan yang berlebihan.
Ia meminta suaminya untuk memberinya 40 ribu yuan (sekitar Rp 85 juta) jika ia ingin berbagi kamar dengannya.
Tanpa uang itu, Wang tidak mau melakukan hubungan badan.
Mendengar itu, Ning sangat marah sebab seluruh tabungannya telah ia gunakan untuk membangun rumah di dekat rumah istrinya tapi sang istri malah mengajukan permintaan lain lagi.
Terlalu marah, Ning pun mencekik dan membunuh istrinya tepat di rumah barunya.
Awalnya, ia berniat bunuh diri untuk menghindari kejahatan.
Tapi setelah tenang kembali, Ning berbicara dengan ayahnya, sang ayah malah membantu putranya melarikan diri dengan membawa 1.000 yuan (sekitar Rp 2 juta).
Selama 8 tahun tersebut, Ning mengganti kartu identitasnya dan pindah ke Fujian untuk bekerja di sebuah pabrik.
Di sini, ia tidak hanya menjadi pekerja teladan tetapi juga menikah dan mempunyai anak.
Ia pikir hidupnya akan selalu damai sampai polisi datang dan menangkapnya.
Ning akhirnya dihukum karena pembunuhan.
(cr32/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berkunjung ke Rumah Calon Suami, Wanita Ini Syok Bertemu Sosok yang Tahu tentang Masa Lalunya |
![]() |
---|
Pergoki Calon Suami Mesra-mesraan dengan Ibunya di Kamar Mandi, Wanita Ini Batalkan Pernikahan |
![]() |
---|
Mempelai Pria Tewas Akhiri Hidup, Diduga karena Tuntutan Tambahan Mahar dari Pihak Pengantin Wanita |
![]() |
---|
Dibutakan Cinta kepada Pamannya, Wanita ini Bunuh Suaminya 45 Hari setelah Pernikahan |
![]() |
---|
Viral Curhat Pria Selingkuh setelah Istri Melahirkan, Diam-diam Berhubungan Badan dengan Mertua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.