Berita Viral

Israel Diisukan Bangkrut, Benjamin Netanyahu Sampai Minta Warga Sumbang Dana Rp1,4 M Bantu Perang

Hal ini pun menimbulkan isu bahwa Israel bangkrut. PM Israel Benjamin Netanyahu pun sampai meminta warga untuk menyumbang dana sebesar Rp1,4 miliar un

Editor: Liska Rahayu
KOMPAS.COM
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu 

TRIBUN-MEDAN.com - Perang melawan Hamas di Palestina sepertinya menguras dana pemerintah Israel.

Hal ini pun menimbulkan isu bahwa Israel bangkrut. PM Israel Benjamin Netanyahu pun sampai meminta warga untuk menyumbang dana sebesar Rp1,4 miliar untuk bantu perang. 

Hal ini terkuak dari pengumuman Kementerian Keuangan Israel.

Mereka merilis aturan baru yang memperbolehkan pemerintah Tel Aviv untuk menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung biaya operasional perang.

Lewat peraturan tersebut nantinya masyarakat Israel, perusahaan swasta maupun yayasan filantropi bisa memberikan sumbangan dana secara langsung kepada pemerintah pusat, sebagaimana dikutip dari laman Haaretz

“Pemerintah merilis pedoman baru agar diperbolehkan menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung perang, kebijakan tersebut juga mengizinkan pemerintah untuk memperpanjang masa berlakunya," ujar Kementerian Keuangan Israel.

Adapun besaran donasi atau sumbangan yang bisa diberikan masyarakat yakni maksimal sebesar 94 ribu dolar untuk organisasi bisnis dan 130 ribu dolar AS untuk organisasi nirlaba.

Kebijakan baru itu diadopsi PM Israel Benjamin Netanyahu usai negaranya mengalami defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel atau sekitar 6 miliar dolar AS selama Oktober 2023.

Tak sampai disitu, memanasnya perang antara pasukan Israel dengan militan Hamas di jalur Gaza membuat pendapatan Israel selama bulan sebulan terakhir turun 15,2 persen dampak penangguhan pajak dan susutnya pendapatan jaminan sosial.

“Sebagai sebuah persentase dari PDB, defisit selama 12 bulan sebelumnya naik menjadi 2,6 persen di bulan Oktober dari 1,5 persen di bulan September,” kata kementerian Keuangan Israel.

Bahkan akibat pembengkakan defisit sejumlah layanan keuangan global, seperti S&P terpaksa memangkas prospek peringkat Israel menjadi negatif, diikuti Moody's dan Fitch yang kompak meninjau ulang peringkat Israel untuk kemungkinan penurunan peringkat.

Meski penggalangan dana dapat menyelamatkan Israel dari ancaman deflasi, namun kebijakan tersebut mengundang kritik sejumlah pihak.

Termasuk direktur lembaga pemikir kebijakan Adva Center, Prof. Yossi Dahan, menurutnya sumbangan yang didapat dari masyarakat tidak dapat diterima untuk menjalankan fungsi operasional suatu negara, lantaran cara ini dapat mengganggu stabilitas dan kesejahteraan warganya di tengah ancaman perang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (KOMPAS.COM)

Sejumlah ekonom menilai kemunduran yang dialami Israel merupakan sinyal bahwa negara ini mulai mengalami kebangkrutan.

Proyeksi tersebut diperkuat dengan pernyataan Bank Dunia yang menyebut ekonomi Israel tengah mengalami kemerosotan tajam buntut dari anjloknya ekspor Israel ke Palestina sebesar 24 persen serta gerakan boikot yang dilakukan masyarakat global terhadap perusahaan yang dianggap mendukung Israel.

Israel sempat menuding lubang di rumah sakit Gaza sebagai terowongan para pejuang Hamas.

Namun ternyata hasil investigasi digital Al Jazeera membuktikan kalau tuduhan tersebut salah besar.

Lubang di rumah sakit Gaza bukanlah terowongan para pejuang Hamas, melainkan tempat penampungan air.

Ya, sanad badan investigasi digital Al Jazeera telah membantah tuduhan Israel yang menyebut adanya terowongan yang terintegrasi dengan gerakan Hamas.

Sebelumnya, klaim terbaru otoritas Israel bahwa ada terowongan untuk pejuang Hamas di bawah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Prostetik Sheikh Hamad bin Khalifa, yang umumnya dikenal sebagai Rumah Sakit Qatar.

Investigasi yang dilakukan Sanad Agency Al Jazeera tak membenarkan hal itu.

Rupanya sebuah lubang yang diklaim Israel sebagai terowongan para pejuang Hamas hanyalah tempat penampungan air untuk rumah sakit.

Diketahui pihak berwenang Israel sering mengklaim bahwa ada bunker komando dan terowongan utama yang berada di bawah rumah sakit Gaza.

Dilaporkan tuduhan Israel itu sebagai pembenaran untuk menargetkan fasilitas kesehatan, yang dilindungi hukum internasional dalam perang, mengutip Al Jazeera, Kamis (9/11/2023).

Sebuah video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan sebuah lubang di halaman rumah sakit, tepat di sebelah tembok luar, yang mereka duga mengarah ke terowongan Hamas.

Namun, penyelidikan Sanad menunjukkan bahwa ini hanyalah pintu masuk untuk reservoir air.

Reservoir air ini digunakan rumah sakit untuk mengisi kolam terapi bagi orang yang diamputasi, mengairi lahan, dan sumber air cadangan jika terjadi keadaan darurat.

Sanad menganalisis rekaman satelit dan arsip pembangunan rumah sakit dan berbicara dengan salah satu insinyur asli yang membangunnya.

Rumah sakit yang dibangun Qatar ini mulai beroperasi pada 2019.

Seperti rumah sakit lain di Jalur Gaza yang terkepung, rumah sakit tersebut telah dirusak oleh pemboman udara Israel yang tiada henti yang menargetkan fasilitas medis.

70 Persen Warga Gaza Tergusur Secara Paksa, Israel Telah Jatuhkan 30.000 ton Bahan Peledak

Sebanyak 70 persen penduduk Gaza dilaporkan telah mengungsi akibat serangan masif yang dilakukan oleh Israel.

Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza mengatakan 50 persen rumah di seluruh Gaza rusak akibat pemboman Israel.

Pihak berwenang di Gaza pada hari Selasa (7/11/2023), mengatakan 70 persen warga Gaza telah tergusur secara paksa dari rumah.

“(Sebanyak) 50 persen unit rumah di seluruh Gaza rusak akibat serangan (Israel), dan 10 persen unit rumah hancur total atau tidak dapat dihuni," lapor Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza, mengutip Anadolu Agency.

Seperti diketahui, menurut angka terbaru, populasi Gaza diperkirakan mencapai 2,3 juta jiwa.

Dikatakan juga, setengah dari jumlah rumah sakit di Gaza dan 62 persen pusat layanan kesehatan di Gaza tidak dapat beroperasi.

Dilaporkan Palestina masih terus mendapat dampak serangan Israel secara bertubi-tubi.

Tercatat tentara Israel menjatuhkan sekitar 30.000 ton bahan peledak di Gaza sejak serangan awal meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.

Tak hanya itu Israel juga telah melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza, menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.

Setidaknya kini 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 wanita, tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza.

Jumlah korban tewas di Israel hampir 1.600, menurut angka resmi.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved