Berita Viral

Viral Menu Pencegah Stunting Hanya Nasi dan Kuah Sop, Padahal Dianggarkan Rp18 Ribu Per Paket

Viral menu pencegah stunting di Depok hanya berisi nasi dengan kuah sop, padahal menu yang disajikan dengan anggaran Rp18 ribu per paket

|
KOLASE/TRIBUN MEDAN
Viral menu pencegah stunting di Depok hanya berisi nasi dengan kuah sop. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Viral menu pencegah stunting di Depok hanya berisi nasi dengan kuah sop.

Padahal menu pencegah stunting disajikan dengan anggaran Rp18 ribu per paket namun di Depok hanya berisi nasi, kuah sop dan tahu rebus.

Menu pencegah stunting yang berisi nasi, kuah sop dan tahu rebus inipun ramai dikritik.

Masyarakat pun menilai bahwa menu pencegah stunting yang diberikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok di Kecamatan Tapos itu belum mampu menunjang asupan gizi anak.

Menanggapi temuan ini, Dinkes Kota Depok mengakui ada kekeliruan dalam program PMT di Kecamatan Tapos.

"Di Kecamatan Tapos terjadi ketidaksesuaian menu dan ada arahan yang belum sesuai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat Mary Liziawati dilansir Tribun-Medan.com dari Kompas.com, Kamis (16/11/2023).

Foto viral menu makanan pencegah stunting dari Pemerintah Kota Depok cuma tahu putih
Foto viral menu makanan pencegah stunting dari Pemerintah Kota Depok cuma tahu putih dan sawi diberi kuah.

Menurut Mary, kekeliruan terjadi karena kader posyandu yang mendistribusikan makanan tambahan tidak tersosialisasi dengan baik.

"Memang harapannya kemaren sudah tersosialisasikan ke kader di bawah, tapi ada saja kader yang mungkin ketinggalan. Seperti di Tapos, belum terjadi koordinasi yang baik, lintas sektor di hari pertama," ujar Mary.

Padahal, kecamatan lainnya di Kota Depok menerapkan menu PMT sebagaimana dalam ketentuan dinkes, yakni berupa makanan kudapan untuk enam hari, dan makanan lengkap di hari ketujuh.

"Karena di kecamatan lain sih benar menunya, berjalan baik. Di kecamatan lain kan kudapan, eh di Tapos kok nasi, gitu ya," tutur Mary.

Berkaca pada peristiwa ini, Mary mengeklaim telah mengevaluasi program PMT di Tapos pada Jumat (10/11/2023) sehingga menu PMT pada hari berikutnya telah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan Dinkes Depok.

"Jadi ini menjadi evaluasi kami. Kita dengan kejadian ini melakukan evaluasi secara intens. Alhamdulillah di hari kedua Kecamatan Tapos sudah memperbaiki menu, menunya sudah berupa kudapan sesuai ketentuan," kata Mary.

Menanggapi hal ini anggota Komisi D DPRD Kota Depok Ikravany Hilman mengaku geram.

Ikra mempertanyakan kandungan gizi dalam makanan tersebut.

Sebab, program itu seharusnya bertujuan untuk menurunkan tingkat stunting di Kota Depok.

"Sangat tidak layak, enggak ngerti apa pertimbangannya," kata Ikra.

Menurut Ikra, Pemerintah Kota Depok seharusnya memberikan makanan yang bergizi, seperti telur, ikan, atau daging.

Terlebih, anggaran program tersebut sekitar Rp 4,4 miliar, dengan rincian Rp 18.000 untuk satu paket makanan.

"Ini seolah-olah ingin menggugurkan kewajiban saja, padahal anggarannya itu hampir Rp 4,4 miliar," kata dia.

"Yang namanya tambahan itu mesti diukur, yang biasanya ada di rumah tangga, nasi ada, tahu tempe biasanya ada. Nah yang enggak ada apa? Itu yang harus ditambahin dong, susu, buah, atau tambahan telur, ikan, daging," imbuh Ikra.

Makanan yang diberikan pun, Ikra menuturkan, tak harus menu yang sudah matang.

"Kan makanan tidak harus yang dimasak, bisa saja (diberikan) yang mentah biar dimasak," tutur dia.

Ikra pun geram karena Pemkot Depok terkesan asal-asalan menyiapkan menu makanan pencegah stunting.

"Anggaran Rp 4,4 miliar maka harus punya impact terjadi peningkatan nutrisi warga. Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Ini kalau jadi konten TikTok sound-nya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," celetuk dia.

Ika juga memanggil semua pihak terkait menu pencegah stunting tersebut.

"Ini sebetulnya yang carut-marutnya seperti apa? Jumat, makanya Komisi D terpaksa untuk mengundang rapat. Saya minta dinkes, puskesmas, dan pihak ketiganya datang. Nanti rapatnya bersifat terbuka, jangan dibikin tertutup," pungkasnya.

Baca juga: SIASAT LICIK Ahmad Yuda Siregar Kuras Harta Istri Siri dan Bikin Skenario Tutupi Jejak Pembunuhan

Baca juga: Viral Dokter Hilang Misterius dalam Kondisi Hamil, Teman Dekat Ungkap Sikap Asli Suami


Menu Cegah Stunting Malah Berisi Jajanan Gopekan di Aceh

Sebelumnya, menu pencegah stunting juga ramai dikritik di Aceh.

Dimana viral di media sosial curhatan warga di Aceh Utara soal menu pencegahan stunting berupa jajanan.

Hal itu diungkapkan warga Aceh Utara bernama Yulia yang memprotes menu pencegahan stunting berupa jajanan Rp 500-an atau gopekan.

Yulia dalam hal itu mempertanyakan menu yang diberikan oleh posyandu tidak sesuai dengan imbauan dari Presiden Joko Widodo.

Dimana sebelumnya Jokowi sudah menghimbau petugas kesehatan untuk memberi menu seperti telur, susu, ikan, daging, dan sayuran.

Namun, warga Aceh Utara malah mendapatkan jajanan gopekan sebagai menu pencegah stunting.

Jajanan yang diperlihatkan oleh Yulia pun bahkan tidak memiliki nilai gizi.

“Gimana stunting mau dicegah kalau makanan dari Posyandu masih Kek Gini,” ujar Yulia sambil memperlihatkan beberapa jajanan tak bergizi.

VIRAL Video Wanita Protes Dapat Jajanan Receh dari Posyandu untuk Cegah Stunting: Ada Nilai Gizinya?
VIRAL Video Wanita Protes Dapat Jajanan Receh dari Posyandu untuk Cegah Stunting: Ada Nilai Gizinya? (TikTok)

Video yang diunggah di akun Tiktok @abayabest itu sudah mendapat komentar dari netizen mencapai 5.466 pada Minggu (27/8/2023).

“Ada nilai gizinya? menambah berat badan?,” tambah Yulia.

Menurut Yulia, jajanan yang dibagikan tersebut sama seperti jajanan yang dijual di kios.

Bahkan menurutnya para ibu-ibu juga masih sanggup membeli untuk anak mereka.

Dari beberapa jajanan yang diperlihatkan dalam video tersebut, Yulia menyebutkan dua jajanan yang harga Rp 500-an sudah dimakan adiknya.

Baca juga: DITANYA Soal Investasi di Medan Zoo, Raffi Ahmad Beri Jawaban Ngambang:Ini Bikin Zoo di Jakarta Dulu

Baca juga: Bantu Korban Banjir Bandang Sihotang, Ketua DPD PDI-P Sumut Kirim Pangan Pada Warga Terdampak

“Kalau jajanan seperti itu mak-mak yang ada di Desa Matang Panyang Insyaallah sanggup membelinya,” katanya.

Karena makanan yang diberikan untuk mencegah stunting sama seperti jajanan yang biasa dimakan anak-anak.

Pemberian makanan tersebut menurut Yulia, juga tidak mensupport sesuai dengan tujuan dari Posyandu,

Tujuan dari Posyandu kata Yulia, untuk imunisasi dan konsultasi ibu-ibu hamil, pencegahan dan pertumbuhan anak, pencegahan diare dan pencegahan stunting.

“Mungkin kalian mengira aku yang mengada-ngada, kalian boleh tanya langsung ke masyarakat,” ujar Yulia.

Banyak masyarakat juga tidak setuju tapi tidak berani berbicara.

Karena itu, Yulia memposting makanan tersebut di media sosial supaya diketahui Camat Paya Bakong dan Pj Bupati Aceh Utara, sehingga mau menyelesaikan persoalan tersebut.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter  

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved