Medan Terkini

Kisah Pilu Nenek Hampir Tertimpa Balok Bangunan Bekas Sekolah, Ungkap Sering Terjadi Pencurian

Nenek Ramlah tidak kuat menahan kesedihan ketika menceritakan rumahnya yang rusak karena kejatuhan material bekas sekolah.

|

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Nenek Ramlah (75), warga Gang Merdeka, Jalan Yos Sudarso, Medan Maimun, tidak kuat menahan kesedihan ketika menceritakan rumahnya yang rusak karena kejatuhan material bekas sekolah yang berjatuhan akibat pencurian.

Dia tak bisa hidup tenang lantaran aksi pencurian terus berlanjut di bekas sekolah negeri yang kini kosong terbengkalai tepat sebelah kediamannya.

Dulunya bangunan berlantai dua di samping rumahnya merupakan bekas SD negeri. Lantaran selalu banjir, aktivitas belajar kemudian dipindahkan hingga bangunan sekolah terbengkalai.

"Ini sekolah lantai dua, jadi di sini sering terjadi aksi maling. Mereka bongkar itu kayu-kayu buat diambil. Tapi justru kayu itu menimpa rumah," kata Ramlah kepada Tribun, Selasa (21/11/2023).

Balok-balok berukuran besar jatuh menimpa rumahnya berkali-kali akibat aksi pencurian. Namun yang paling membekas hingga bagi Ramlah saat puluhan balok besar tumbang pada Senin (13/11/2023).

Ramlah yang sudah berusia renta saat itu baru saja pulang berjualan. Belum sempat dia membuka pintu suara gemuruh bercampur debu hingga terasa getaran seketika mengejutkannya.

Hampir saja balok-balok itu menimpanya hingga membuatnya lemas dan terjatuh di halaman rumah.

"Baru di halaman rumah, tiba-tiba seperti ada kapal jatuh, suaranya kuat kali. Semua ini penuh debu, nenek langsung jatuh lemas," kata Ramlan sambil memperlihatkan bangunan yang rusak.

Balok kayu itu menembus genteng lalu merusak perabotan rumahnya. Meja, kaca, kursi tampak rusak berantakan.

Saat menceritakan kronologi kejadian, mata Ramlah berkaca-kaca. Sesekali nada bicaranya meninggi dan tampak geram mengisahkan peristiwa pencurian yang sejak lama telah berlangsung.

Ramlah mengatakan, pencurian material bangunan bermula ketika sekolah ditutup. Sejak saat itu pula dia tak lagi bisa tenang bersama seorang anak dan cucu di rumahnya. Seringkali ketika tidur, aksi pencurian mengusik telinganya.

Dan yang paling membuatnya terganggu adalah pencurian material bangunan sekolah merusak rumahnya.

"Dulu sekolah ini utuh, SD negeri 88 yang sudah tidak dipakai. Sekarang gak ada lagi jendela, broti terus diambil, pelan-pelan nanti habis ini. Mereka manjat ambil broti broti itu ditarik pakai tali dan itu yang menimpa rumah ku," ungkap Ramlah ketika beranjak ke lokasi sekolah.

"Mereka pakai jaket yang tutup kepala itu, pernah kedapatan pas pagi mereka bawa barang dari situ aku tegur, mereka bilang nenek-nenek diam aja," lanjut Ramlah.

Ramlah menyebutkan telah berulangkali menyampaikan keluhannya kepada penjaga bangunan hingga Kepala Lingkungan (Kepling), namun begitu nenek 75 tahun itu bilang tak kunjung mendapat kejelasan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved