RS Indonesia di Gaza Diserang, Meutya Hafid Geram dan Mengutuk Keras Israel
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, dengan tegas mengutuk serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, dengan tegas mengutuk serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. Serangan ini menyebabkan kematian 12 staf medis Rumah Sakit Indonesia. Meutya menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang dengan menyasar rakyat sipil dan melanggar konvensi yang melindungi orang sakit, staf medis, rumah sakit, dan fasilitas medis selama perang.
"Saya geram dan mengutuk keras kejahatan yang dilakukan oleh Israel dengan membombardir dan mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza, hingga menewaskan 12 tenaga kesehatan Palestina. Israel telah melanggar konvensi yang menyebut orang sakit dan terluka serta staf medis, rumah sakit, dan fasilitas medis dilindungi saat perang. Israel jelas lakukan kejahatan perang di Gaza," ujar Meutya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/11/2023).
Meutya menegaskan bahwa tindakan Israel harus segera dihentikan, meskipun upaya-upaya bilateral dan internasional telah dilakukan, termasuk melalui Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, Sidang Darurat OKI, dan pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Ia menyoroti ketidakresponsifan Israel terhadap upaya perdamaian.
"Kejahatan oleh Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza harus segera dihentikan bagaimanapun caranya. Indonesia telah berupaya melalui Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, Sidang Darurat OKI, KTT APEC, hingga melakukan pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam rangka meminta dukungan gencatan senjata di Gaza, namun Israel tampak bergeming dan terus melakukan serangan secara membabi-buta terhadap rakyat Palestina di Gaza," sebut politikus Partai Golkar ini.
Politikus Partai Golkar ini menunjukkan bahwa internasional dapat menekan Israel, seperti yang terjadi dalam penghentian sistem apartheid di Afrika Selatan. Ia percaya bahwa Indonesia dapat menjadi pelopor untuk menghentikan konflik ini dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
"Penghentian sistem apartheid di Afrika Selatan tahun 1990-an tidak hanya berasal dari dalam negeri Afrika Selatan, tetapi ada tekanan dari dunia internasional, seperti melarang kapal Afrika Selatan berlabuh, membekukan perdagangan, dan sebagainya. Indonesia bisa menjadi pencetus dan membawanya ke dunia internasional, dan bila gerakan internasional menekan Israel semakin meluas, bisa terjadi game changer yang hasilnya bisa sangat positif bagi masyarakat Palestina baik di Gaza maupun di Tepi Barat," ujarnya.
Serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang dilaporkan oleh AFP dan Al Jazeera, menewaskan 12 orang dan melibatkan peluru artileri dan rudal. Tank-tank militer Israel juga dilaporkan terus mengepung rumah sakit tersebut, menyebabkan kerugian besar pada fasilitas medis dan dokter yang tengah melakukan operasi.
(*)
Meutya Hafid
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid
Komisi I DPR RI
Rumah Sakit Indonesia
RS Indonesia di Gaza
Israel bombardir RS Indonesia di Gaza
| ALASAN Pemerintah Tutup Fitur Live di TikTok, Ada Ajakan Penjarahan dan Disisipi Iklan Judol |
|
|---|
| SOSOK Dr Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza yang Tewas Karena Serangan Udara Israel |
|
|---|
| Profil Noer Fajrieansyah, Suami Kedua Meutya Hafid yang Terseret Dugaan Korupsi Impor Gula |
|
|---|
| Mobil Plat RI 36 Milik Siapa? Meutya Hafid, Nusron Wahid, Hingga Budi Arie Membantah |
|
|---|
| DULU Sama-sama Bareng di Metro TV, Kini Meutya Hafid Copot Prabu dari Dirjen Komunikasi Publik |
|
|---|
