Breaking News

Viral Medsos

PENYEBAB Handono Bunuh Fitriani pada Oktober 2021 dan Jasadnya Dicor di Kamar, Sebut Istri Selingkuh

Handono membunuh istrinya dengan cara memukul kepala bagian belakang korban menggunakan kayu. Kemudian ia mengubur jasad korban di salah satu kamar

Editor: AbdiTumanggor
istimewa
PENEMUAN KERANGKA FITRIANI DI BLITAR: Sosok dan identitas kerangka wanita yang terkubur dengan kondisi dicor di kamar rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (21/11/2023). Kerangka perempuan itu ternyata atas nama Fitriani (21), warga Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kini sang suami, Suprio Handono (30) ditangkap kepolisian. (ISTIMEWA) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Fitriani (21), perempuan asal Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara dipastikan meninggal karena dibunuh suaminya, Suprio Handono alias SH (31). Suprio Handono kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Rumah tangga keduanya goyah setelah berjalan tujuh tahun. Suprio mengatakan istrinya memiliki pria idaman lain (PIL). Peristiwa pembunuhan tersebut terjadi di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Oktober 2021.

Dikutip dari Tribun Jatim, Handono membunuh istrinya dengan cara memukul kepala bagian belakang korban menggunakan kayu. Kemudian ia mengubur jasad korban di salah satu kamar rumahnya. 

"Kejadiannya siang hari pada Oktober 2021. Pelaku memukul kepala korban menggunakan kayu. Setelah korban meninggal, pelaku menguburnya di kamar rumah," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS, Jumat (24/11/2023). 

Informasi yang diperoleh, Handono menghabisi istrinya seminggu setelah korban diserahkan kepada PIL pada Oktober 2021. Fitriani dikabarkan memiliki PIL asal Desa Bedali, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Hal itu juga dibenarkan oleh kakak ipar Handono, Subagyo.

Subagyo ikut menjadi saksi ketika Handono menyerahkan istrinya kepada pria tersebut. Seminggu setelah diserahkan kepada selingkuhannya, korban kembali pulang ke rumah Handono di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.  

Ketika bertemu lagi di rumah, Handono dan korban terlibat cekcok mulut. Di tengah-tengah cekcok itu, Handono memukul kepala korban menggunakan kayu.  Seketika korban terjatuh di lantai. Handono lalu mengangkat tubuh korban ke kamar agar tidak ketahuan anak-anaknya. 

Handono juga menutup pintu depan dan belakang rumah sambil melihat situasi di sekitar rumah.  Selanjutnya, Handono melepas baju istrinya yang sudah meninggal dunia. Handono juga membersihkan darah di tubuh istrinya dan kemudian membungkusnya menggunakan selimut. 

"Setelah itu, pelaku menggali lubang dengan kedalaman sekitar satu meter di kamar untuk mengubur korban," ujar AKBP Danang Setiyo PS.

Handono menggali lubang untuk mengubur korban mulai siang sekitar pukul 12.00 WIB sampai menjelang magrib. 

Setelah magrib, Handono baru memasukkan jasad korban ke lubang di kamar rumah.

"Korban dimasukkan ke lubang dengan posisi duduk, lalu diuruk dan pintu dikunci," katanya. 

Diketahui, dari hasil pernikahannya, mereka dikaruniai dua anak laki-laki usia 7 tahun dan 4 tahun.

Wanita asal Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara itu menikah dengan Handono saat usianya masih 14 tahun.

Terkuak motif suami Suprio Handono alias SH (31), membunuh istrinya, Fitriani (21) dan dicor di lantai kamar rumah, di Blitar.
Terkuak motif suami Suprio Handono alias SH (31), membunuh istrinya, Fitriani (21) dan dicor di lantai kamar rumah, di Blitar. (KOLASE/TRIBUN MEDAN)

Dicor setahun kemudian

Handono tidak langsung mencor tempat dia mengubur istrinya. Ia baru mengecor bagian atas galian untuk mengubur jasad korban setahun kemudian. 

"Pengakuan pelaku, pelaku baru mengecor bagian atas galian untuk mengubur korban setahun kemudian setelah kejadian (pembunuhan)," ujarnya. 

Dalam kasus itu, polisi mengamankan barang bukti perhiasan berupa anting milik korban, kaus bewarna putih, sebatang kayu panjang 5 cm, bongkahan batu untuk mengecor lubang, dan selimut. "Kami menjerat pelaku pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara," katanya.

Keluarga tidak kaget status tersangka pelaku

Sementara, kakak ipar Handoro, Subagyo (53) mengaku tidak kaget polisi menetapkan adik iparnya sebagai tersangka.

"Saya sebagai kakak ipar, mewakili keluarga (SH) menyerahkan kasus itu kepada hukum yang mengadili. Saya sudah dengar (SH jadi tersangka), tidak kaget, karena sudah curiga (sejak ditemukan kerangka manusia di kamar rumah)," kata Subagyo, Jumat (24/11/2023).

Subagyo merupakan suami dari Arif Indarsah (48), kakak tertua pelaku. Sementara pelaku merupakan anak bungsu dari delapan saudara.

Rumah Subagyo bersebelahan dengan rumah SH. Karena anak bungsu, SH menempati rumah warisan orang tua. Namun, sekitar dua bulan lalu, SH menjual rumah warisan itu kepada kakak iparnya yang lain, Sugeng Riyadi.

Setelah dibeli, Sugeng Riyadi merenovasi rumah. Saat proses renovasi itulah terbongkar kejahatan SH terhadap istrinya, Fitriani. Pekerja renovasi menemukan kerangka manusia yang terkubur di salah satu kamar rumah.

Alasan tempat pusaka

Saat menjual rumah tersebut, Handono berpesan agar gembok pintu kamar tidak dibuka. Menurut Subagyo, pelaku berdalih kamar tersebut sebagai tempat menyimpan pusaka. "Dia (SH) pernah cerita dengan Sugeng, katanya itu (kamar) tidak usah dibuka, itu (tempat menyimpan) keris," kata Subagyo.

Subagyo tidak curiga dengan pengakuan SH. Karena, kebetulan SH memang suka dengan barang antik. Namun, ketika dilakukan renovasi, pekerja membuka pintu kamar tersebut.

Pekerja penasaran dengan bangunan cor baru di lantai kamar. Kemudian pekerja membongkar bangunan cor baru di lantai kamar dan menemukan kerangka manusia. "Waktu pekerja menggali cor di kamar, saya sempat melihat. Saya juga membantu menaikkan cor," ujarnya.

Ketika digali, pekerja menemukan rambut manusia. Setelah itu, pekerja kembali menemukan tulang dan tengkorak manusia.

"Kemarin, saya ukur dengan polisi, kedalamannya sekitar satu meter. Kalau diameter lubang sekitar 64 cm," katanya.

"Posisi kerangka seperti orang jongkok. Waktu saya angkat di bagian dada masih ada kulit kering, tapi belakang sudah tidak ada. Kuku masih ada. Juga ditemukan anting-anting. Di lubang juga ditemukan kaus putih," lanjutnya.

Sementara, Plt Kasi Humas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar mengatakan, jenazah Fitriani ditemukan dalam keadaan dicor di lantai rumah dengan kedalaman satu setengah meter. Sejumlah perhiasan dan kain juga ditemukan di lantai yang dicor.

Petugas kepolisian telah menghubungi keluarga korban yang berada di Sulawesi Tenggara.

"Keluarga telah membenarkan bahwa korban adalah keluarganya," ungkapnya, Kamis (23/11/2023), dikutip dari TribunJatim.com.

Diduga Fitriani tewas dibunuh lantaran tetangga tak pernah melihatnya sejak dua tahun lalu.

Kata Ketua RT

Di sisi lain, Ketua RT setempat, Sunaryo menduga pria berinisial SH (30), pemilik rumah sebelumnya sebagai pelaku pembunuhan. Rumah lokasi kerangka manusia dicor merupakan rumah warisan yang diberikan ke SH. Ia kemudian menjual rumah tersebut ke kakaknya, Sugeng Riyadi

Sugeng Riyadi memanggil tukang bangunan untuk melakukan renovasi rumah dan kerangka manusia ditemukan. "Ini dulunya rumah orang tua, yang tinggal di sini anak ragil namanya Suprio Handono. Handono tinggal di rumah itu bersama istri. Mereka punya dua anak masih kecil-kecil," jelasnya, Selasa (21/11/2023). 

Menurut Sunaryo, SH sempat terlibat perselisihan dengan istrinya beberapa tahun lalu. Keduanya kemudian tak terlihat lagi dan rumah tersebut dijual ke Domiratul Qusnah dua bulan lalu. Ia menduga kerangka manusia yang ditemukan merupakan istri SH yang berinisial F.

Menurutnya pasangan suami istri tersebut kurang harmonis dan jarang bersosialisasi. "Saya terakhir melihat istri Handono sekitar dua tahun lalu, setelah itu jarang terlihat. Setelah buka kafe, hubungan mereka kurang harmonis. Kadang-kadang, istrinya masih ketemu anaknya tapi sembunyi-sembunyi," tuturnya.

Sunaryo menambahkan saat pekerja bangunan melakukan renovasi kondisi kamar digembok. Lantaran curiga, pekerja melakukan pembongkaran dan ditemukan kerangka manusia.  "Sebenarnya, kecurigaan (pekerja terhadap satu kamar yang terkunci di rumah itu) sudah satu minggu ini. Pekerja baru punya inisiatif menggali cor-coran di lantai kamar hari ini. Ternyata (di dalamnya) ada kerangka mayat. Lalu dilaporkan ke Polsek," ucapnya.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter  

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ini Tampang Suami yang Bunuh Istri Lalu Dicor di Lantai Rumah Blitar: Kepala Menunjuk, Tangan Diikat Dan berjudul Kronologi Pembunuhan Wanita Blitar yang Kerangkanya Dicor dalam Kamar, Pelaku Berdalih Tempat Pusaka

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved