LPKA Medan dan UINSU Terapkan Pembinaan Dengan Sentuhan Hati: Merangkul dengan Hati
LPKA Kelas 1 Medan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menerapkan metode pembinaan sentuhan hati
TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Medan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menerapkan metode pembinaan sentuhan hati di Masjid Al Hadi, LPKA Medan, Selasa (5/12/2023).
"Terlibat dalam bimbingan dan konseling di LPKA Medan, membawa pada sejumlah kenyataan bahwa sebagian besar anak binaan tidak membutuhkan penambahan pengetahuan belaka," ujarnya petugas pembinaan LPKA Medan, Ahmad Mahmudi.
Ahmad Mahmudi menambahkan, tidak sedikit warga binaan membutuhkan pelukan dan perhatian. Apalagi, banyak anak binaan minder, depresi ringan.
Baca juga: Studi Tiru ke Lapas Khusus Karanganyar, Div PAS Kanwil Kemenkumham Sumut Belajar Tentang Konsep Ini
Dan, kurang perhatian atau kurang kasih sayang dari keluarga serta diabaikan dari keluarga dan kerabat.
Menurutnya, siswa yang mengalami ini sebagian besar kemungkinan mencari pemuas dari luar rumah.
"Cara-cara unit hingga berujung kriminal diperlihatkan untuk memperoleh apa yang tidak mereka dapatkan di rumah (keluarga)" katanya.
Selain itu, kata dia, tidak gampang memahami latar belakang dari masalah yang dialami anak binaan.
"Merangkul dengan hati menjadi salah satu cara menjangkauannya," ujarnya.
Lebih lanjut ia bilang, masa remaja anak binaan masih pada tahap level perkembangan individu yang banyak mengalami gejolak dalam kehidupan.
Jadi, pencarian jati diri membawa mereka akan pentingnya sebuah pengakuan.
"Sebutan 'trouble maker' pada diri seorang anak binaan. Sering saya artikan sebagai anak yang membutuhkan sentuhan kasih sayang yang tidak didapatkan di keluarganya," katanya.
Baca juga: Kemenkumham Dapat Penghargaan dari BPS, Kapusdatin Setjen: Alhamdulillah Kerja Nyata Rekan-rekan
Sedangkan, dosen pembimbing UINSU Nashillah menyampaikan, permasalahan itu perlu pendekatan yang tidak formal.
Oleh karena itu, pendekatan fungsi mengurai masalah yang terjadi pada anak binaan harus melihat dari berbagai sudut pandang.
"Menghakimi mereka dari kacamatan kita sebagai seorang pendidik dan pembina di LPKA Medan tidak menambah keruwetan masalah. Justru hanya menambah kusutnya permasalahan yang dihadapi," ujarnya.
(*)
LPKA Medan
UINSU
Ahmad Mahmudi
petugas pembinaan LPKA Medan
Kemenkumham
Kanwil Kemenkumham Sumut
Sumut
Tribunmedan.com
tribunmedan.id
UPDATE Proyek Gagal Lampu Pocong Senilai Rp 21 Miliar, Sekretaris Dinas SDABMBK Buang Badan |
![]() |
---|
Cabuli Kekasihnya yang Masih Berusia 15 Tahun, Pria di Tebingtinggi Ditangkap |
![]() |
---|
4 Anak Ditemukan Tewas Berjejer di Rumah Diduga Dibunuh Ayah, Bermula saat Warga Keluhkan Bau Busuk |
![]() |
---|
Rapidin Simbolon Berharap Punguan Parna Sibolga Turut Andil dalam Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Rapidin Simbolon Kembali Turun ke Kepulauan Nias Untuk Menangkan PDI Perjuangan dan Ganjar-Mahfud |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.