Berita Viral

Nasib Hilmi, Santri di Kuningan Tewas Dikeroyok 18 Seniornya, Korban Kerap Dibully dan Dianiaya

Korban sempat mendapat perawatan medis di pusat pelayanan kesehatan pemerintah setempat

Editor: Satia
Istimewa
Santri di Pondok Pesantren Husnul Khotimah tewas usai mengalami perundungan oleh 18 seniornya. 

Sementara, Budiman (40) warga Desa Maniskidul, mengatakan, informasi heboh dugaan kekerasan hingga menimbulkan korban jiwa itu benar.

Baca juga: 8 Kilo Ganja Kering Tak Bertuan Ditemukan di Perkebunan Sawit Padang Lawas Utara

"Soal ada santri yang meninggal dan banyak diceritakan di warung kopi, emang benar terjadi. 

Namun penyebab utuhnya dan kasusnya itu tidak tahu detail," katanya.

Viral di Media Sosial

Informasi tindak kekerasan di Pondok Pesantren Husnul Khotimah ini diunggah sejumlah akun media sosial, salah satunya @gennrabani123.

Korbannya bernama Hilmi, dia meninggal diduga dianiaya santri senior.

Unggahan di medsos itu memperlihatkan korban perundungan yang meninggal, setelah mendapat perawatan medis di pusat pelayanan kesehatan pemerintah setempat.

Baca juga: PAMIT ke Rumah Orang Tua, Suami tak Sadar Diikuti Istri, Kepergok di Kontrakan Pelakor: Mana Pak RT

Terlihat foto korban berlatar hitam putih itu bertuliskan, usut tuntas Hilmi (korban) tampak tertera di bagian atas figuran foto tersebut.

Sedang, caption berbeda di bagian bawah itu bertuliskan penjarakan para biadab

Selain itu, dalam komentar akun Instagram itu terdapat artikel panjang yang menuliskan keprihatinan pemilik akun tersebut.

"Inilah hasil dari sistem tarbiyah amburadul, yang dihasilkan adalah penindas-penindas yang tak soal ilmu apalagi adab, tapi nyali yang bodoh. 

Memaksakan ideologi tertentu, abai dengan kebutuhan yang mendesak terkait sikap dan intelektual santri.

Baca juga: Nunggak Uang Sewa 5 Tahun, Pria Syok Pemilik Tawarkan Menikah dengan Putrinya dan Akan Diberi Rumah

Sibuk menambah jumlah, benar-benar lupa akan penting menyeimbangkan kapasitas pengawas dan pengajar.

Getol meyakinkan calon wali santri untuk menitipkan anaknya. 

Ganjarannya adalah kebebasan yang buta nan brutal akibat dari absennya tanggung jawab dari pihak pengelola. 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved