Tribun Wiki

SOSOK AKBP Bernhard Leonardo Malau, Kapolres Labuhanbatu yang Pernah Ingin Jadi TNI

AKBP Bernhard Leonardo Malau kini resmi ditunjuk sebagai Kapolres Labuhanbatu. Ia merupakan orang lama yang bertugas di Sumatra Utara

|
Editor: Array A Argus
Tribun Medan/DOK
Bernhard Leonardo Malau, anak dari seorang guru olah raga saat diwawancarai ketika dirinya masih menjabat sebagai Kapolsek Delitua, Senin (12/3/2018) 

Setelah hampir 11 tahun menjalankan tugas di Provinsi Papua, ia pun kembali ke Sumatra Utara dan ditunjuk sebagai Kapolsek Medan Timur. 

Cita-cita Jadi TNI

Bernhard Leonardo Malau adalah anak seorang guru.

Waktu muda, ia sebenarnya ingin menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia).

"Dulu saya ingin jadi TNI, tetapi orangtua enggak setuju, dan akhirnya saya masuk polisi dari Akpol. Saya angkatan 2004. Ya sudahlah memang udah panggilan hidup, dan saya menikmatinya," kata Bernhard pada Tribun Medan ketika dirinya menjabat sebagai Kapolsek Delitua, Senin (12/3/2018).

Baca juga: SOSOK Kombes Rony Samtana Tarigan Kini Jadi Wakapolda Sumut, Pernah Gagal Tangkap Samsul Tarigan

Setelah lulus Akpol (Akademi Kepolisian), ia pun ditugaskan di Papua.

Dalam penugasan pertamanya, ia menjabat sebagai Komandan Peleton I Kompi Detasemen A Sat Brimob Polda Papua.

Menurut pengakuannya, Papua adalah tempat terindah dan luar biasa.

"Saya dulu di sana memiliki segudang pengalaman. Papua itu sudah sebagai kampung saya. Saya di Papua tahun 2005 sampai 2015. Sepuluh tahun saya di sana memiliki kenangan yang luar biasa," ujarnya lagi.

Dalam penugasan pertamanya di Timika, Papua, Bernhard pernah menyaksikan konflik antar suku.

Baca juga: Sosok Kombes Valentino Alfa Lulusan Akpol 1994 Tinggalkan Polrestabes Medan Setelah 2 Tahun Menjabat

"Saya dulu di Papua menyaksikan secara langsung bagaimana perang antar suku tersebut. Kalau di sana, jika suku A dan suku B bentrok, maka jangan harap kamu bisa mendamaikannya,"

"Satu-satunya cara untuk mendamaikannya yaitu memanggil kepala suku kedua belah pihak, setelah melakukan pertemuan kepala suku, barulah melakukan bakar batu,"

"Hal ini bertujuan untuk mendamaikan kedua belah suku yang sudah berperang. Kepolisian di sana sering mendamaikan perang antar suku itu. Bakar batu itu adalah sebagai tradisi untuk mendamaikan dua suku yang berperang," terangnya.

Bernhard juga menjelaskan, bahwa Papua itu adalah tempat terindah dan tempat yang luar biasa yang ia singgahi.

Baca juga: Inilah Sosok Kapolrestabes Medan yang Baru Kombes Teddy John Sahala Marbun, Kombes Valentino Diganti

"Papua itu banyak orang mendefinisikan keras atau ngerilah. Itu penilaian yang salah. Papua itu orangnya ramah. Mereka ramah kepada orang yang tak dikenal. Itu sungguh luar biasa bagi saya," jelasnya lagi.

Anak pertama dari lima bersaudara ini mengatakan, bahwa definisi yang mengatakan orang Papua itu mengerikan harus dihapus, karena menurut dia itu definisi yang salah.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved