Tribun Wiki
SOSOK AKBP Bernhard Leonardo Malau, Kapolres Labuhanbatu yang Pernah Ingin Jadi TNI
AKBP Bernhard Leonardo Malau kini resmi ditunjuk sebagai Kapolres Labuhanbatu. Ia merupakan orang lama yang bertugas di Sumatra Utara
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sosok AKBP Bernhard Leonardo Malau bukan orang baru di jajaran Polda Sumut.
Ia pernah mengemban berbagai tugas di jajaran Polda Sumut.
Kini, AKBP Bernhard Leonardo Malau ditunjung sebagai Kapolres Labuhanbatu.
Pria kelahiran Medan, 22 Agustus 1976 ini menggantikan posisi AKBP James Hutajulu, yang sekarang dimutasi menjadi Kapolres Tulang Bawang Polda Lampung.
Baca juga: SOSOK AKBP Anhar Arlia Rangkuti, Wakapolrestabes Medan yang Jago Menembak
Sosok AKBP Bernhard Leonardo Malau
Bernhard Lonardo Malau merupakan putra dari pasangan M Malau dan M Sianipar.
Ia anak pertama dari lima bersaudara.
Perwira menengah ini merupakan alumnus SMA Negeri 8 Medan.
Setelah menamatkan pendidikannya tahun 1996, Bernhard Leonardo Malau sempat melanjutkan pendidikan di Universitas HKBP Nomensen Medan, mengambil jurusan Administrasi Negara.
Baca juga: Pindah Tugas, Ini Sosok AKBP Taufiq Hidayat Thayeb
Namun, tahun 1998, Bernhard yang hobi berenang ini mengikuti tes Secaba polisi dan dinyatakan lulus.
Setelah lulus menjadi polisi, Bernhard mengikuti tes Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2004.
Nasib baik berpihak kepadanya.
Ia kemudian dinyatakan lulus.
Setelah lulus Akpol, suami dari Berliana Sihombing yang memiliki tiga orang anak ini kemudian ditugaskan di Polda Papua.
Bernhard kemudian sempat menjabat sebagai Pasi Ops Den B Polda Papua.
Baca juga: Sosok Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga kini Menjabat Kapolda NTT Dirotasi dari Kapolda Papua Barat
Lalu, ia juga pernah menjabat sebagai Kapolsek Kuala Kencana Polres Timika (2012), Kasat Lantas Polres Jaya Pura (2013), Kasubag Anev Papua (2014).
Setelah hampir 11 tahun menjalankan tugas di Provinsi Papua, ia pun kembali ke Sumatra Utara dan ditunjuk sebagai Kapolsek Medan Timur.
Cita-cita Jadi TNI
Bernhard Leonardo Malau adalah anak seorang guru.
Waktu muda, ia sebenarnya ingin menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia).
"Dulu saya ingin jadi TNI, tetapi orangtua enggak setuju, dan akhirnya saya masuk polisi dari Akpol. Saya angkatan 2004. Ya sudahlah memang udah panggilan hidup, dan saya menikmatinya," kata Bernhard pada Tribun Medan ketika dirinya menjabat sebagai Kapolsek Delitua, Senin (12/3/2018).
Baca juga: SOSOK Kombes Rony Samtana Tarigan Kini Jadi Wakapolda Sumut, Pernah Gagal Tangkap Samsul Tarigan
Setelah lulus Akpol (Akademi Kepolisian), ia pun ditugaskan di Papua.
Dalam penugasan pertamanya, ia menjabat sebagai Komandan Peleton I Kompi Detasemen A Sat Brimob Polda Papua.
Menurut pengakuannya, Papua adalah tempat terindah dan luar biasa.
"Saya dulu di sana memiliki segudang pengalaman. Papua itu sudah sebagai kampung saya. Saya di Papua tahun 2005 sampai 2015. Sepuluh tahun saya di sana memiliki kenangan yang luar biasa," ujarnya lagi.
Dalam penugasan pertamanya di Timika, Papua, Bernhard pernah menyaksikan konflik antar suku.
Baca juga: Sosok Kombes Valentino Alfa Lulusan Akpol 1994 Tinggalkan Polrestabes Medan Setelah 2 Tahun Menjabat
"Saya dulu di Papua menyaksikan secara langsung bagaimana perang antar suku tersebut. Kalau di sana, jika suku A dan suku B bentrok, maka jangan harap kamu bisa mendamaikannya,"
"Satu-satunya cara untuk mendamaikannya yaitu memanggil kepala suku kedua belah pihak, setelah melakukan pertemuan kepala suku, barulah melakukan bakar batu,"
"Hal ini bertujuan untuk mendamaikan kedua belah suku yang sudah berperang. Kepolisian di sana sering mendamaikan perang antar suku itu. Bakar batu itu adalah sebagai tradisi untuk mendamaikan dua suku yang berperang," terangnya.
Bernhard juga menjelaskan, bahwa Papua itu adalah tempat terindah dan tempat yang luar biasa yang ia singgahi.
Baca juga: Inilah Sosok Kapolrestabes Medan yang Baru Kombes Teddy John Sahala Marbun, Kombes Valentino Diganti
"Papua itu banyak orang mendefinisikan keras atau ngerilah. Itu penilaian yang salah. Papua itu orangnya ramah. Mereka ramah kepada orang yang tak dikenal. Itu sungguh luar biasa bagi saya," jelasnya lagi.
Anak pertama dari lima bersaudara ini mengatakan, bahwa definisi yang mengatakan orang Papua itu mengerikan harus dihapus, karena menurut dia itu definisi yang salah.
Namun, saat disinggung lebih lanjut mengenai dirinya yang kini jadi polisi, Bernhard sambil tersenyum mengatakan bahwa profesi yang ia jalani sekarang adalah pilihan hidupnya.
"Polisi ini adalah pilihan hidup. Walaupun dulunya ingin jadi TNI, tapi inilah hidup saya. Keluarga saya ada di Langkat, dan saya pun menikmati," ujarnya lagi.
Setelah ditugaskan ke Papua, ia pun pernah menjabat sebagai Kapolsek Medan Timur Polrestabes Medan, Kabag OPS Polres Langkat, dan menjabat sebagai Kapolsek Delitua sejak 15 Februari 2018.
(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.