Viral Medsos
10 Korban Longsor dan Banjir Bandang Simangulampe Humbahas Belum Juga Ditemukan, Ini Kata BNPB
10 korban longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut, belum ditemukan.
TRIBUN-MEDAN.COM - 10 korban longsor dan banjir bandang di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumut, belum ditemukan. Diketahui, akibat banjir dan longsor tersebut, 12 orang dinyatakan hilang. Hingga saat ini, baru dua di antaranya yang sudah berhasil ditemukan.
Pembersihan material longsor dan pencarian korban hilang masih terus berlangsung hingga Sabtu (9/12/2023) hari ini.
Dikutip dari keterangan pers Direktur Perencanaan dan Pengawasan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan M. Saparis Soedarjanto, Jumat (8/12/2023), banjir bandang di lokasi merupakan bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan Toba yang terjadinya pendangkalan sungai.
Titik bencananya ada di Sub Sub-DAS Nambunga dengan luas Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah 478,28 hektare. Area terdampak banjir merupakan daerah perladangan, pertanian, dan permukiman yang berada bagian hilir sungai.
Secara administratif, lokasi itu merupakan Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas. "Jadi berdasarkan analisis yang kami lakukan, penyebab banjir adanya curah hujan yang tinggi, sementara kapasitas pengaliran sungai lebih kecil dari debit banjir. Pendangkalan pada alur sungai semakin menurunkan kapasitas pengaliran, sehingga luapan meningkat," jelas M. Saparis Soedarjanto.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi pada hulu DTA saat itu mencapai 41 mm per hari, yang menghasilkan debit aliran 20,3 m⊃3; per detik. Jumlah ini melebihi kapasitas pengaliran normal di angka 2,8 m⊃3; per detik. Pada saat bencana terjadi, kondisi diperparah dengan aliran Sungai Sibuni-buni yang meluap dengan debit limpasan melebihi kapasitas pengaliran. Aliran air membawa material berupa gravel (bongkahan batuan).
Batuan induk daerah tersebut berupa batu lempung yang tingkat konsolidasi materialnya rendah, sehingga mudah hancur dan bersifat lepas-lepas dan selanjutnya mengalami longsoran yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi. Dari hasil pengamatan, kata M. Saparis Soedarjanto, material yang terbawa banjir merupakan hasil longsoran tipe 'rock fall' atau runtuhan. Proses longsor tipe rock fall ini juga menghasilkan material endapan yang didominasi oleh gravel.
Hal ini sejalan dengan konfigurasi topografis DTA banjir dan jenis batuannya yang terdiri dari batu lempung yang mudah hancur dan bersifat lepas-lepas.
Area ini merupakan batuan sedimen hasil pengendapan berbeda periode. Selain itu, akibat proses litostatis, tekanan dari lapisan atasnya berupa endapan baru, misal abu volkan dari letusan Toba sehingga bentuknya pipih-pipih dan mudah hancur.
KLHK mengungkap, berdasarkan analisis peta tutupan lahan, DTA banjir terdiri dari pertanian lahan kering seluas 320,64 hektare dan semak/belukar 157,64 ha. Berdasarkan tingkat kekritisan lahannya, area bencana berada dalam kondisi kritis seluas 151,34 ha, agak kritis 133,96 ha, dan potensial kritis 192,99 ha.
Soal solusi yang perlu dilakukan ke depan, KLHK mengungkap beberapa hal. Di antaranya, pembuatan bangunan konservasi tanah dan air, pelebaran dan pengerukan alur sungai, rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) pada lahan kritis di bagian hulunya. Selain itu, sosialisasi pemahaman Konservasi Tanah dan RHL serta tanggap bencana pada masyarakat.
Baca juga: 10 Orang Korban Banjir Bandang di Humbahas Belum Ditemukan, Keluarga Ceria Banjarnahor Minta Doa
Reaksi Bupati Dosmar Banjarnahor
Di sisi lain, soal pembalakan hutan tersebut, ia menyampaikan, setiap hari pembalakan hutan diduga terjadi. Ia menyampaikan, pembalakan hutan terjadi pada areal seluas 4 hektar. Hal sama juga telah disampaikan pihak KSPPM Parapat yang membidangi isu lingkungan.
Kejadian yang mengakibatkan 12 orang hilang tersebut merupakan akibat dari kejahatan ekologis (lingkungan).
“Siapapun pelakunya, pastilah aparat tahu ini. Tak bisa dibohongi. Tiap malam, truk lewat dan lewatnya dari jalan raya juga,” ujar Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor dalam video yang diperoleh tribun-medan.com, Jumat (8/12/2023).
Bahkan ia juga mempertanyakan izin para pembabat hutan tersebut sebab dirinya tak pernah memberikan izin pembabatan hutan. “Katanya, sudah ada izin. Izin darimana? Dari saya, tidak ada,” tuturnya.
Penyebab Banjir Bandang di Humbahas
10 Korban Banjir Bandang Humbahas
BNPB soal korban banjir humbahas
| REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
|
|---|
| SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
|
|---|
| Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
|
|---|
| Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.