Berita Viral

PILU Anak Berkebutuhan Khusus tak Bisa Apa-apa saat Ayah Meninggal di Rumah, 5 Hari Tunggui Jenazah

Pilunya kisah anak berkebutuhan khusus ini. Ia tak bisa apa-apa saat ayahnya meninggal di rumah. Ia hanya bisa menunggui jenazah ayahnya di rumah sel

Editor: Liska Rahayu
mothership.sg
Anak berkebutuhan khusus di Singapura tunggui jenazah sang ayah lebih dari 5 hari. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pilunya hal yang dihadapi anak berkebutuhan khusus ini. Ia tak bisa apa-apa saat ayahnya meninggal di rumah.

Ia hanya bisa menunggui jenazah ayahnya di rumah selama 5 hari.

Peristiwa ini terjadi di Singapura.

Anak berkebutuhan khusus tersebut mendapati ayahnya yang sudah lansia meninggal dunia di rumahnya.

Karena kondisinya, sang anak tidak bisa berbuat banyak, hanya menunggui jenazah selama 5 hari.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Jenazah seorang pria berusia 81 tahun ditemukan di sebuah flat di Blok 25 Hougang Avenue 3, Singapura, pada Kamis (14/12/2023) sekitar pukul 11.20 waktu setempat.

Pria lansia tersebut diperkirakan telah meninggal lima hari sebelum ditemukan dan ditunggui oleh putranya yang berkebutuhan khusus.

Dilaporkan Shin Min Daily News, seorang tetangga bernama Ai Su (25) mengatakan, putra dari pria tua itu sempat datang ke tempat tinggalnya. Tapi, ia tak berkata apa-apa dan buru-buru lari.

Anak berkebutuhan khusus di Singapura tunggui jenazah sang ayah lebih dari 5 hari.
Anak berkebutuhan khusus di Singapura tunggui jenazah sang ayah lebih dari 5 hari. (mothership.sg)

Setelah itu, Ai Su sadar bahwa itu mungkin suatu permohonan.

"Saat itu, dia (putra dari lansia) berjalan menuju unit kami dan sepertinya ingin berbicara dengan kami.

Saya pikir itu aneh karena dia tidak pernah berbicara dengan kami selama 10 tahun terakhir.

Ibu saya membukakan pintu, tetapi dia berbalik dan pergi," terangnya, sebagaimana dikutip dari Mothership.

Ai Su pun ingat terakhir kali melihat pria lansia itu pada awal Desember 2023. 

Tetangga lainnya, Zheng Qingliang (71) mengatakan, dia biasa mengobrol dengan pria lansia tersebut setiap hari Minggu di selasar kosong blok HDB.

"Namun, aku tidak melihatnya pada hari Minggu kemarin.

Terakhir kali aku melihatnya adalah dua minggu lalu," kata Zheng kepada Shin Min.

Sebelumnya, pria lansia itu bekerja paruh waktu sebelum pandemi Covid-19, tetapi kemudian berhenti karena ada masalah dengan matanya.

Menurut penuturan Zheng, pria tua itu sangat mengkhawatirkan putranya yang berkebutuhan khusus.

Terlebih ketika nanti dia tidak bisa lagi merawatnya.

"Dia pernah berkata jika dia pergi, putranya akan sengsara," tutur Zheng.

Putra dari pria lansia itu diyakini berusia 30-an atau 40-an dan memang sangat bergantung pada sang ayah.

Pria lansia itu juga menceritakan bahwa tidak bertemu dengan istrinya selama beberapa dekade.

"Saya tidak tahu apakah istrinya telah meninggal, tapi dialah yang selalu merawat putranya.

Dia juga tidak ada kerabat yang lain," kata Zheng.

Seorang perempuan bermarga Zhang (35), yang tinggal di sebelah unit pria tersebut, mengungkapkan kepada Shin Min bahwa pria lansia dan putranya sama-sama menderita diabetes.

Perempuan tersebut sudah tidak bertemu pria itu selama empat atau lima hari.

Bahkan dia juga mulai mencium bau busuk sejak malam sebelumnya.

Kepada Mothership, Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) mengonfirmasi bahwa pihaknya menerima panggilan bantuan pada 14 Desember 2023 sekitar pukul 11.20.

Seseorang dinyatakan meninggal di tempat kejadian oleh paramedis SCDF.

Sementara, polisi tidak mencurigai adanya tindak kekerasan yang menjadi penyebab meninggalnya lansia tersebut.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved