Berita Viral

TERKUAK Motif Rohingya Datang ke Aceh, Ternyata Bukan Mengungsi tapi Mau Cari Pekerjaan

Ternyata bukan mengungsi, terkuak motif etnis Rohingya datang ke Aceh dan rela bayar Rp16 juta ternyata untuk mencari pekerjaan

HO / Tribun Medan
Kapal imigran Rohingya ke laut Sabang. Terkuak motif etnis Rohingya datang ke Aceh. 

"Dari pemeriksaan saksi-saksi (warga Rohingya) yang kita tanyakan, bahwa mereka datang ke negara tujuan dalam rangka memperbaiki hidupnya, untuk mencari pekerjaan," ucap Fahmi, dikutip dari Antara.Di samping itu, dari jumlah itu, beberapa orang di antaranya dibiayai oleh orangtua atau keluarganya.

Akan tetapi, orangtua dan keluarganya masih berada di kamp pengungsian Cox's Bazar.

"Jadi artinya bisa kita simpulkan untuk sementara ini, bahwa mereka bukan dalam keadaan darurat, dari negara asal menuju Indonesia. 

Baca juga: Kronologi Penemuan Satu Keluarga Tewas Diduga Korban Pembunuhan Perampok di Musi Banyuasin Sumsel

Baca juga: Bupati Kutai Barat Buka Suara Soal Ajudan Aniaya Sopir Truk, Kesal Karena tak Diberi Jalan

Mereka punya tujuan yaitu mendapat kehidupan lebih baik dengan cara mencari pekerjaan di negara tujuan," ungkapnya.

Saat ini, tersangka penyelundupan Rohingya, Muhammad Amin, dijerat dengan Pasal 120 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Ia terancam hukuman kurungan penjara paling lama 15 tahun.

Soal Pengungsi Rohingya Bisa Dapat KTP Medan yang Dipalsukan Oknum

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD berkomentar ditanya soal delapan Warga Negara Asing (WNA) asal Bangladesh alias imigran asal Rohingya yang kedapatan memiliki KTP palsu.

Mereka diamankan petugas Kepolisian Resor Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) di Dusun Fatubesi, Desa Takirin, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste pada Minggu (10/12/2023) lalu.

Hal tersebut disampaikan Mahfud usai menghadiri Rembug Nasional Sahabat Saksi dan Korban untuk Indonesia di Ciawi Jawa Barat pada Rabu (20/12/2023).

"Ya bisa saja. Saya tidak tahu, yang di lapangan kan banyak kasusnya, ada yang TPPO ada yang macam-macam lah," kata Mahfud.

Menurut Mahfud saat ini pemerintah masih mencarikan tempat penampungan pengungsi Rohingya.

Tempat penampungan  yang disediakan oleh pemerintah di berbagai tempat, kata dia, saat ini sudah penuh karena terus bertambahnya pengungsi Rohingya yang datang.

Terlebih, kata dia, ada dugaan mafia Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di balik kedatangan mereka ke Indonesia.

"Sekarang meskipun baik masyarakat lokalnya seperti Aceh itu menolak sehingga kita tidak bangunkan lagi di sana. Tapi pasti demi kemanusiaan ditolong," kata dia.

Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan, Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dimiliki oleh delapan imigran   gelap asal Rohingya, Bangladesh  palsu. 
Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan, Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dimiliki oleh delapan imigran   gelap asal Rohingya, Bangladesh  palsu.  (Tribun Medan/Anisa)

Dilansir dari Tribun-Medan.com, sebelumnya Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Kadisdukcapil) Medan, Baginda Siregar membantah Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP yang dimiliki delapan imigran gelap asal Rohingya, Bangladesh berasal dari Kota Medan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved