Tempat Wisata di Sumut
Pesona Air terjun Lau Biang Langkat dan Sejarahnya, Cocok untuk Pecinta Alam
Nenek moyang merga Sembiring yang tidak bisa berenang berhasil selamat karena ditolong seekor anjing.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Air terjun yang berada di sungai Lau Biang ini, menyimpan sejuta pesona dan sejarahnya.
Air terjun ini berada di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo.
Berada tepat di bawah bendungan sungai Wampu.
Konon katanya nama sungai ini berangkat dari sebuah legenda, yakni nenek moyang merga Sembiring yang menceburkan dirinya di sungai ini karena lari dari kejaran musuh.
Nenek moyang merga Sembiring yang tidak bisa berenang berhasil selamat karena ditolong seekor anjing.
Itu sebabnya sungai ini bernama Lau Biang yang artinya Anjing.
Air terjun ini diapit oleh dua tebing.
Untuk menuju kesana kita akan menyusuri sungai.
Di air terjun itu pengunjung akan disuguhkan pemandangan sebuah tebing kira-kira 50 meter, dikelilingi pohon-pohon.
Airnya yang jernih akan menambah keindahan tempat ini, warnanya hijau kebiru-biruan.
Proses menuju lokasi membutuhkan waktu selama empat jam dari kota Medan.
Pengunjung akan melewati Kabanjahe dan masuk ke dalam perkampungan Negeri Jahe.
Saat tiba di lokasi, pengunjung harus menuruni kira-kira 20-30 meter untuk dapat menuju ke Air Terjun Lau Biang.
Pengunjung yang akan berkunjung ke Air Terjun Lau Biang bisa mendapatkan dua air terjun bonus saat menyusuri Air Terjun Lau Biang ini.
Menariknya, Air Terjun Lau Biang tidak ada pungutan biaya apapun untuk masuk ke dalam.
Namun ketika menuju air terjun ini harus periksa dulu kendaraan seperti ban, rem, dan bahan bakar kendaraan.
Hal ini lantaran untuk menemukan kampung harus menempuh jarak yang cukup jauh dan juga disarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah atau saat di kota.
(cr26/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.