Tribun Wiki
Profil Glenny Kairupan, Pensiunan Jenderal Rekan Prabowo Subianto yang Disebut 'Ordal' di PT TMI
Sejumlah nama kembali mencuat setelah Anies Baswedan menyinggung soal PT Teknologi Militer Indonesia. Satu nama yang muncul adalah Glenny Kairupan
TRIBUN-MEDAN.COM,- PT Teknologi Militer Indonesia atau PT TMI sempat menjadi pembahasan dalam debat calon presiden yang berlangsung beberapa waktu lalu.
Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan ada menyebutkan 'orang dalam' Prabowo Subianto yang terlibat dalam pengadaan alutsista di PT TMI.
Satu diantara nama yang kemudian muncul yakni Glenny Kairupan.
Glenny Kairupan tercatat sebagai pengendali di PT TMI.
Baca juga: Profil Lo Siauw Ging, Dokter Dermawan Asal Solo yang Kini Berpulang
Namanya muncul ketika Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024 bocor ke publik pada 2021 lalu.
Karena hal itu pula, banyak yang penasaran dengan sosok Glenny Kairupan ini.
Lantas, seperti apa profil Glenny Kairupan yang dituding 'ordal' Prabowo Subianto di PT TMI? Berikut ulasan singkatnya.
Profil Glenny Kairupan
Glenny Kairupan merupakan putra kelahiran Manado, 11 Februari 1949.
Ia merupakan teman satu angkatan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat berkarir di militer.
Dari berbagai sumber disebutkan, Glenny Kairupan adalah anak seorang PNS.
Ayahnya bekerja di Departemen Pekerjaan Umum (PU).
Baca juga: Profil Mayjen TNI Purn Soenarko, Pria Kelahiran Medan Loyalis Prabowo Kini Dukung Anies Baswedan
Keluarga Glenny sempat tercatat tinggal di Petojo, Jakarta, dekat dengan kediaman Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono (eks Kepala BIN).
Glenny Kairupan tercatat masuk Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1970.
Ia juga seangkatan dengan Prabowo Subianto dan Ryamizard Ryacudu.
Dalam karir militernya, Glenny Kairupan mengantongi sertifikat CPL (Commercial Pilot License) dan PPL (Private Pilot License).
Tak heran, ia pun kemudian menjadi pilot di TNI AD.
Saat masih berdinas di militer, Glenny Kairupan tercatat pernah mengemban berbagai misi, seperti di Timor Timur, Aceh, Kalimantan Barat, dan Papua.
Baca juga: Profil Mayjen TNI Purn Soenarko, Pria Kelahiran Medan Loyalis Prabowo Kini Dukung Anies Baswedan
Jabatannya pun cukup mentereng.
Kala itu ia pernah menjabat sebagai Wakil Danrem Timtim (Danremnya Kiki Syanakri).
Lalu, ia juga pernah mendapat posisi sebagai Danrem 073 Makutaram Salatiga, Asisten Atase Pertahanan di Filipina, Danden Intel Kostrad, serta Assintel Divisi 1 Kostrad.
Kariernya semakin cemerlang ketika didapuk sebagai Staff Teritorial Angkatan Darat hingga Staff Intelijen di Badan Penegakan Keamanan dan Sistem Hukum ( Crisis Center) Departemen Pertahanan Keamanan selama masa krisis 1998.
Pada 1999, ia ditetapkan sebagai Penasehat Keamanan pada Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur) yang membantu UNAMET (United Nations Mission in East Timor).
Baca juga: Profil Ari Dono Sukmanto, Eks Wakapolri Kumpulkan 700 Mantan Polisi Menangkan Prabowo Subianto
Kader Gerindra
Selepas pensiun menjadi anggota TNI aktif dengan pangkat Mayor Jenderal, Glenny Kairupan kemudian ikut terjun dalam dunia politik.
Ia lantas bergabung di Partai Gerindra, yang didirikan oleh Prabowo Subianto.
Di Gerindra, Glenny Kairupan tercatat menjabat sebagai Dewan Pembina.
Ia juga masuk dalam struktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi selama Pilpres 2019 sebagai Direktur Penggalangan.
Pada Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2015, Glenny Kairupan maju menjadi cawagub (calon wakil gubernur).
Baca juga: Profil La Ode Barhim, Jenderal Bintang Dua Caleg Gerindra Dikabarkan Meninggal Dunia
Ia disandingkan dengan Maya Rumantir. Mereka diusung Partai Demokrat dan Gerindra.
Namun, pasangan Maya Rumantir-Glenny Kairupan kalah oleh duet PDIP: Olly Dondokambey-Steven Kandouw.
Alhasil, usaha Glenny untuk menjadi orang nomor dua di Provinsi Sulawesi Utara periode 2016-2021 gagal total setelah menduduki peringkat tiga saja.
Pengakuan Prabowo Subianto soal Glenny di PT TMI
Sosok Mayjen Purn Glenny Kairupan menjadi pengendali di PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) yang terungkap setelah setelah beredar Rancangan Peraturan Presiden (Raperpres) tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia Tahun 2020-2024.
Dalam Raperpres tersebut disebutkan rencana modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) membutuhkan dana Rp 1.760 triliun dan bisa menggunakan skema utang asing.
Dan yang disebut-sebut eksekutor atau pengimpor alutsista tersebut adalah PT TMI.
Berdasarkan salinan akta perusahaan yang diterima Kompas.com, PT TMI didirikan sebagai perusahaan swasta nasional pada 14 Agustus 2020.
Perusahaan ini berstatus perseroan tertutup.
Berdasarkan salinan akta tersebut disebutkan terdapat tiga direktur dan seorang komisaris PT TMI dengan status tidak memiliki saham.
Mereka adalah Prasetyo Hadi (komisaris), Satrio Dimas Aditya, Tony Setya Boedi Hoesodo, dan Wicaksono Aji.
Sedangkan pengurus dan pemilik saham adalah Glenny H Kairupan sebagai komisaris utama, Harsusanto sebagai direktur utama, Judi Magio Yusuf sebagai komisaris, Mundasir sebagai direktur, dan Nugroho Widyotomo sebagai komisaris.
Dikutip dari Kompas.id, Glenny dan Magio adalah teman seangkatan Prabowo di Akademi Militer yang juga aktif di Partai Gerindra.
Harsusanto adalah mantan pimpinan PT PAL.
Sedangkan Nugroho adalah lulusan Akmil 1983 dan Mundasir lulusan Akmil 88A.
Dalam akta tersebut juga disebutkan, berdirinya industri ini bertujuan sebagai industri pengolahan, industri pesawat terbang dan perlengkapannya, reparasi pemasangan mesin dan peralatan hingga reparasi produk logam pabrikasi, mesin, dan peralatan.
Kemudian instalasi sistem kelistrikan, air (pipa) dan instalasi konstruksi lainnya, komunikasi jaringan irigasi, komunikasi dan limbah, hingga kontruksi telekomunikasi navigasi udara.
Perusahaan ini sendiri berdiri dengan modal yang disetorkan senilai Rp 50 miliar dengan jumlah 50.000 lembar.
Harga per lembar sahamnya Rp 1.000.000.
Diketahui, 10 dari total 50.000 lembar saham dipegang Primer Koperasi Pegawai Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP).
Sedangkan sisanya sebanyak 49.990 lembar saham dikuasai YKPP.
Corporate Secretary PT TMI, Wicaksono Aji menjelaskan PT TMI dibentuk oleh Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan.
Dulunya adalah Yayasan Kesejahterahaan Pendidikan dan Perumahan di bawah Kemenhan.
PT TMI, kata dia, adalah wadah dari para ahli alutista berteknologi canggih, ahli elektronika, dan teknokrat anak bangsa yang mempelajari dan alih teknologi (ToT) dalam proses pencarian alutsista terbaik.
"Peran PT TMI adalah menganalisa dan memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, baik itu pemerintah, pendidikan ataupun swasta dalam hal ToT," kata Aji.
Ia menegaskan bahwa tidak ada satu kontrak pun dari Kemenhan ke PT TMI.
"PT TMI tidak ditugaskan untuk pembelian atau pengadaan oleh Kementerian Pertahanan," ujarnya dalam rilis yang dibagikan ke media.
PENJELASAN GERINDRA
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membenarkan bahwa tiga dari empat orang komisaris PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) merupakan kader Partai Gerindra.
Sementara itu, satu orang di antaranya yaitu Prasetyo Hadi sudah mengundurkan diri sejak dilakukan penggantian antar waktu (PAW) anggota DPR pada 6 bulan yang lalu.
"Pertama saya konfirmasi yang namanya Prasetyo Hadi sudah mengundurkan diri sejak PAW jadi anggota DPR, mengundurkan diri sejak 6 bulan lalu," kata Dasco saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/6/2021).
Untuk ketiga orang lainnya yaitu Glenny Kairupan, Yudi Magio Yusuf, dan Angga Raka Prabowo masih merupakan kader Gerindra.
Menurut dia, tiga kader Gerindra dan satu mantan kader itu merupakan komisaris PT TMI.
Dasco juga menegaskan PT TMI berada di bawah yayasan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang artinya bersifat swasta.
"PT TMI itu berada di bawah yayasan Kemhan. Dan artinya bukan kepunyaan Kemhan secara langsung. Karena yayasan, itu sifatnya sudah swasta," ujarnya.
Oleh karena sifat PT TMI yang merupakan perusahaan swasta, lanjut Dasco, maka wajar apabila berisi kader-kader Gerindra.
"Maka tidak ada salahnya kemudian ada Pak Glenny, ada Pak Yudi dan Pak Angga Raka yang memang masih pengurus Gerindra," tambah dia.
Nama Direktur Penggalangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) ini kemungkinan akan diangkat sebagai Menteri Perhubungan sebab di masa lalu, Glenny merupakan pilot Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad).(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.