Berita Medan
Ekspor Karet Alam Sumut Tergerus Selama 6 Tahun Terakhir, Gapkindo Ungkap Penyebabnya
Berdasarkan data dari Gapkindo Sumut, ekspor karet alam pada tahun 2023 tercatat 313.402 ton, turun sebesar 10.49 persen
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) mengungkapkan, kinerja ekspor komoditas karet alam Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan penurunan selam enam tahun terakhir.
Berdasarkan data dari Gapkindo Sumut, ekspor karet alam pada tahun 2023 tercatat 313.402 ton, turun sebesar 10.49 persen dari ekspor karet tahun lalu yaitu 350.147 ton.
Jika dibandingkan dengan enam tahun terakhir yaitu pada tahun 2017, ekspor karet alam Sumut pada tahun 2023 mengalami penurunan yang signifikan yakni dari 512.725 ton menjadi 313.402 ton.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah mengungkapkan, penurunan kinerja ekspor tersebut dipicu oleh melemahnya permintaan dari negara konsumen utama serta guncangan geopolitik global.
"Penurunan ekspor terus berlangsung sejak tahun 2017, kondisi ini dipicu melemahnya permintaan dari negara konsumen utama, diantaranya China dan Amerika Serikat akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga diakibatkan faktor geopolitik akibat perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas yang mempengaruhi harga komoditi global," ujarnya kepada Tribun Medan, Selasa (16/1/2024)
Sedangkan faktor utama dari dalam negeri penurunan ekspor karet adalah semakin berkurangnya pasokan bahan baku yang diakibatkan semakin masifnya konversi kebun karet ke kebun sawit serta adanya gangguan penyakit gugur daun.
Kondisi ini, lanjut Iskandar, berdampak pada tutupnya beberapa pabrik pengelolaan karet di Sumut. Sejak tahun 2017 hingga saat ini terdapat 7 pabrik yang terpaksa berhenti beroperasi.
"Hingga saat ini kapasitas terpasang pabrik pengolahan karet di Sumatera utara tercatat 970 ribu ton, sedangkan total produksi pada 2023 sebesar 355.729 ton. Dari total produksi ini, hanya sekitar 38 persen saja yang sumber bahan bakunya dari Sumatera Utara, selebihnya dari luar provinsi ini," jelasnya
Gapkindo Sumut mencatat, sepanjang tahun 2023 terdapat 43 negara tujuan ekspor karet dari Sumut dengan lima posisi teratas yaitu Jepang dengan kontribusi sebesar 32.01 persen, kemudian Amerika Serikat 17.03 persen, Brazil 7.23 persen, China 6.21 persen dan Turki 6.14 persen.
Disisi lain, harga rata-rata SICOM-TSR20 tahun 2023 juga mengalami penurunan sebesar 11.06 persen dari tahun 2022 menjadi 137.72 sen AS per kilogram.
"Perkembangan harga di awal Januari 2024 menunjukkan kenaikan dengan harga rata-rata sampai 15 Januari sebesar 152.11 sen.
Produksi bahan baku karet pada Januari ini diperkirakan masih terganggu di mana di berbagai sentra produksi sudah mengalami gugur daun," pungkasnya
(cr10/Tribun-Medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.