Luhut Panjaitan Sanggah Data Cak Imin Sebut Hilirisasi Jokowi Ugal-ugalan, Tunjukanlah Jangan Bohong

Luhut Panjaitan tanggapi pernyataan calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar yang menyinggung hiliriasi . . .

Editor: Salomo Tarigan
HO
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan 

TRIBUN-MEDAN.com - Luhut Panjaitan tanggapi pernyataan calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar yang menyinggung hiliriasi, program  Presiden Joko Widodo hanya menyerap banyak tenaga kerja asing (TKA).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyanggah sanggah data hilirisasi yang sempat disinggung cak Imin.

Luhut pun menyayangkan adanya banyak disinformasi yang disampaikan pada debat cawapres tersebut.

"Karena itu, saya merasa perlu menyampaikan beberapa catatan terkait program hilirisasi yang menjadi ranah pekerjaan di kantor kami selama ini, serta erat kaitannya dengan tema debat saat itu," ujar dia dikutip dari laman instagram dirinya pada Kamis (25/01).

Saat debat akhir pekan lalu, Ketum PKB itu menyinggung soal hilirisasi yang dicanangkan Presiden Jokowi ugak-ugalan, karena merusak lingkungan hingga tak membawa kesejahteraan bagi masyarakat Sulawesi Tengah.

Luhut pun berkeinginan mengajak Cak Imin mengunjungi daerah Weda Bay Morowali untuk melihat perusahaan nikel.

Harapannya agar Cak Imin tidak menyebarkan informasi bohong karena sudah melihat langsung masyarakat sekitar Morowali.

"Seeing is believing daripada Anda berbohong kepada publik yang menurut satu karakter yang enggak bagus untuk mencapai sesuatu posisi anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," kata dia.

Luhut kemudian memaparkan, data kemiskinan di Sulawesi Tengah.

Dirinya mengklaim ada perbaikan bahwa angka kemiskinan di Sulteng menurun sejak tahun 2015, karena ada komponen perekonomian di sana yakni perusahaan nikel.

"Kalau kita lihat data 2015, itu kemiskinan sekarang 14,7 persen. Data 2023 itu 12,4 persen. jadi turun kemiskinan di sana dari 14,7 persen ke 12,4 persen," tutur dia.

Selain itu kata Luhut di Morowali ada institusi pendidikan yakni Politeknik yang didirikan dimana para pengajar berasal dari ITB maupun UI.

"Guru itu diajak untuk mengajar di sana dan mereka langsung praktek di industrinya dan malah ada yang dikirim ke Tiongkok untuk belajar teknologi ini yang lebih Advance lagi dan mereka sekarang bekerja yang menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi atau di tempat lain juga," terang dia.

"Ayolah tunjukanlah jangan bohong," sambung Luhut

Tak hanya itu, Luhut pun membantah soal dominasi tenaga kerja asing (TKA) yang dipekerjakan di perusahaan nikel.

Menurutnya, jumlahnya hanya 10 sampai 15 persen saja.

Dan kondisi itu tidak bisa dihindari, karena Indonesia belum memiliki pekerja yang mumpuni dibidang tambang nikel.

"Kita tidak hindari karena kita tidak punya memang kualitas manusia pada saat itu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu," ungkap Luhut.

Pemerintah pun ujarnya secara bertahap akan mengurangi angka tersebut dengan melatih dan memberikan training pada anak muda.

"Ini satu proses yang harus dilakukan. jangan kita juga munafik, jangan kita juga membohongi publik kita dengan menyebarkan berita-berita palsu. Apalagi anda calon pemimpin karakter itu menurut saya nomor satu harus utama," jelas dia.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber: TribunSolo.com/tribunnews.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved