Berita Medan
LAGI, Harimau di Medan Zoo Mati, Plt Dirut Pembangunan : Tanggal 22 Januari Lalu
Matinya satwa jenis Harimau Benggala tersebut sudah diprediksi dan disiarkan oleh pihaknya saat kunjungan ke Medan Zoo beberapa waktu lalu.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Plt Dirut PUD Pembangunan Bambang Hendarto, membenarkan adanya satu harimau jenis benggala mati di Medan Zoo kembali.
Menurut Bambang, matinya satwa jenis Harimau Benggala tersebut sudah diprediksi dan disiarkan oleh pihaknya saat kunjungan ke Medan Zoo beberapa waktu lalu.
Dijelaskan Bambang, Harimau Benggala yang mati ini bernama Wesa dengan usia 19 tahun dan mengalami penyakit dubius infausta atau kecil kemungkinan untuk sembuh.
Kabar matinya Wesa itu sudah diketahui oleh pihaknya pada 22 Januari 2024 lalu.
"Harimau jenis benggala ini sudah kita ketahui mati sejak 22 Januari lalu. Dan memang sebelum kematian pun, Wesa sudah dinyatakan mengalami sakit dubius infausta seperti gangguan pernafasan dan penyakit gabungan lainnya," jelasnya.
Saat ini total harimau di Medan Zoo ada sembilan.
Empat diantaranya Harimau Sumatera dan lima Harimau Benggala.
"Untuk kondisi harimau saat ini empat Harimau Sumatera memang mengalami sakit. Sementara lima harimau jenis benggala dalam keadaan sehat," jelasnya.
Disinggung sudah adanya tiga harimau mati di Medan Zoo dan langkah cepat apa yang akan diambil oleh pihaknya, Bambang mengatakan akan membuat program bapak asuh.
"Karena kalau investor ini kan banyak aturan yang harus kita ikuti. Makanya langkah cepat dari kita mau meluncurkan program bapak asuh," jelasnya.
Saat ini sudah ada beberapa nama-nama bapak asuh yan diserahkan ke Wali Kota Medan.
"Sudah ada namanya. Tinggal sosialisasi dan membahas regulasi aturannya saja," jelasnya.
Nantinya, Kata Bambang, bapak asuh ini yang akan mengurus makanan para harimau nya.
"Untuk saat ini sembilan harimau masih berada di Medan Zoo dan dipantau oleh BKSDA Kota Medan," jelasnya.

Sebelumnya, 4 harimau di Medan Zoo sakit.
Penjabat Sementara (Pjs) Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan Pemko Medan Bambang Hendarto mengatakan, 4 harimau di Medan Zoo saat ini sedang sakit.
Bambang menjelaskan, sakit yang diderita 4 harimau tersebut sudah lama dan kecil kemungkinan untuk bisa disembuhkan.
"Saat ini total keselurahan satwa jenis harimau yang ada di Medan Zoo tinggal 4. Dan ke empatnya itu sedang sakit, kalau bahasa kedokterannya tiga hewan terkena penyakit dubius infausta," jelasnya, Jumat (12/1/2024).
Sejak matinya dua harimau di Medan Zoo, pihaknya rutin melakukan medical check up seluruh satwa.
"Dari hasil medical check up itu kondisi penyakit yang dialami empat harimau sudah sejak lama sebenarnya. Jadi memang kondisi hewan di sini memang ada riwayat penyakit," jelasnya.
Menurut Bambang, empat harimau itu sebenarnya tidak sekarat, hanya saja melihat kondisi harimau saat ini sulit untuk pulih.
"Penyakitnya seperti apa itu hanya dokter yang paham, pastinya harimau ini ada penyakit dalam Kalau bahasa kedokterannya disebut dubius infausta dan infausta. Tapi kalau dibilang sekarat tidak, hanya kemungkinan besar untuk sembuh itu sulit," jelasnya.
Untuk itu, kata Bambang, pihaknya bersama BKSDA akan melakukan perawatan secara intensif.
"Langkah kita saat ini mencoba melakukan perawatan secara intensif dengan pihak BKSDA Sumut," jelasnya.
Ditanya mengenai tanggapan pihak PUD Pembangunan terhadap ucapan pihak BKSDA yang mengatakan Kondisi Medan Zoo sudah tidak layak, Bambang tak banyak menjawab
"Kalau kita tanggapi BKSDA untuk menjadikan Medan Zoo seperti animal welfare itu sulit. Apalagi Medan Zoo ini sudah berdiri dari tahun 2005. Dan sampai saat ini masih mengikuti konsep pola yang lama dan belum ada perbaikan," jelasnya.
Kemudian kata Bambang, APBD Pemko Medan ke Medan Zoo juga memang sedikit tertinggal
"Kemudian APBD yang masuk kemarin, kita sedikit tertinggal. Memang kalau secara aturan apa yang menjadi keinginan BKSDA untuk menjadi animal welfare kita belum bisa mengikuti," jelasnya.
Bambang juga membenarkan adanya kesulitan ekonomi dalam operasional Medan Zoo pascaCovid-19.
"PascaCovid-19 kemarin, salah satunya kebun binatang ini sangat terdampak. Sehingga kebun binatang hari ini memang benar-benar penurunannya sangat drastis," jelasnya.
Ditambah lagi, kata Bambang, adanya kompetitor yang membuat kebun binatang di Medan Zoo alami penurunan finansial yang cukup drastis.
"Kalau permasalahan gaji karyawan saya luruskan, benar memang mereka tidak bergaji tetapi bukan seperti info yang beredar," jelasnya.
Pihaknya tetap membayar gaji para karyawan Medan Zoo, tetapi tidak secara penuh dan bertahap.
"Bukan berarti teman-teman Medan Zoo tidak bergaji. Misal gini, gaji 100 persen yang harusnya mereka terima kita bayar semampunya sesuai pendapatan dari uang tiket masuk. Jadi ada yang menerima 30 persen atau 50 persen sesuai kemampuan perusahaan juga," ungkapnya.
Kemudian, Kata Bambang pembayaran gaji karyawan pun dicicil sesuai dengan jam kerja mereka
"Karena pakan satwa, gaji karyawan, listrik dan air itu murni kita dapat dari uang tiket masuk. Sehingga gaji para karyawan di Medan Zoo menggunakan sistem subsidi silang dari unit usaha PUD yang lain.
Selain dari hasil uang tiket masuk, gaji karyawan kita ambil dari unit usaha PUD yang lain misal dari PUD Gudang yang mungkin sedikit bisa memberikan surplus bagi perusahaan," terangnya.
"Hitungan gaji full karyawan Medan Zoo yang telah dibayarkan itu baru sampai bulan Agustus selebihnya masih dilakukan secara bertahap," tambahnya.
Bambang menerangkan, tidak ada masalah dalam kondisi pakan hewan yang diberikan oleh karyawan Medan Zoo.
"Jadi kalau untuk makanan hewan tidak ada kendala. Dari mulai pascacovid kemarin kita dapat bantuan CSR nah sampai hari ini pun makanan masih dapat suport dari BKSDA.
Hanya saja, saat ini kendala PUD Pembangunan itu.
Kita punya utang terhadap vendor sekitar tiga bulan belum mampu kita bayarkan," ucapnya.
Disinggung langkah apa yang akan diambil oleh Dirut PUD Pembangunan terhadap Medan Zoo saat ini, pihaknya akan bekerjasama dengan beberapa pihak.
"Langkah pastinya kita berkoordinasi dengan pihak Perhimpunan Kebun Binatang se Indonesia (PKBSI). Mulai dari makanan satwa, kepper dan dokter hewan," jelasnya.
Menurut Bambang, dokter hewan di Medan Zoo sempat alami kekosongan beberapa waktu. Sebab dokter hewan sebelumnya mengundurkan diri
"Dokter hewan ini tak bisa dibiarkan. Sehingga saat ini langka-langkah yang akan kita ambil selain kerjasama dengan BKSDA dan PKBSI kita akan lakukan swadaya dan gotong royong dalam memperbaiki beberapa kandang di Medan Zoo," jelasnya.
Kata Bambang, untuk mengubah Medan Zoo secara menyeluruh tidak bisa dilakukan oleh pihaknya.
"Kita coba sedikitnya memperbaiki sarana kandang yg ada. Tapi untuk merubah total kita pastikan tidak bisa. Tetapi hal-hal yang bisa menyebabkan hewan mati itu karena kandang yang kotor dan kurang bersih hari ini sudah kita lakukan perbaikan mulai hari ini," jelasnya.
Bambang juga tidak mengetahui apakah penyakit yang diderita harimau ini menular atau tidak.
"Kalau menular tidak tahu juga karena saya bukan dokter hewan. yang pasti antisipasi kita semenjak hasil pemeriksaan laboratorium keluar kita sudah lakukan pengelompokan Harimau," ucapnya.
Untuk jenis harimau pun, kata Bambang sudah dikelompokkan.
"Antisipasi kita lainnya mengelompokkan satwa. Harimau jenis Manggala dan Sumatera itu sudah kita pisahkan. Begitupun saat ini kondisi hewan yang sedang sakit juga sudah dikelompokkan," tuturnya..
Dikatakan Bambang, untuk harimau yang mengalami sakit infausta ini masih besar kemungkinan untuk sembuh
"Hari ini ada sisa empat harimau. Tiga dalam kondisi dubius infausta. Satu masih dalam infausta. Untuk yang infausta ini punya penyakit tetapi masih bisa disembuhkan,"ucapnya.
Harimau yang mengalami penyakit infausta, Kata Bambang bernama Baringin.
Harimau ini juga sempat viral karena memakan rumput.
"Itu harimau bernama Baringin kalau dulu teman teman sempat viral harimau makan rumput. Harimau ini si Baringin yang kondisinya msih jauh lebih baik dari yang lain," jelasnya.
Disinggung ada rencana pemindahan hewan untuk saat ini, Bambang mengaku belum tahu.
"Kalau untuk rencana dipindahkan belum tahu. Karena pemilik hewan ini BKSDA. Kita disini hanya lembaga konservasi dan penitipan," terangnya.
Untuk kandang harimau saat ini, kondisinya masih cukup layak.
"Tapi menurut saya secara pribadi kalau minta tanggapan (apakah harimau perlu dipindahkan) saat ini kandang harimau masih layak dijadikan tempat untuk penyembuhan. Hanya tinggal maintenance yang lebih intensif saja," ucapnya.
Terkait Wali Kota Medan memiliki opsi terkait perkembangan Medan Zoo, Bambang mengatakan, pihaknya menyerahkan secara penuh Medan Zoo ke Pemko Medan.
"Kalau opsi pak wali, kami saat ini menyerahkan ke pihak Pemko Medan. Karena Medan Zoo ini milik pemko medan. Namun dengan kondisi yang ada kita masih berupaya bekerjasama dengan pihak ketiga untuk revitalisasi ke depannya," katanya.
(cr5/tribun-medan.com).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.