Breaking News

Viral Medsos

SIAPA Tom Lembong Bikin Luhut Murka? Ungkit Proyek OSS Tak Tuntas: Intelektualitas Anda Saya Ragukan

Thomas Lembong adalah mantan Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Editor: AbdiTumanggor
HO
Sosok Tom Lembong bikin Luhut Pandjaitan murka. Tom Lembong pernah menjadi pembantu Presiden Joko Widodo. (HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM -  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyindir Co-captain 2 Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Thomas Lembong terkait pemberian catatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Thomas Lembong adalah mantan Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM di periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Setiap kepala negara yang pernah saya lihat, tidak ada pembantunya di belakang itu yang tidak kasih catatan-catatan. Kau ini dibayar untuk itu kok," kata Luhut, Jumat (26/1/2024).

Luhut mengatakan sudah menjadi tugas bagi pembantu presiden memberikan catatan lantaran tidak semua bidang kerja dapat dikuasai kepala negara.

"Karena ada bidang yang presiden atau saya pun tidak tahu, kurang tahu, supaya lebih jelas ya deputi saya yang ngasih, 'Ini bapak harus ingat' atau dia takut saya tidak ingat. Jadi jangan merasa geer kalau kau kasih catatan," ujarnya.

Untuk diketahui saja, pernyataan Thomas Lembong yang memberikan catatan untuk Presiden Jokowi sendiri merupakan tanggapannya setelah namanya disebut-sebut oleh Gibran Rakabuming dalam Debat Cawapres 2024.

Kala debat, Gibran berseloroh kalau Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sangat mengandalkan catatan dari Tom Lembong saat menjawab pertanyaan di sesi tanya jawab.

Dalam satu acara, Tom Lembong mengatakan selama 7 tahun ia membuat contekan dan menulis pidato dan materi bicara bagi ayah Gibran yakni Presiden Jokowi.

Sosok dan Profil Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong yang dua kali namanya disebut-sebut Cawapres Gibran saat debat dengan Cak Imin. (HO)
Sosok dan Profil Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong yang dua kali namanya disebut-sebut Cawapres Gibran saat debat dengan Cak Imin. (HO)

Karier Tom Lembong 

Adapun, Tom Lembong menjabat sebagai kepala BKPM pada periode pertama Presiden Jokowi. Dia mengisi posisi itu pada 2016—2019.

Sebelum menjadi kepala BKPM, Tom Lembong menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia periode 2015—2016.

Sebelum masuk menjadi anggota kabinet di periode pertama Presiden Jokowi, karier Tom Lembong bisa dibilang sangat mentereng.

Ia sudah makan asam garam sebagai analis dan bankir di berbagai institusi keuangan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Lulus dari kuliah, Tom Lembong memulai kariernya pada tahun 1995 di Divis Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte.Ltd.

Kemudian menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999 hingga 2000. Pada tahun 2000 hingga 2002, Tom Lembong menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).  Lalu bekerja di Farindo Investments dari tahun 2002-2005.

Diketahui, Tom Lembong adalah salah satu pendiri, Chief Executive Officer, dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd, sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006.

Ia juga berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh di Tanah Air.

Tom Lembong diketahui adalah keponakan Eddie Lembong, pria Minahasa yang mendirikan PT Pharos Indonesia, salah satu perusahaan farmasi terbesar swasta.

Keluarga Thomas Lembong juga diketahui sebagai pemilik perusahaan jaringan bioskop PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dan Apotek Century.

Baca juga: SOSOK Tom Lembong yang Dua Kali Namanya Disebut Gibran saat Debat dengan Muhaimin Iskandar

Tom Lembong saat menjadi pembantu Presiden Joko Widodo. (HO)
Tom Lembong saat menjadi pembantu Presiden Joko Widodo. (HO) (HO)

Luhut ragukan intelektualitas Tom Lembong

Luhut Panjaitan juga membalas kritikan Thomas Lembong atau dikenal Tom Lembong terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Luhut menyampaikan amarahnya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya pada Rabu (24/1/2023).

Salah satu kritik berisi mengenai keraguan Luhut akan intelektualitas Tom Lembong.

Luhut mengatakan sangat sedih dan meragukan intelektual Tom Lembong akibat menyebutkan harga nikel anjlok.

Padahal, harga komoditas tersebut dinilai tak bisa hanya dilihat per tahun saja, tapi harus jangka panjang.

Sehingga ia menilai, karakter Lembong tidak baik karena menyampaikan kebohongan kepada capres dan cawapres yang didukung.

"Jadi saya nggak ngerti bagaimana Anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang Anda dukung? Saya sedih melihat Anda. Artinya intelektual Anda menurut saya jadi saya ragukan. Oke, Anda intelektual. Tapi karakter Anda menurut saya nggak bagus," kata Luhut dalam video tersebut.

Menurutnya, tak hanya untuk harga nikel, pertambangan lainnya seperti batu bara dan emas pun harus dilihat siklusnya dalam jangka panjang. "Tapi kalau kita lihat 10 tahun ini, harga nikel dunia itu ya di Rp15 ribuan, bahkan pada periode 2014-2019, periode hilirisasi mulai kita lakukan, harga rata-rata nikel itu hanya Rp12 ribu," jelas Luhut.

Luhut: Jangan kau jelekkan pemerintahan

Luhut juga meminta Tom Lembong untuk tidak menjelekkan pemerintahan saat ini, apalagi dengan informasi yang tidak benar. Sebab kata Luhut, Tom juga pernah menjadi bagian dari tim kabinet Jokowi. "Ini saya titip pada Tom, anda walaupun sudah tidak di goverment lagi, jangan menceritakan yang tidak baik padahal tidak sepenuhnya benar di luar," kata dia.

Luhut pun membanggakan capaian ekonomi saat ini. Di mana inflasi pernah berhasil di bawah 3 persen, surplus neraca dagang 44 bulan berturut-turut, dan pertumbuhan berhasil dijaga di level 5 persen di tengah kondisi dunia yang tak menentu. Menurutnya, itu bisa tercapai tak lain salah satunya karena kebijakan hilirisasi.

"Kita masih berharap trajectory kita income per capita kita 10 ribu dolar dan kita masih berharap dan yakin besaran GDP kita sekitar US$3 triliun atau lebih," tegas Luhut.

Luhut Minta Tom Lembong berkaca

Luhut pun mengakhiri amarahnya dengan mengungkit kinerja Lembong yang dinilai gagal selama menjadi pembantu Jokowi. Kegagalan itu salah satunya berkaitan dengan mempermudah proses perizinan investasi melalui sistem izin Online Single Submission (OSS).

"Tapi Anda harus refleksi juga apa sih yang anda lakukan sudah menjadi perdagangan, coba tanya dirimu. waktu anda BKPM apa yang anda lakukan, Anda kan ditugasi untuk OSS," jelasnya.

Menurut Luhut, OSS tidak pernah selesai di tangan Tom Lembong. Justru kabinet saat ini yang melanjutkan. "Saya ingat betul itu bagaimana Anda curhat ke saya, tapi itulah sampai Anda meninggalkan kabinet tidak pernah selesai OSS. Sekarang kami yang menyelesaikan itu yang sudah digadang-gadang begini begono dan segala macam," kata Luhut.

Sekali lagi, Luhut menekankan Tom Lembong tak lagi menjelekkan pemerintahan di mana ia pernah menjadi bagiannya. "Jadi saya hanya ingin sampaikan, kita sudahlah kalau sudah selesai masa kita sudahlah, semua ada waktunya. Tidak perlu kita ceritakan kita yang paling bagus, tidak. Semua itu terjadi karena hasil kerja teamwork," pungkas Luhut.

Luhut Respon Cak Imin

Terkait data Muhaimin Iskandar, Luhut minta adu data hilirisasi. Ia mengatakan, Cak Imin bisa kapan saja menghubunginya.

Ia juga mempersilakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu melihat langsung daerah yang menjadi lokasi hilirisasi sumber daya alam (SDA).

"Dia bilang Muhaimin (Cawapres nomor urut 1) mau minta ketemu saya. Dia ada nomor telepon saya, telepon aja kapan, (lalu) pergi dia sana (ke lokasi hilirisasi)," kata Luhut.

Luhut mengatakan, pernyataan terkait hilirisasi ugal-ugalan tersebut banyak dikomentari masyarakat di Morowali, Sulawesi Tengah dan Weda Bay, Maluku Utara.

Ia mengatakan, masyarakat di dua daerah tersebut menikmati dampak hilirisasi yang dilakukan pemerintah.

"Dan itu (hilirisasi ugal-ugalan) yang paling banyak saya lihat komentar itu dari Morowali loh, dari Weda Bay, mereka bilang 'kami menikmati adanya downstream ini'," ujarnya.

Sebelumnya, Muhaimin Iskandar mengaku siap beradu data dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terkait hilirisasi ugal-ugalan pemerintah.

“Ya kita buktikan, kita buktikan. Bahwa antara jumlah uang yang masuk pada negara dari pertambangan, baik itu langsung maupun hilirisasi jumlahnya sangat kecil dibandingkan kerusakannya,” ujar Muhaimin di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (25/1/2024).

Ia mengatakan, saat ini berbagai pertambangan pemerintah tidak membuat masyarakat sekitar semakin makmur.

Muhaimin mencontohkan yang terjadi di Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Selatan.

“Ada keuntungan besar tambang itu tidak dinikmati oleh masyarakat Sulteng. Begitu juga lihat di Kalsel, batubara. Apakah rakyat menikmati? Cek, ayo kita cek,” tutur dia.

Terakhir, ia juga mengaku siap jika mengecek kondisi lapangan langsung bersama Luhut. “Siap saja. Kita tiap saat bisa mengecek, mudarat dan manfaatnya,” sebut dia.

Adapun Menko Marves Luhut membantah pernyataan Cak Imin terkait hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang dilakukan dengan ugal-ugalan.

"Saya pengin sebenarnya mengundang Muhaimin (Cawapres nomor urut 1) berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali lihat sendiri, seeing is believing, gitu," kata Luhut melalui akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).

Menurut Luhut, dengan melihat hasil hilirisasi tersebut, Cak Imin tak perlu lagi memberikan informasi yang tidak tepat guna mencapai suatu posisi. "Menurut saya itu bukan satu karakter yang bagus untuk mencapai sesuatu posisi, Anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," ujarnya.

Baca juga: PEDAS, MENTERI BAHLIL Sindir Kinerja Tom Lembong : Warisi Investasi Mangkrak Sebesar Rp 708 triliun

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved