Pengusaha Burung Dibunuh
PENGAKUAN Pembunuh Pengusaha Burung, Sebelum Buang Jasad Bosnya ke Aceh, Sempat Lakukan Hal Ini
Pelaku EP nekat menghabisi nyawa bosnya tersebut lantaran sakit hati, karena persoalan utang piutang.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Seorang pengusaha burung bernama Baharuddin Siregar (70), menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh anak buahnya berinisial EP (41).
Kejadian pembunuhan ini terjadi di ruko milik korban di Jalan Gatot Subroto, Gang Harapan, Kelurahan Sei Sikambing, Kecamatan Medan Helvetia, pada Minggu (14/1/2024) malam.
Setelah sempat lari ke luar kota, akhirnya polisi pun menangkapnya di kawasan Jalan lintas Sumatra tepatnya di Jalan Kerinci, Pelalawan, Riau, pada Rabu (31/1/2024) kemarin.
Saat diinterogasi oleh polisi, pelaku EP nekat menghabisi nyawa bosnya tersebut lantaran sakit hati, karena persoalan utang piutang.
Katanya, ia baru bekerja di tempat korban untuk merawat burung selama kurang lebih dua bulan.
"Bulan pertama saya dikasih duit Rp 200 ribu, lalu Rp 300 ribu, habis itu Rp 1,5 juta dikasih dia (korban)," kata EP memberikan keterangan dihadapan wartawan, Kamis (1/2/2024).
Pengakuannya, di bulan kedua bekerja korban meminta pinjaman kepada korban sebanyak Rp 5 juta.
Kebetulan saat itu, EP ada memegang uang dari seseorang yang memintanya untuk dibelikan bumper mobil.
"Bulan keduanya dibilangnya, transferan bapak (korban) belum masuk-masuk, bapak pakai dulu uangmu Rp 5 juta," ucapnya.
"Ada sih pak, tapi uang orang untuk beli bumper mobil. Ada mobil yang mau dikerjakan,"
"Berjalan satu minggu yang punya mobil nelpon nanya kenapa bumpernya belum dipasang," lanjutnya.
Kemudian, dalam pengakuannya, dia yang merasa terdesak mencoba menagih uang tersebut kepada korban, tepatnya pada Sabtu (13/1/2024).
"Saya bilang, usahakan hari Sabtu ini uang Rp 5 juta itu," bebernya.
EP menjelaskan, waktu itu dirinya diminta untuk bersabar oleh korban lantaran belum memiliki uang.
Lalu, pada hari Minggu (14/1/2024), dirinya mencoba kembali menagih utang korban.
"Sabar dulu katanya, belum masuk transferan," ucapnya.
EP mengatakan, waktu itu dirinya sempat meminta burung peliharaan korban untuk dipinjamkan kepadanya karena mau ikut perlombaan di wilayah Binjai.
Ketika itu, korban pun memberikannya dan burung tersebut dibawanya pergi.
"Saya bawa burung itu ke Binjai, dapatlah 5 kali saya juara," ujarnya.
Kemudian, di hari yang sama tepatnya di sore hari dia pun kembali menemui korban dan tetap menagih uangnya.
Lantaran pada saat itu, korban mau pergi ke undangan pelaku ini pun disuruh bersabar.
"Saya tunggu tidak pulang-pulang, terakhir saya tunggu di samping rumahnya, setelah dia pulang saya gedor-gedor pintunya," katanya.
"Gimana masalah uang tolong lah. Saya bilang," ungkapnya.
Lalu, keduanya pun cekcok mulut.
"Kau uang segitu pun, lebih dari itu pun bisa kukembalikan, sudah banyak aku bantu kau, anak kau datang kemari kukasih," kata pelaku sambil menirukan ucapan korban.
"Jangan dibawa masalah anak, inikan uang mobil yang saya pinjamkan," katanya lagi.
Ep menyampaikan, ketika itu korban pun langsung memaki-makinya.
"Habis itu dia naik ke atas lantai dua, begitu sampai di atas saya bilang gimana pak saya sudah dikejar-kejar konsumen," tuturnya.
Korban yang mendengar pernyataan pelaku pun kembali marah-marah kepadanya.
Tidak cukup sampai di situ, korban pun sempat mengambil samurai yang ada di lantai dua ruko itu.
"Marah-marah lagi dia, sambil ngambil samurai, dipegangannya sambil berucap, kalau manusia macam kau ini belum ada apa-apanya, masih anak-anak kau ini, belum ada apa-apanya kau sama aku," kata EP menirukan ucapan korban.
Pelaku yang emosi pun mengambil balok kayu, dan langsung menghantam kepala korban hingga tersungkur.
"Naiklah emosi saya dan saya khilaf, saya lari ke bawah ambil kayu begitu dia balik badan saya hantam sekuat tenaga belakangan kepalanya itu," terangnya.
Setelah korban terkapar, pelaku langsung pulang ke rumahnya dan meninggalkan korban yang terkapar.
Kemudian, keesokan harinya tepatnya di hari Senin (15/1/2024) pelaku ini kembali karena hendak memberikan pakan burung peliharaan korban.
"Besok paginya saya datang, karena ada tanggungjawab burung itulah. Saya kasih makan burungnya," katanya.
Setelah itu, EP pun naik ke lantai atas untuk melihat korban kembali. Pada waktu itu, kondisi korban sudah tidak bernyawa.
Dengan santainya, ia mengaku langsung membalut jasad korban dengan bed cover, kardus dan kemudian diikatnya.
Kemudian, dia pun menurunkan jasad korban seorang diri dan memasukkannya ke dalam mobil kijang kapsul milik korban.
Lalu berangkat ke wilayah Aceh dan membuang jasad korban di Sungai Bayeun, Aceh Timur, pada Selasa (16/1/2024) dinihari.
(Cr11/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.