Viral Medsos

MENTERI Bahlil dan TKN Prabowo-Gibran Kompak Sebut Tak Usah Tanggapi Ahok: Dari Dulu Bikin Gaduh

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merespons pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Editor: AbdiTumanggor
IG
Benarkah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai 'kuda putih' Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meyusup ke pasangan capres-cawapres 03? Terkait isu 'kuda putih' tersebut, calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo turut memberikan tanggapan. Sebelumnya, sebutan 'kuda putih' itu ramai di media sosial, yakni Ahok dianggap ditempatkan Jokowi guna mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin. FOTO: Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat Komisaris Utama PT. Pertamina bersama Presiden Jokowi saat meninjau kawasan kilang PT Trans Pasific Petrichemical Indotama ( TPPI ) di Kabupaten Tubena, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019) lalu. (IG) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran minta para pendukung paslon 02 tak usah menanggapi pernyataan Ahok yang mendadak menyerang Jokowi dan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Gibran Rakabuming Raka.

Diketahui, baru-baru ini beredar di media sosial pernyataan mantan Politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengenai alasannya tidak mau memilih pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dalam video itu, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) yang baru mengundurkan diri itu menegaskan, alasan dirinya tidak mau memilih pasangan Prabowo-Gibran lantaran pasangan itu memiliki isu terkait kesehatan, emosional, dan tidak bisa kerja.

Serangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu jadi sorotan publik hingga mengundang beragam komentar.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menyerahkan masyarakat menilai pernyataan Ahok tersebut.

Menurutnya, masyarakat lebih tahu apakah Presiden Jokowi bisa kerja atau tidak.

"Ya itu kan penilaian ya orang tinggal menilai aja Ahok itu seperti apa, kita kembalikan ke masyarakat. Masyarakat pasti yang lebih tahu kalau Pak Jokowi dibilang tidak bisa kerja kan," kata Habiburokhman saat ditemui di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Habiburokhman menuturkan bahwa apa yang disampaikan Ahok tidak tepat. Ia pun mengungkit kepuasan masyarakat kepada kinerja Presiden Jokowi mencapi 80 persen.

"Approval rate Pak Jokowi itu hampir tembus 80 persen. Itu salah satu rekor," ucapnya.

Ia pun membalas Ahok yang sejatinya juga tidak bisa kerja selama masih menemani Presiden Jokowi menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Dia mengetahui betul kualitas Ahok saat mengusungnya di Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

"Kalau Pak Ahok bilang dia tahu Pak Jokowi ya, kita (Gerindra) bilang kita tahu Ahok apa sih mampunya Ahok? saya juga tahu dulu pernah sama-sama di Gerindra, saya juga pernah mendukung beliau di 2012 saya juga tahu kualitas dia cuma seperti apa," katanya.

Di sisi lain, Habiburokhman mengungkit bahwa Ahok juga tidak kerja selama ini. Sebaliknya, ia pun mengungkit Ahok hanya jago omon-omon saja.

"Ya (Ahok) enggak bisa kerja juga ini orang cuma bisa omon-omon," katanya.

Benarkah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai 'kuda putih' Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meyusup ke pasangan capres-cawapres 03? Terkait isu 'kuda putih' tersebut, calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo turut memberikan tanggapan. Sebelumnya, sebutan 'kuda putih' itu ramai di media sosial, yakni Ahok dianggap ditempatkan Jokowi guna mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin. FOTO kedekatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Presiden Jokowi beberapa tahun lalu. (IG)
Benarkah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai 'kuda putih' Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meyusup ke pasangan capres-cawapres 03? Terkait isu 'kuda putih' tersebut, calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo turut memberikan tanggapan. Sebelumnya, sebutan 'kuda putih' itu ramai di media sosial, yakni Ahok dianggap ditempatkan Jokowi guna mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin. FOTO kedekatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Presiden Jokowi beberapa tahun lalu. (IG)

Viral di media sosial pernyataan Ahok

Sebelumnya, dalam video yang beredar di media sosial, Ahok menyeret Preside Jokowi dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang dianggap tidak bisa kerja.

Saat itu, Ahok terlihat dalam suatu forum berbincang dengan masyarakat. Ahok saat itu bertanya tentang kinerja Gibran selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo.

Dia pun khawatir penunjukkan Gibran sebagai cawapres. "Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan. Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?" tanya Ahok.

Mantan Gubernur DKI itu juga bertanya tentang apakah selama ini Jokowi bisa kerja atau tidak. Dia pun mengetahui betul kinerja mantan koleganya tersebut.

"Terus ibu pikir Pak Jokowi juga bisa kerja? Saya lebih tahu dan sebenarnya saya nggak enak bilang depan umum," kata Ahok.

TKN Prabowo-Gibran: Ahok itu tidak usah ditanggapi, bikin gaduh saja dari dulu

Sementara, Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid merespons pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mempertanyakan kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan putranya Gibran Rakabuming Raka. Menurut Nusron pernyataan Ahok itu sejatinya tidak perlu terlalu ditanggapi. Sebab, Ahok  hanya bisa ngomong dan buat gaduh.

"Ahok itu tidak usah ditanggapi. Karena dia kerjaannya hanya bisa ngomong dan bikin gaduh saja dari dulu," kata Nusron kepada Tribunnews.com, Selasa (6/2/2024).

Nusron lantas menyinggung Ahok yang tidak pernah belajar karena tempo dulu pernah membuat masyarakat resah dengan pernyataannya.

"Orang kayak dia dari dulu hobinya bikin keresahan masyarakat tapi gak pernah belajar," kata dia.

Meski begitu, Nusron mengakui kalau dirinya dulu merupakan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Namun saat ini sudah tidak lagi. Pasalnya Ahok menurut dia hanyalah beban masyarakat atas apa yang diucapkan.

"Dulu saya belain karena saya anggap aset bangsa. Ternyata sekarang menjadi beban masyarakat atas masa lalunya,"ujar dia.

Ahok juga kritik Bansos, Bahlil: Tidak perlu ditanggapi

Di sisi lain, Ahok juga mengkiritik bantuan sosial (bansos). Mantan tandem Presiden Jokowi itu mengatakan bahwa program Bansos hanya ada pada jaman kerajaan.

Terkait hal itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia angkat bicara.

Menurut Bahlil pemikiran Ahok terkait Bansos tersebut tidak merepresentasikan rakyat kecil.

"Itu kan pikiran Ahok yang tidak merepresentasikan pikiran rakyat kecil," kata Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (5/2/2024).

Bahlil enggan mengomentari lebih jauh terkait pernyataan Ahok soal Bansos tersebut.

Menurut dia pernyataan Ahok tidak perlu ditanggapi.

Baca juga: Ahok Resmi Dukung Ganjar-Mahfud, Hasto PDIP: Semoga Pak Jokowi Ikut

"Ahok kok ditanggapi gitu loh? ngapain tanggapi Ahok? ya? enggak perlu menurut saya ditanggapi," tuturnya.

Sebelumnya pada acara deklarasi Ahokers untuk Ganjar-Mahfud di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu, 4 Februari 2024 kemarin, Ahok mengatakan bahwa Bansos hanya ada pada zaman kerajaan.

“Bantuan sosial itu hanya ada di zaman kerajaan, ketika rakyat meminta belas kasihan raja. Raja menentukan siapa yang ingin dibelaskasihani,” kata Ahok.

Ahok yang pernah menjadi wakilnya Jokowi di DKI tersebut mengatakan bahwa Indonesia didirikan oleh proklamator untuk mewujudkan keadilan sosial bukan bantuan sosial.

“Negara ini didirikan jelas oleh proklamator untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan mewujudkan bantuan sosial,” kata Ahok.

Membaca gesture Ahok saat ngobrol dengan Jokowi.
Membaca gesture Ahok saat ngobrol dengan Jokowi. (Instagram Ahok)

Benarkah Ahok "Kuda Putih" Jokowi? Ini Tanggapan Ganjar Pranowo

DI sisi lain, calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi isu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai "kuda putih" Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Sebutan "kuda putih" itu ramai di media sosial, yakni Ahok dianggap ditempatkan Jokowi guna mencegah paslon Ganjar-Mahfud bergabung dengan Anies-Muhaimin. 

Bahkan ada juga yang berasumsi, Ahok disuruh mundur dari Komisaris Utama PT Pertamina dan bergabung dengan Ganjar-Mahfud sebagai 'penggembos suara' dengan menyerang Jokowi.

Namun, Ganjar Pranowo mengatakan, semua bisa berasumsi termasuk isu Ahok sebagai "kuda putih" Presiden Jokowi.  "Ya semuanya akan bisa mempertimbangkan, memperhitungkan, berasumsi," kata Ganjar saat ditemui seusai kampanye akbar di BSCC DOME, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (6/2/2024).

Namun, dia menegaskan, Ahok merupakan sahabatnya. Dia meyakini mantan Gubernur DKI Jakarta ini memiliki nilai-nilai dalam berjuang.

"Tapi Ahok teman saya. Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai. Nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR RI, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar, lalu kemudian dia tidak bisa menjadi gubernur," ujar Ganjar.

Ganjar lalu mengungkit ketika Ahok dijebloskan ke penjara karena kasus penistaan agama pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Setelah keluar dari penjara, kata dia, Ahok pun ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) dengan gaji yang cukup besar, namun dia keluar karena nilai.

"Ingat semua kasusnya? Orang jualan ayat, dan kemudian dia masuk penjara, dan dia ikhlas itu, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai," tutur Ganjar.

"Sehingga harapan kita, kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung, kami punya nilai dan nilai itu secara universal bisa dipertanggung jawabkan. Take it or leave it,"ujar Ganjar menambahkan.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved