Sumut Memilih
Pendistribusian Logistik Pemilu, Bawaslu Samosir : Sebagian Daerah Lalui Jalur Perairan Danau Toba
Setelah berangkat dari gudang KPU, logistik pemilu masih bermalam di kecamatan sebelum dibawa ke desa.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN - Pendistribusian logistik pemilu akan dimulai pada tanggal 12 Februari 2024 atau dua hari sebelum pemilu.
Alasannya, agar logistik pemilu sampai di TPS dalam keadaan baik.
Setelah berangkat dari gudang KPU, logistik pemilu masih bermalam di kecamatan sebelum dibawa ke desa.
Ketua Bawaslu Samosir Robin Simarmata mengutarakan soal rute pendistribusian logistik pemilu.
"Kontribusi kita dari Bawaslu dalam pendistribusian logistik pemilu, pertama-tama akan dimulai dari gudang KPU kabupaten menuju kecamatan.
Pengawalan kita tetap melekat. Jadi itu sudah kita sampaikan saat pertemuan dengan panwaslu kecamatan, jangan sampai luput dari pengawasan kita," ujar Ketua Bawaslu Samosir Robin Simarmata, Rabu (7/2/2024).
"Di kecamatan, tetap diawasi karena harus menginap sebelum turun ke desa dan TPS. Direncanakan, logitstik pemilu akan didistribusikan pada tanggal 12 Februari 2024 dari gudang KPU ke kecamatan.
Tanggal 13 Februari 2024, logististik sudah tiba di desa. Dan, pada tanggal 14 Februari 2024 pagi, itu sudah sampai di TPS," sambungnya.
Dalam pengawasan tersebut, pihaknya akan ikut bersama dengan pihak KPU.
Pengawasan 24 jam bakal dilakukan agar tahu betul bagaimana pergerakan surat suara.
Baik pengawas pemilu di tingkat kecamatan dan desa atau kelurahan harus tetap berkoordinasi dengan Bawaslu kabupaten agar pergerakan surat suara dapat terdeteksi dengan baik.
"Jadi, kita pun setiap hari melakukan monitoring terhadap rekan kita yang berada di kecamatan dan desa. Pengawas TPS kita juga akan membantu PKD kita untuk mengawasi selama 24 jam. Secara bergantian, mereka tetap memantau pergerakan surat suara,"tuturnya.
Soal pengawasan pendistribusian surat suara ini juga telah diperbincangkan dalam pertemuan unsur Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang terdiri dari Bawaslu, kepolisian dan kejaksaan.
"Nah, kita juga dalam pertemuan dengan Gakkumdu sudah menyimpulkan soal pengawasan ketat pergerakan surat suara. Artinya Bawaslu pastikan pengawasan berjalan hingga ke tingkat TPS," terangnya
Ia juga menjelaskan, ada beberapa daerah di Samosir yang harus menggunakan jalur perairan Danau Toba dalam pendistribusian logistik pemilu.
Hal yang dikhawatirkan saat pengantaran adalah angin kencang di perairan Danau Toba.
"Ada beberapa daerah di Kabupaten Samosir yang menggunakan jalur perairan Danau Toba, misalnya Kecamatan Sianjurmulamula tepatnya di Desa Hasinggaan dan Bonan Dolok.
Karena situasi ke sana agak ekstrim, maka kami harus secepatnya memastikan transportasi pendistribusian logistik pemilu," sambungnya.
"Angin di sana agak kencang karena danaunya luas dan lepas. Beda dengan kondisi Kecamatan Sitiotio, danaunya sempit sehingga angin tidak terlalu kencang dan harus menggunakan jalur darat lagi untuk sampai ke TPS," terangnya.
Sehingga pihaknya harus menjadwalkan pedistribusian dengan mempertimbangkan cuaca agar logisitik pemilu tiba di TPS dalam keadaan baik.
"Maka untuk daerah yang kita anggap rawan ini harus lebih fokus untuk penjadwalan pengantaran yang disesuaikan dengan waktu dan kondisi agar logistik tak alami kerusakan tiba di TPS," pungkasnya.
(Cr3/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.