Tribun Wiki
Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban Beserta Makna dan Pengertiannya
Memasuki bulan Syaban, Rasulullah S.A.W mencontohkan beberapa amalan, satu diantaranya adalah puasa, termasuk puasa Nisfu Syaban
TRIBUN-MEDAN.COM,- Bulan Syaban merupakan pintu masuk sebelum datangnya bulan suci Ramadan.
Pada bulan Syaban, umat muslim dianjurkan melakukan beragam amalan, termasuk menjalankan ibadah puasa.
Tidak hanya puasa, pada bulan Syaban, umat muslim juga dianjurkan memperbanyak membaca doa dan zikir.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, Rasulullah SAW memberikan satu isyarat kepada umat muslim agar membekali dirinya sebelum masuk ke bulan Ramadan.
Baca juga: Doa Menyambut Bulan Syaban, Beserta Amalan yang Biasa Dilakukan Rasulullah Sebelum Ramadan
"Ketika sampai di bulan Ramadan, kita bisa semangat beraktivitas memanfaatkan siang dan malam untuk beribadah seperti khatam Quran dan ibadah lainnya," kata Ustaz Adi Hidayat, dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Bulan Syaban adalah waktu yang tepat membiasakan diri memperbanyak ibadah.
Orang-orang yang tidak punya persiapan sejak Syaban, kata Ustaz Adi, akan merasakan hal yang berbeda saat masuk bulan Ramadan.
Misalnya tampak lemas saat berpuasa karena tidak punya gairah untuk meningkatkan ibadah.
Diriwayatkan oleh Sahabat Usamah bin Zaid, saat masuk bulan Syaban, Nabi Muhammad memiliki kebiasaan meningkatkan amalan.
"Amalan yang spesifik banyak dikerjakan Nabi SAW itu ternyata puasa," ungkapnya.
Baca juga: Doa Tahiyat Akhir Sholat Arab dan Latin, Masuk Waktu Mustajab Doanya Insya Allah Dikabulkan
Ustaz Adi Hidayat menerangkan, banyak sahabat yang heran, karena di bulan Rajab sudah berpuasa, namun di bulan Syaban Rasulullah SAW melakukan puasa yang lebih banyak lagi.
“Lalu sahabat pun mengonfirmasi tentang kebiasaan puasa Rasulullah SAW di bulan Syaban, kemudian Rasulullah SAW menjawab, bulan Syaban itu agung tidak seperti yang kamu bayangkan, Syaban juga punya keistimewaan,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Hal yang membuat bulan Syaban istimewa adalah amal-amal yang dikerjakan langsung dilaporkan, disampaikan, diangkat kepada Allah SWT.
"Allah maha mengetahui, tanpa dilaporkan pun sebetulnya segala amal kita sudah tahu, tapi ini ingin menunjukkan satu keistimewaan bagaimana malaikat melaporkan amal ibadah kita langsung kepada Allah ditu suatu kebanggaan,” terang Ustadz Adi Hidayat.
Baca juga: Bacaan Doa Sesudah Haid Latin, Lengkap Doa Setelah Nifas Untuk Perempuan
Ia menambahkan, Nabi Muhammad sangat menginginkan ketika amalnya diangkat, ia sedang dalam keadaan berpuasa.
Ustaz Adi menjelaskan, bahwa ada hikmah yang bisa diambil ketika seseorang menjalankan puasa.
Yang pertama adalah menjaga amal saleh agar konsisten ditingkatkan.
"Karena saat puasa, kita akan senang baca Alquran, senang sedekah, itu sudah otomatis," ujarnya.
Yang kedua, menjaga diri agar terhidnar dari beramal salah.
"Makanya ketika orang yang berpuasa pasti menjaga dari perbuatan maksiat, karena minimal dia takut puasanya batal karena itu orang yang berpuasa amalannya cenderung baik," pungkasnya.
Baca juga: Bacaan Doa Mandi Wajib atau Mandi Junuh yang Diajarkan Rasulullah, Lengkap Tata Caranya
Hukum Puasa di Bulan Syaban Menurut Buya Yahya
Buya Yahya menjelaskan, Nabi Muhammad menunjukkan perhatiannya kepada bulan Syaban dengan banyak berpuasa hingga hampir penuh satu bulan.
"Beliau (Nabi Muhammad) semangat berpuasa di bulan Syaban, ayo kita hidupkan di bulan Syaban dengan beribadah puasa, khususnya yang punya utang, sempurnakan utangnya di bulan Sya'ban," ucap Buya Yahya dilansir dalam kanal youtube Al-Bahjah TV.
Karena itu, hukum berpuasa di bulan Rajab adalah sunnah yang dianjurkan.
Bulan Syaban itu adalah bulan persiapan menuju bulan Ramadan.
Baca juga: Inilah Doa dan Amalan Jumat Terakhir Rajab 2024, Amalkan Agar Rezeki Dilancarkan Sepanjang Tahun
Sehingga, sesuai ajaran Nabi Muhammad, hendaknya umat Islam memperbanyak amalan dan ibadah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana sudah banyak diketahui, bahwa malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam yang spesial di bulan Syaban.
Buya Yahya menjelaskan, malam tersebut menjadi malam yang spesial, karena Allah akan mengampuni dosa semua makhluk-Nya.
Namun, ada dua golongan yang tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, meskipun ia sudah memperbanyak istighfar.
"Allah membagi-bagikan pengampunan pada malam Nisfu Syaban kepada semua makhluk-Nya, kecuali doa orang yang tidak mendapat pengampunan dari Allah di malam Nisfu Syaban," ujar Buya Yahya.
Baca juga: Baca 33 Kali Subuh Hari, Waktu Mustajab Ayat Seribu Dinar, Insya Allah Doa Terkabulkan
Pada malam Nisfu Syaban, kita dianjurkan memperbanyak doa dan zikir kepada Allah S.W.T.
"Maka mari di malam Nisfu Syaban nanti, kita meningkatkan istighfar kita, ibadah yang sangat luar biasa itu istighfar," imbau Buya Yahya.
Bacaan Niat Puasa
1. Puasa Nisfu Syaban
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnati Sya'bana lillaahi ta'aalaa
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah Ta'ala.
2. Puasa Senin Kamis
Niat Puasa Hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala
Artinya:
Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta’aalaa.
Niat Puasa Hari Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya:
Saya niat puasa pada hari Kamis, sunat karena Allah Ta’aalaa.
3. Puasa Ayyamul Bidh
Adapun niat melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:
َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Lafal latin:
NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
Artinya:
“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”
4. Puasa Daud
Berikut bacaan Niat Puasa Daud:
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
NAWAITU SHAUMA DAAWUDA SUNNATAL LILLAHI TA’ALA
Artinya : "Saya niat puasa Daud, sunah karena Allah Ta'ala"
5. Qadha Puasa Ramadhan
Berikut bacaan niat qadha puasa
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.