Tribun Wiki
Sosok Shitaa Ram, Peraih Beasiswa LPDP Hingga Bisa Berlayar di Kapal Pesiar Menuju Jepang
Shitaa Ram merupakan mahasiswi berprestasi yang kini mendapat kesempatan berlayar di kapal pesiar menuju Jepang
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Array A Argus
“Hal paling berkesan buat aku dalam perjalanan ini yaitu di program orang tua asuh ya. Jadi disetiap negara yang kita singgahi kita akan dibimbing oleh orang tua asuh warga asli negara tersebut selama 3 hari penuh. Nah, menariknya meskipun mengalami banyak keterbatasan bahasa, tetapi rasa saling menyayanginya itu tetap dapat. Artinya kita sebagai manusia punya naluri untuk saling peduli, meskipun berbeda suku, ras, agama dan negara,” ungkapnya.
Disebutnya, home stay atau orang tua asuh ini bukan hanya sekedar interaksi dengan warga lokal, tetapi juga membangun boanding ikatan tulus meskipun berbeda latar belakang.
“Hal itu membuat aku jadi tidak mudah ngegudge orang lain, ketika melihat perbedaan. Jadi mimpi aku sekarang malah pengen jadi orang tua asuh pertukaran seperti ini. Infonya Indonesia akan jadi tuan rumah jadi ada kemungkin bisa terwujud sih ya,” ujar gadis berdarah India ini.
Bisa menjadi perwakilan dalam program tersebut bukan satu-satunya pencapaian Shita selama menjalani kuliah. Shita juga merupakan Penerima Beasiswa dari Bank Indonesia pada tahun 2017.
Seperti enggan berhenti belajar, Shita kini bergelut di dunia pendidikan, yang sebenarnya jauh dari latar belakang pendidikannya semasa kuliah.
Menjadi tenaga pendidik, membuatnya jatuh hati, bagaimana berinteraksi dengan para siswa, dan mendorong mereka menjadi bisa.
Shita salah satu pengajar di sekolah inklusi di Kota Medan.
Hal tersebut menjadi alasan Shita melanjutkan S2nya dengan jurusan pendidikan khusus.
"Aku merasa belum memiliki kapasitas dalam mengajar mereka, selama ini aku yang belajar dari anak-anak. Jadi hal itulah yang membuat aku ambil konsentrasi di pendidikan khusus. Untuk upgrade diri juga," tukasnya.
Mengajari anak berkebutuhan khusus tak menjadi tantangan bagi Shita, ia malah merasa senang dan bagaikan obat jika bertemu dengan mereka.
"Aku melihat mereka setiap hari, membayangkan bagaimana menjadi mereka, aku berusaha mengerti mereka, karena menurutku mereka membutuhkan hal itu. Membutuhkan seseorang yang mengerti mereka," ceritanya.
Disisi lain, melihat data anak berkebutuhan khusus yang semakin tinggi, dibandingkan para pengajarnya, menguatkan Shita untuk teguh memilih berkarir di dunia pendidikan.
Jumlah anak berkebutuhan khusus yang semakin tinggi dilihat Shita, tetapi tidak melihat meningkatnya jumlah guru di bidang tersebut.
Alasan emosional dan empati membuatnya merasa harus menjadi bagian di dunia anak-anak berkebutuhan khusus.
Untuk melanjutkan studinya tersebut, Shita berhasil memperoleh beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.