Sumut Terkini
Persiapan di Masjid Agung Kabupaten Karo Jelang Bulan Ramadan, Akan Ada Safari Ramadan
Melakukan aksi bersih-bersih masjid hingga melakukan pengecatan ulang bagian pagar masjid.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Menjelang bulan suci Ramadan, Badan Kenaziran Masjid (BKM) Masjid Agung Kabupaten Karo mengungkapkan sudah melakukan sejumlah persiapan.
Berdasarkan keterangan dari Ketua BKM Masjid Agung Kabupaten Karo Aswin Ginting, persiapan yang dilakukan mulai dari kesiapan sarana dan prasarana masjid hingga persiapan panitia Ramadan.
"Kalau persiapan pastinya sudah kita buat, seperti biasa saja," ujar Aswin, Minggu (10/3/2024).
Dijelaskan Aswin, untuk persiapan sarana dan prasarana dirinya menjelaskan pihaknya telah melakukan aksi bersih-bersih masjid hingga melakukan pengecatan ulang bagian pagar masjid.
Sementara untuk panitia Ramadan, persiapan yang dilakukan mulai dari pembentukan panita segala keperluan Ramadan hingga keperluan untuk pembayaran zakat jelang lebaran.
"Ya kemaren kita sudah mulai laksanakan aksi bersih-bersih masjid, kita juga melakukan pengecatan pagar masjid. Selain untuk menyambut Ramadan agar lebih cerah, pengecatan ini juga kita lakukan karena cat yang lama sudah agak pudar," ucapnya.
Ketika ditanya apakah pihaknya ada melakukan persiapan khusus jelang Ramadan, terutama aktivitas yang berbeda dari biasanya, Aswin mengaku jika hal tersebut belum dilakukan.
Dirinya menjelaskan, segala aktivitas yang dilakukan selama bulan suci Ramadan di Masjid Agung Kabupaten Karo masih menjalankan aktivitas seperti pada bulan Ramadan biasanya.
"Belum ada, masih sama saja. Paling aktivitas yang biasa kita lakukan itu mulai dari buka puasa bersama, Salat Tarawih, tadarusan, Kultum, dan safari Ramadan," ungkapnya.
Dirinya menjelaskan, khusus untuk safari Ramadan merupakan aktivitas yang selalu dijalankan oleh BKM Masjid Agung Kabupaten Karo setiap tahunnya.
Safari Ramadan ini berisikan aktivitas mengunjungi beberapa masjid di seputar Kabupaten Karo dengan tujuan saling menebarkan kebaikan melalui ceramah-ceramah yang dibawakan oleh para pemuka agama di Kabupaten Karo.
Sementara, untuk persiapan salat tarawih sendiri Aswin mengaku sampai saat ini pihaknya belum melakukan persiapan khusus, seperti penerapan shaf salat.
Dirinya menjelaskan, hal tersebut dikarenakan pihaknya masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama (Kemenag) terkait keputusan kapan dimulainya 1 Ramadan.
"Kita masih tunggu, kita ikut keputusan dari pemerintah," pungkasnya.

Masjid Agung Kabupaten Karo berada di persimpangan jalan nasional yaitu ruas jalan Jamin Ginting dengan Jalan Mariam Ginting, kemudian juga Jalan Veteran di Kabanjahe.
Bangunan berlantai dua ini, ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang dan menjadi saksi serta bukti penyebaran agama islam di Kabupaten Karo.
Dibangun sejak tahun 1965, bangunan Masjid Agung Kabupaten Karo sempat mengalami perubahan hingga saat ini.
Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Masjid Agung Kabupaten Karo Aswin Ginting, mengungkapkan dibangunnya masjid ini pertama kali oleh semangat umat muslim khusunya di Kabanjahe. Dirinya menjelaskan, awal mula didirikannya masjid ini bernama Masjid Raya Kabanjahe.
"Masjid ini pertama kali dibangun tahun 1965, dari wakaf Wan H Komarudin Barus sebagai ketua panitia. Dulu namanya masih Masjid Raya Kabanjahe, kemudian dibentuk panitia yang memfasilitasi pembangunan selanjutnya pada tahun 1975 diresmikan oleh Menteri Agama," Ujar Aswin, saat ditemui di Masjid Agung Kabupaten Karo.
Berdasarkan sejarah yang ada, diketahui sejak pertama kali dibangun Masjid Agung Kabupaten Karo masih memiliki bangunan satu lantai.
Meskipun dindingnya sudah terbuat dari beton kokoh, namun pada bagian lantainya masih terbuat dari susunan papan khas bangunan jaman dulu.
"Dulu ini tanah kosong, kemudian dibangun masjid masih satu lantai. Kemudian di sebelah depan itu ada sekolah, tapi sekarang sudah dipindah," Ucapnya.
Selanjutnya, pada tahun 2010 lalu Masjid Agung Kabupaten Karo mengalami perubahan besar di mana seluruh bangunannya direnovasi dan diperbaharui.
Saat itu, program renovasi Masjid Agung Kabupaten Karo digagas oleh AMS Kaban, Mulia Purba, dan Letkol Inf A Hidayat.
"Pada tahun 2010 dilakukan renovasi, hingga bangunannya bertahan sampai sekarang ini. Di situlah namanya juga berganti menjadi Masjid Agung," Katanya.
Dulunya, saat awal mula renovasi Masjid Agung Kabupaten Karo memiliki bangunan khas Karo yaitu sapo angin yang terletak di beberapa sisinya.
Namun sayang, hingga saat ini bangunan tersebut sudah tidak ada lagi dikarenakan beberapa kondisi.
Dijelaskan Aswin, awal mula masjid yang ada di Kabupaten Karo itu adalah Masjid Lama yang dibangun pada tahun 1902.
Kemudian, seiring perkembangan masyarakat dan banyaknya umat muslim di Kabanjahe maka dibangunlah Masjid Agung Kabupaten Karo.
Ketika ditanya perihal aktivitas khusus selama bulan suci ramadhan, Aswin mengaku jika adapun kegiatan yang berbeda dari bulan lainnya ialah banyaknya aktivitas ibadah tambahan.
Mulai dari kajian sebelum buka puasa, selanjutnya kultum setelah waktu sahur, hingga aktivitas safari ramadhan ke beberapa wilayah.
"Kalau safari ramadhan, kita kunjungan ke beberapa wilayah terutama yang umat muslimnya bisa dikatakan minoritas. Nanti kita bawa cindera mata untuk pengurus masjidsekitar," Ungkapnya.
Dengan letak yang strategis ini, Masjid Agung Kabupaten Karo menjadi pilihan bagi musafir saat melakukan perjalanan dan melintas di Kabanjahe.
Tak hanya untuk singgah beribadah saat waktu-waktu shalat, banyak juga para musafir yang memilih istirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan perjalanannya.
"Banyak juga musafir yang singgah ke sini, terutama di waktu-waktu shalat. Setelah shalat, mereka bisa istirahat dan makan dulu sebelum lanjut jalan lagi," Pungkasnya
(mns/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.