Berita Viral
TAK Cuma Sekali, Kasus Lompat Akhiri Hidup di Apartemen Penjaringan Sudah 3 Kali, Lokasi Sama Persis
Tak cuma sekali, kasus lompat akhiri hidup di apartemen Penjaringan Jakarta Utara sudah tiga kali terjadi
TRIBUN-MEDAN.COM – Tak cuma sekali, kasus lompat akhiri hidup di apartemen Penjaringan Jakarta Utara sudah tiga kali terjadi.
Ternyata, kasus mengakhiri hidup di apartemen Kawasan Penjaringan sudah tiga kali terjadi.
Adapun satu keluarga beranggota empat orang yang nekat mengakhiri diri ternyata bukan kasus pertama kali terjadi di apartemen Penjaringan tersebut.
Untuk diketahui, satu keluarga yang terdiri sang ayah berinisial EA (50), ibu AI (50), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13) tewas usai melompat dari lantai 21 apartemen tersebut.
Mereka tergeletak dalam kondisi mengenaskan di depan lobi apartemen.
Pihak kepolisian Polsek Penjaringan memastikan satu keluarga itu melakukan aksi bunuh diri.
Namun, kejadian bunuh diri tak hanya terjadi sekali itu saja di apartemen tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu penghuni apartemen, Ignatius Alven (21).
Dilansir Kompas.Id, dia menceritakan bahwa kasus bunuh diri dengan cara melompat dari ketinggian apartemen itu sudah terjadi beberapa kali.
"Selama saya 12 tahun saya tinggal di sini, setidaknya sudah tiga kali peristiwa bunuh diri," katanya pada Minggu (10/3/2024).
Sebelumnya, kata dia, seorang penghuni nekat mengakhiri hidup dengan melompat dari lantai 10 apartemen dua tahun lalu.
Lokasi aksi tersebut disebut hampir sama dengan kejadian bunuh diri saat ini.
Selain itu, ada juga kasus orang bunuh diri di apartemen tersebut.
Namun, lokasinya bukan berada di depan lobi melainkan samping apartemen.
"Kebetulan yang bunuh diri itu adalah kerabat dari teman saya," kata Alven.
Gelagat aneh
Ada gelagat aneh dari empat orang sekeluarga yang tewas usai melompat berbarengan dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Hasil penelusuran CCTV, gelagat aneh pertama kali ditunjukkan oleh sang ayah, EA (50).
EA terlihat merangkul dan menciumi kening istrinya AEL (52), anak perempuannya JL (15), dan anak laki-lakinya JW (13) ketika berada di dalam lift.
"Jam 16.04 WIB, para korban ini masuk dalam lift terekam ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya," ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di lokasi, Sabtu malam.
Setelahnya, sang ibu AEL meminta ketiga orang terdekatnya itu mengumpulkan handphone mereka masing-masing.

Handphone ketiga orang lainnya dimasukkan AEL ke dalam tasnya sebelum mereka naik lantai 21 apartemen tersebut.
"Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," ucap Agus Ady.
Berdasarkan penelusuran CCTV, keempat orang tersebut datang ke apartemen pada pukul 16.02 WIB.
Mereka datang dalam satu mobil yang sama, yakni Daihatsu Gran Max berwarna silver, dengan nomor polisi B 2972 BIQ.
Dua menit setelah tiba di parkiran apartemen, pada pukul 16.04 WIB empat sekeluarga itu masuk ke dalam lift.
Pada pukul 16.05 WIB, keempat orang itu keluar dari lift di lantai 21 apartemen.
Mereka lalu naik ke rooftop lantai 21 apartemen dan tercatat melompat pada pukul 16.13 WIB.
Baca juga: Seperti di Swiss, Nikmati Keindahan Danau Toba di Adian Nalombok
Baca juga: Maling Satroni Masjid, Motor Jamaah Raib Saat Sedang Salat Subuh
SOSOK Satu Keluarga Lompat dari Lantai 22, Ternyata Pernah Jadi Penghuni Apartemen 2 Tahun Lalu
Terkuak sosok satu keluarga lompat dari lantai 22. Keluarga tersebut ternyata pernah jadi penguni apartemen 2 tahun lalu.
Seperti diketahui, geger satu keluarga tewas akhiri hidup dengan cara melompat dari lantai 22 di sebuah apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan empat orang tersebut ditemukan tewas dalam kondisi penuh luka dan patah tulang.
"Empat mayat tersebut meninggal dunia. Untuk penyebab belum diketahui," paparnya, Minggu (10/3/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Seorang pedagang di apartemen, Siti Soleha (24) mengaku tidak pernah melihat satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak itu.
Keempatnya bukan penghuni apartemen, tapi dua tahun lalu pernah menjadi penghuni apartemen.
"Bukan penghuni mereka ini, kayak tamu gitu, tapi mereka ini katanya sudah pernah tinggal di sini," ucapnya.
Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya membenarkan EA (50), AEL (52), JL (15) dan JW (13) pernah menghuni apartemen yang terletak di Kelurahan Pejagalan.
Mereka pindah sejak dua tahun lalu dan kembali lagi untuk mengakhiri hidupnya.
"Dulu mereka pernah tinggal di sini, kemudian sudah dua tahun belakangan tidak tinggal di sini."
"Baru hari ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," jelasnya.
Mereka mengendari mobil Daihatsu Gran Max berwarna silver bernopol B 2972 BIQ dan tiba di parkiran apartemen pukul 16.02 WIB.
Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan jasad satu keluarga ditemukan dalam kondisi tangan korban terikat dengan tali yang sama.
Tangan EA terikat dengan tangan anak laki-laki, sementara tangan AEL terikat dengan anak perempuan.
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," paparnya.
Dalam kamera CCTV, terlihat mereka menaiki lift ke lantai 21 bersama-sama.
"Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan CCTV, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," terangnya.
Sebelum melompat bersama, EA sempat mencium kening istri dan kedua anaknya.
"Terekam CCTV, di dalam lift EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," sambungnya.
Para korban melompat bersama dari rooftop lantai 21 sekitar pukul 16.13 WIB.
Petugas kepolisian langsung melakukan olah TKP dan membawa jasad satu keluarga tersebut ke RS Cipto Mangunkusumo.
Warga sekitar apartemen sempat mendengar bunyi benturan kencang saat keempat orang jatuh dari lantai 21.
Jenazah satu keluarga dievakuasi menggunakan mobil ambulans pada pukul 19.30 WIB.
Salah satu saksi yang tidak mau disebut identitasnya mengaku kaget saat mendengar suara benturan.
"Brak, bunyinya kencang banget itu tadi," bebernya.
Suara tersebut menimbulkan rasa penasaran warga sehingga para penghuni apartemen keluar ke parkiran.
"Setelah bunyi kencang gitu pada keluar, ternyata ada orang lompat dari atas, sudah ngegeletak semua," ucapnya.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan mengakhiri hidup.
Kontak bantuan
Mengakhiri hidup bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling,
Anda bisa klik link berikut.
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: TERKUAK Tabiat Buruk Kurnia Meiga hingga Dicerai Istri, Mabuk saat Istri Hamil, KDRT hingga Diusir
Baca juga: GESTUR Celingak-celinguk Yudha Arfandi Sebelum Tenggelamkan Dante Diperiksa, Motif Masih Diselidiki
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.