Sumut Memilih
Nasib Edy Rahmayadi pada Pilkada Sumut 2024, Golkar dan Gerindra tak Dukung, Lantas Partai Lain?
Pilkada Sumut 2024 sebentar lagi akan tiba. Sejumlah nama mulai muncul ke publik. Lantas bagaimana nasib Edy Rahmayadi kedepan?
Edy yang juga memimpin TKD Amin Sumut memang berharap salah satu partai pendukungnya di Pilkada adalah Koalisi Perubahan seperti NasDem, PKB, PKS dan Ummat.
Karena itu setiap kali menggelar pertemuan, Edy meminta agar koalisi perubahan dapat berlanjut setelah Pilpres.
Dia juga meminta para pendukung Anies dan Cak Imin untuk turut mencoblos partai pendukung Amin, seperti NasDem, PKS, PKB dan Ummat untuk pemilihan legislatif.
Gerindra Pernah Sebut Dapat Kesialan
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Sumatra Utara, Sugiat Santoso pernah mengatakan jika lima tahun kepemimpinan Gubernut Sumut Edy Rahmayadi gagal total.
"Menurut saya selama lima tahun kepemimpinan Edy Rahmayadi dari segala sisi gagal total. Birokrasi carut marut, komunikasi publik parah dan menyakitkan hati," ujar Sugiat dalam diskusi publik dengan tema Refleksi Akhir Masa Kepemimpinan Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah) di Serayu Coffee Medan, Senin (4/9/2023).
Dikatakan Sugiat, besok masyarakat Sumut bisa bersyukur karena terbebas dari kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.
Baca juga: Soal Peluang Musa Rajekshah jadi Calon Gubernur Sumut, Begini Kata Pengamat Politik
"Kalau hari ini adalah hari terakhir besok kita ganti pemimpim besok kita harus bersyukur bahwa kita sudah lepas. Lima tahun dari kesialan pemimpin yang salah pilih pada pilkada 2018 kemarin. Besok kita bisa berpesta pora bisa atas terlepas dari kesialan itu. Tapi ingat 2024 tidak boleh terulang lagi," katanya.
Sugiat mengatakan, latar belakang Edy Rahmayadi yang merupakan seorang Letnan Jendral dan mantan Pangkostrad, dianggap Gerindra merupakan sosok yang tepat untuk memimpin Sumut pada saat itu.
Namun kata Sugiat, Edy Rahmayadi tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka dan tidak mampu menuntaskan persoalan tata kelola birokrasi selama lima tahun memimpin.
"Tata Kelola Birokrasi hancur lebur di tangan Edy Rahmayadi. Sampai lima tahun masih ada kadis yang Plt, dua minggu sebelum ini justru pelantikan terkesan kejar tayang," ujar Sugiat.
Sementara terkait Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Sugiat menyebut efektivitas wakil kepala daerah sangat ditentukan oleh kepala daerahnya.
"Saya tahu betul sejarahnya, Edy Rahmayadi yang minta Ijeck untuk jadi wakilnya. Kalau nggak sama kau jeck enggak mau aku jadi gubernur. Karena Ijeck ini tak ada ambisi politiknya, dia hanya pengusaha dan tokoh masyarakat. Tapi justru di pertengahan masa jabatan ada pecah kongsi, sehingga pemerintahan semakin tidak efektif," ungkapnya.
Demokrat Pernah Beri Lampu Hijau ke Edy
Edy Rahmayadi pernah masuk dalam radar Partai Demokrat Sumut.
Namun, untuk saat ini, belum tahu apakah hal itu masih berlaku atau tidak.
Sebelumnya, Ketua DPD Demokrat Sumatra Utara, Lokot Nasution mengatakan, ada beberapa pertimbangan sebelum pihaknya mengusulkan nama-nama calon Gubernur Sumut ke pengurus pusat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.