Sumut Memilih
Nasib Edy Rahmayadi pada Pilkada Sumut 2024, Golkar dan Gerindra tak Dukung, Lantas Partai Lain?
Pilkada Sumut 2024 sebentar lagi akan tiba. Sejumlah nama mulai muncul ke publik. Lantas bagaimana nasib Edy Rahmayadi kedepan?
"Parameternya adalah elektabilitas. Pasti semua partai mau menang, tadi emosional bagus, elektabilitas bagus, kita mengarah dua para meter itu," kata Lokot, Sabtu (30/9/2023).
"Kita butuh, kemimpinan bagus, elektabilitas. Tapi, yang menentukan kemana Demokrat ini, melabuhkan paruhnya digunakan untuk Pemilihan Gubernur Sumut adalah Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, bapak Bambang Susilo Yudhoyono. Rekomendasi dari kita, ya," tambahnya.
Ia menjelaskan, pihaknya memberikan lampu hijau kepada Edy Rahmayadi mantan Gubernur Sumut.
"Secara psikologis kami sama bang Edy Rahmayadi cukup baik sekali. Kami melihat dia (Edy Rahmayadi) memimpin Sumut ini, cukup baik," kata Lokot Nasution.
Lokot memuji kinerja baik Edy Rahmayadi memimpin Sumut ini.
Termasuk, mantan Ketua Umum PSSI itu, memutus rantai negatif tentang Gubernur Sumut, yang berakhir masa jabatannya, ditangkap penegak hukum atas kasus korupsinya.
"Beberapa pemilahan langsung Sumut ini, sampai habis masa jabatannya, yang tidak ditangkap polisi, jaksa dan KPK baru bang Edy Rahmayadi. Kita perlu kasih tepuk tangan," ucap Lokot.
Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih pihaknya kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah, selama memimpin di periode 2018-2023.
"Kami adalah salah satu partai pengusung mereka (Eramas) saat itu, dan juga konsisten mengusung sampai akhir masa jabatan. Jadi kami berterima kasih karena sudah mengakhiri jabatan dengan baik, tanpa tersandung kasus hukum," ujar Lokot.
"Saya ditelpon sama bang Ijeck, kami juga mengucapkan terima kasih sama bang Ijeck. Bahwasanya, sudah mewakili Partai Demokrat memimpin Sumatera Utara 5 tahun. Begitu juga, sama bang Edy Rahmayadi," ungkapnya.
Didampingi Sekretaris Yudha Johansyah, Lokot Nasution mengungkapkan bahwa mendukung Cagub Sumut 2024, ditentukan dengan perolehan kuris di DPRD Sumut hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2024.
"Posisinya, kursi untuk mendukung kepala daerah untuk Gubernur ini, hasil perolehan kursi di 2024," sebutnya.
Lokot Nasution mengungkapkan bahwa Partai Demokrat terbuka kepada sosok yang ingin maju di Pilgub Sumut 2024.
Baik sosok dari kader Demokrat maupun diluar partai.
"Kita tidak tahu juga, satu, dua dan tiga hari kedepan timbul sosok terbaik untuk kita yakini bisa menjadi Gubernur Sumut selanjutnya. Bisa jadi, dari kader Demokrat juga," katanya.
Lokot mengungkapkan dari perkembangan isu berkembang yang sudah menyatakan akan maju di Pilgub Sumut 2024, ada Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.
Ada juga Bobby Nasution, namun secara terbuka belum menyatakan secara resmi.
"Ada calon pribadi maju jadi Cagub Sumut 2024, Edy Rahyamadi menyatakan mau maju. Ada adik kita, Bobby Nasution, tapi tidak ada menyatakan maju. Tapi, di masyarakat (sudah terembus), ada bang Ijeck maju," pungkasnya
Nama Edy Rahmayadi Terseret Dugaan Korupsi
Nama eks Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mencuat setelah Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan dipenjarakan penyidik Kejaksaan Tinggi Sumut.
Alwi Mujahit Hasibuan dipenjarakan jaksa karena diduga mengorupsi uang Rp 24 miliar, yang bersumber dari program pengadaan APD (alat perlindungan diri) di masa pandemi Covid-19 tahun 2020 silam.
Nama Edy Rahmayadi terseret lantaran di masa dirinya menjadi Gubernur Sumut lah Alwi ditunjuk kembali menjadi Kadis Kesehatan.
Bahkan, di masa itu, Edy Rahmayadi sempat membanggakan Alwi Mujahit Hasibuan.
Baca juga: Mantan Polisi Jadi Ketua Brigsus OKP Berkeliaran di Dekat Sarang Judi Bawa Senpi Resmi Tersangka
Ditanya mengenai soal aliran dana korupsi yang menyeret nama Edy Rahmayadi, Kepala Kejati Sumut, Idianto mengatakan akan mencari tahunya.
"Saya tidak mau mengatakan kepada siapa (uang korupsi itu mengalir), tapi kami telah melakukan kerja sama dengan PPATK untuk mencari tahu kemana aliran dana Rp 24 miliar ini, karena mereka tersangka belum mengakui (kemana saja uangnya dilarikan)," kata Idianto, Rabu (13/3/2024) kemarin.
Ia mengatakan, nanti setelah PPATK selesai melakukan penghitungan, maka akan diketahui kemana aliran dana tersebut.
Kepada siapa saja duit itu diterima, dan digunakan untuk apa.
Baca juga: Cuaca Panas Menyengat di Kota Medan Dipastikan Bertahan Selama Beberapa Hari, Ini Penyebabnya
"Nanti berdasarkan pemeriksaan PPATK akan ketahuan kemana aliran (dana) ini," kata Idianto.
Karena kasus dugaan korupsi ini dilakukan di masa pandemi Covid-19, Alwi Mujahit Hasibuan bisa terancam hukuman mati.
Sebab, korupsi di masa bencana sangat 'diharamkan', karena di masa itu pemerintah dan masyarakat bahu membahu untuk kembali bangkit, tapi uangnya malah 'dimaling' oleh sekelompok orang yang memiliki jabatan.
"Karena dia melakukan korupsi dalam keadaan bencana, ancamannya itu hukuman mati," ungkap Idianto.
Edy Rahmayadi Berniat Maju Pilgub
Kasus dugaan korupsi APD Covid-19 yang melibatkan Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit terjadi sejak tahun 2020 silam.
Namun baru di tahun 2024 ini Alwi Mujahit Hasibuan dipenjarakan.
Penahanan Alwi dilakukan setelah Pemilu 2024 berlangsung, dan kemudian menyeret nama Edy Rahmayadi.
Pada Pemilu 2024, Edy Rahmayadi menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Sosok Wagirin Arman, 8 Periode di DPRD Sumut, Kini Kembali Terpilih dari Golkar
Selesai pencoblosan, Edy Rahmayadi pun kembali mengungkapkan keinginannya maju sebagai calon Gubernur Sumut pada Pilkada mendatang.
"Saya sudah putuskan untuk menjadi Gubernur Sumut lagi. Tapi semua itu tidak lepas atas izin Allah SWT," kata Edy, saat merayakan hari ulang tahun ke 63 pada Minggu (10/3/2024).
Ia mengatakan, untuk mewujudkan mimpinya menjadi Gubernur Sumut periode kedua, dirinya mulai melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik.
"Tapi itu baru niat saya. Selanjutnya seluruhnya tergantung rakyat, karena rakyat yang memilih siapa pemimpin yang diharapkannya," kata dia.
Namun, sambung Edy, ia tidak ingin menjadi pemimpin dengan cara yang tidak halal.
Baca juga: Rekam Jejak Hasan Abdillah, Raih Suara Tinggi di Pileg, Dulu Prank Ojol Sampai Nangis & Tuai Hujatan
"Yang pasti saya tidak mau menjadi pemimpin dengan cara yang tidak halal. Saya akan menjalankan amanah yang diberikan rakyat dengan penuh tanggungjawab," katanya saat ini.
Setelah dirinya menyatakan bakal maju sebagai calon Gubernur Sumut mendatang, mantan anak buahnya pun ditahan jaksa atas kasus dugaan korupsi.
Beredar spekulasi di masyarakat, bahwa penahanan Alwi Mujahit Hasibuan tak lepas dari dinamika politik akhir-akhir ini.
Sebab, kasus yang sudah berjalan sejak 2020, baru sekarang diproses, dan pelakunya ditahan.(tim/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.