Viral Medsos

PEMAIN UTAMA Tambang Timah Diperiksa, Benarkah Keluarga Jokowi Terlibat? Ini Penjelasan Boyamin

Nama putra bungsu Presiden Jokowi yakni Kaesang Pangarep malah turut trending di media sosial X (twitter) pasca kasus tambang timah

|
Editor: AbdiTumanggor
ho
Sosok RBS alias RBT disebut-sebut sebagai bos besar Harvey Moeis di balik kasus korupsi tambang timah di Bangka Belitung. Kini telah diperiksa Kejaksaan Agung selama 13 jam, Senin (1/4/2024) malam hingga Selasa (2/4/2024) dini hari. Sosok RBS awalnya diungkap Boyamin Saiman (Ho) 

Sejak kecil, Tomy Winata adalah seorang anak yatim piatu. Ia dikenal sebagai seorang anak yang lahir di tengah keluarga serba kekurangan secara materi.

Saat ini, diketahui ia memiliki lima orang anak, dua diantaranya adalah Panji Winata dan Andi Winata.

Pada 1972, ketika usianya baru 15 tahun, Tomy Winata dikenalkan dengan seorang pejabat militer di Singkawang.

Setelah perkenalan itu, Tomy Winata kemudian mendapat proyek untuk membangun kantor Koramil di Singkawang.

Selain itu, Tomy Winata juga menjadi penyalur barang ke tangsi-tangsi tentara di Indonesia.

Tomy Winata pernah mendapat proyek dari militer di Papua, Makassar, dan Ambon. Di Papua, Tomy Winata berkenalan dengan Yorrys Raweyai.

Mengutip Tribunnews.com, Tomy Winata juga dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kalangan militer, dua diantaranya adalah Letjen TNI (Purn) Tiopan Bernard Silalahi dan Jenderal Edy Sudrajat. Tomy Winata juga akrab dengan beberapa jenderal lain.

Pada 1988, Tomy Winata bersama Yayasan Kartika Eka Paksi (Angkatan Darat) menyelamatkan sebuah Bank Propelat.

Bank yang semula dimiliki Yayasan Siliwangi ini hanya memiliki aset sebesar Rp 8 miliar.

Namun setelah diambil alih dan diubah namanya menjadi Bank Artha Graha, hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun bank itu sehat kembali.

Saat masa krisis 1998, Tomy Winata juga menyelamatkan Arta Pusara yang kemudian diganti namanya menjadi Artha Pratama.

Pada 1989, Tomy Winata kemudian mendirikan PT Danayasa Arthatama.

Tomy kemudian ikut serta dalam proyek raksasa senilai US$ 3,25 miliar di kawasan bisnis Sudirman Central Business Distric (SCBD) yang memiliki luas 45 hektar di jantung DKI Jakarta.

Tomy Winata juga telah mengambil alih Bank Inter-Pacific pada 2003.

Pada 2005, Bank Inter-Pacific melalui Pasar Modal kemudian mengambil alih kepemilikan Bank Artha Graha melalui Pasar Modal.

Namanya kemudian menjadi Bank Artha Graha Internasional.

Tidak hanya itu, Tomy Winata juga memiliki saham di Hotel Borobudur melalui PT Jakarta Internasional Hotels and Development.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved