Lirik Lagu

Lirik Lagu Karo Piso Surit Dipopulerkan Djaga Sembiring Depari, Ini Terjemahannya

Lagu Piso Surit ini diciptakan seorang komponis asal Kuta atau desa Seberaya di dataran tinggi Karo, Sumatera Utara yang bernama Djaga Sembiring.

Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN / ist
Tarian Piso Surit 

TRIBUN-MEDAN.com – Kata Piso Surit sangatlah jauh artinya dari sebuah artian Piso yang disamakan dengan Pisau. Sang pencipta lagu Djaga Depari, menciptakan lagu ini ingin menceritakan sebuah kisah asmara pemuda karo pada masa perang.

Jika diamati lirik demi lirik, lagu ini menggambarkan seorang kekasih yang sedang mencurahkan isi hatinya(berbicara) kepada alam serta burung-burung yang hinggap di pepohonan tentang kekasih yang dinanti.

Lagu Piso Surit ini diciptakan seorang komponis asal Kuta atau desa Seberaya di dataran tinggi Karo, Sumatera Utara yang bernama Djaga Sembiring Depari.

Lagu ini ternyata menggunakan bahasa karo dan bernuansa tradisional Karo.

Lirik dan Terjemahan Lagu Karo Piso Surit

Piso Surit, Piso Surit
Burung Piso Surit

Terdilo-dilo, terpingko-pingko
Memanggil-manggil, bercuit-cuit

Lalap la jumpa ras atena ngena
Namun tak kunjung berjumpa dengan kekasih hatinya

Ija kel kena, tengahna gundari?
Dimana kah dikau, saat ini?

Siangna me enda turang atena wari
Dan hari pun kini menjelang senja

Entabeh naringe mata kena tertunduh
Lelap sekali sepertinya tidurmu

Kami nimaisa turang tangis teriluh
Sementara aku di sini menangis menunggu

Engo engo me dagena
Sudahlah, pulanglah saja kau adik

Mulih me gelah kena
Tidak usah mengharapkanku

Bage me nindu rupa ari o turang
Demikianlah yang selalu engkau ucapkan

Tengah kesain, keri lengetna
Di tengah beranda desa, sunyi senyap

Rembang mekapal turang seh kel bergehna
Embun yang tebal menambah dinginnya

Tekuak manuk ibabo geligar
Ayam berkokok diatas atap

Enggo me selpat turang kite-kite kulepar
Terputuslah sudah titian penghubung

Piso Surit Piso Surit
Burung Piso Surit

Terdilo-dilo terpingko-pingko
Memanggil-manggil, bercuit-cuit

Lalap la jumpa ras atena ngena
Namun tak kunjung berjumpa dengan kekasih hatinya

Engo engo me dagena
Sudahlah, pulanglah saja kau adik

Mulih me gelah kena
Tidak usah mengharapkanku

Bage me nindu rupa agi kakana
Ku harapkan demikian kau berkata

(cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved