Tribun Wiki

25 Link Twibbon Hari Puisi Nasional 2024 dan Kumpulan Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah 25 Link Twibbon yang bisa kamu pakai untuk menyemarakkan Hari Puisi Nasional 2024

Editor: Array A Argus
INTERNET
Link Twibbon Hari Puisi Nasional 20204 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Guna menyemarakkan Hari Puisi Nasional 2024 yang jatuh pada Sabtu (28/4/2024) besok, berikut ini adalah Link Twibbon yang bisa kamu gunakan untuk saling berbagai.

Setidaknya ada 25 Link Twibbon Hari Puisi Nasional yang bisa kamu pakai di media sosial.

Ada beragam design dan warna yang bisa kamu pilih.

Kamu tinggal mengunduhnya secara gratis di twibbonize.com.

Baca juga: 22 April Jadi Peringatan Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 7 Cara Mencegah Penyakitnya

Cara memasang foto pada Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 cukup mudah, ikuti langkah-langkah berikut:

- Langkah pertama yang harus dilakukan, klik https://www.twibbonize.com

- Pada kolom "Find a Campaign", ketik "Hari Puisi Nasional"

- Lalu akan muncul berbagai macam pilihan Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024

- Pilih dan klik salah satu design

Baca juga: Peringati Hari Malaria Sedunia, Penggiat Lingkungan di Medan Lakukan Foging dan Sosialisasi

- Klik "Choose a Photo", pilih foto dari galeri laptop atau ponselmu

- Sesuaikan ukuran foto, klik "Next" lalu klik "Download"

Setelah selesai diunduh, jadikan Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 dari Twibbonize.com sebagai foto profil Instagram, Facebook dan WhatsApp.

Kumpulan 25 Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024

1. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #1

2. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #2

3. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #3

4. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #4

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Sejumlah Komunitas di Medan Gelar Aksi Teatrikal Keliling Kota

5. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #5

6. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #6

7. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #7

8. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #8

9. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #9

10. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #10

Baca juga: Peringatan Nuzulul Quran, Kapolda Sumut: Jadikan Ramadan Pedoman Bertugas agar Jadi Ladang Pahala

11. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #11

12. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #12

13. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #13

14. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #14

15. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #15

16. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #16

17. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #17

18. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #18

19. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #19

20. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #20

21. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #21

22. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #22

23. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #23

24. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #24

25. Link Twibbon Hari Puisi Nasional 28 April 2024 LINK #25

Kumpulan Puisi Chairil Anwar

Chairil Anwar dikenal sebagai sastrawan Indonesia yang menghasilkan begitu banyak karya, termasuk puisi.

Ada beberapa puisi Cahiril Anwar yang kemudian diingat banyak masyarakat Indonesia.

Berikut karya puisinya:

1. Aku

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

2. Dendam

Berdiri tersentak
Dari mimpi aku bengis dielak
Aku tegak
Bulan bersinar sedikit tak nampak
Tangan meraba ke bawah bantalku
Keris berkarat kugenggam di hulu
Bulan bersinar sedikit tak nampak
Aku mencari
Mendadak mati kuhendak berbekas di jari
Aku mencari
Diri tercerai dari hati
Bulan bersinar sedikit tak tampak.

3. Sendiri

Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!

4. Sia-Sia

Penghabisan kali itu kau datang
Membawaku karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
Darah dan suci
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: Untukmu.
Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.
Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.

5. Suara Malam

Dunia badai dan topan
Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan”*
Jadi ke mana
Untuk damai dan reda?
Mati.
Barang kali ini diam kaku saja
Dengan ketenangan selama bersatu
Mengatasi suka dan duka
Kekebalan terhadap debu dan nafsu.
Berbaring tak sedar
Seperti kapal pecah di dasar lautan
Jemu dipukul ombak besar.
Atau ini.
Peleburan dalam Tiada
Dan sekali akan menghadap cahaya.
Ya Allah! Badanku terbakar – segala samar.
Aku sudah melewati batas.
Kembali? Pintu tertutup dengan keras.

6. Nisan

Untuk nenekanda,
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertakhta.

7. Penghidupan

Lautan maha dalam
Mukul dentur selama
Nguji tenaga pematang kita
Mukul dentur selama
Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia
Kecil setumpuk
Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk.

8. Tak Sepadan

Aku kira,
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.

9. Rumahku

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu.

10. Bercerai

Kita musti bercerai
Sebelum kicau murai berderai.
Terlalu kita minta pada malam ini.
Benar belum puas serah-menyerah
Darah masih berbusah-busah.
Terlalu kita minta pada malam ini.
Kita musti bercerai
Biar surya ‘kan menembus oleh malam di perisai
Dua benua bakal bentur-membentur.
Merah kesumba jadi putih kapur.
Bagaimana?
Kalau IDA, mau turut mengabur
Tidak samudra caya tempatmu menghambur.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved