Tribun Wiki

Kisah Marsinah, Simbol Perjuangan Buruh di Indonesia, Tewas dengan Kondisi Tragis Zaman Orde Baru

Marsinah, buruh perempuan yang dikenal vokal pada zamannya gugur di masa Orde Baru setelah datangi Kodim

Editor: Array A Argus
Muhammadiyah
Marsinah, simbol perjuangan buruh 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Marsinah, begitu ia dikenal.

Namanya ada di mana-mana, di lagu, kaus, hingga film, dan poster-poster perjuangan, terlebih di saat Hari Buruh Internasional tiba.

Marsinah adalah simbol perjuangan buruh, yang kemudian gugur pada rezim Orde Baru.

Bagi kalangan aktivias, Marsinah bukan sosok perempuan biasa.

Ia adalah pejuang tangguh yang berani melawan ketidakadilan di tempatnya bekerja.

Baca juga: Sejarah Hari Buruh Internasional atau May Day, Karl Marx: Bersatulah!

Baca juga: 45 Kata-kata Hari Buruh Internasional 2024 Penuh Makna, Bisa Kamu Jadikan Caption di Medsos

Marsinah, yang tewan mengenaskan pada tanggal 8 Mei 1993 silam.
Marsinah, yang tewan mengenaskan pada tanggal 8 Mei 1993 silam. (id.wikipedia)

Baca juga: Catat Jadwal Pencairan Gaji ke 13 PNS 2024, Simak Komponen dan Rinciannya

Dilansir dari Kompas.com, Marsinah lahir di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur pada 10 April 1969.

Ayah Marsinah bernama Astin dan ibunya adalah Sumini.

Sementara kakak perempuannya bernama Marsini dan adik perempuannya bernama Wijati.

Hidup pada masa Orde Baru, Marsinah memiliki kisah yang cukup tragis.

Awalnya, Marsinah yang hanya lulusan SLTA memutuskan untuk merantau ke Surabaya pada 1989.

Keinginannya untuk mengenyam pendidikan perkuliahan harus pupus karena kondisi ekonomi yang tidak memunginkan.

Baca juga: 40 Link Twibbon Hari Buruh Internasional 2024, Cocok Jadi Status WA dan Dibagikan ke Medsos

Di Surabaya, Marsinah menumpang hidup di rumah Marsini yang sudah berkeluarga.

Ia pun bekerja di pabrik plastik SKW di Kawasan Industri Rungkut, namun gajinya jauh dari cukup sehingga ia harus mencari tambahan penghasilan dengan berjualan nasi bungkus.

Marsinah juga sempat bekerja di sebuah perusahaan pengemasan barang sebelum akhirnya pindah bekerja di pabrik arloji PT Catur Putra Surya (PT CPS) di Desa Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo pada 1990.

Selama bekerja di PT CPS, Marsinah dikenal sebagai buruh yang vokal dan selalu memperjuangkan nasib rekan-rekannya.

Baca juga: Partai Buruh Sumut Akan Gelar Aksi di 29 Kabupaten dan Kota Saat Hari Buruh Mendatang

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved