Tribun Wiki
Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji, Jika Tidak Dikerjakan Satu Diantaranya Bisa Membatalkan Ibadah
Saat melaksanakan ibadah haji, umat muslim harus tahu apa perbedaan rukun haji dan wajib haji
TRIBUN-MEDAN.COM,- Memasuki musim ibadah haji pada bulan Dzulhijjah atau Juni 2024, umat muslim yang akan menunaikan ibadah ke Tanah Suci harus tahu perbedaan rukun haji dan wajib haji.
Adapun perbedaan rukun haji dan wajib haji ini harus dipahami, agar ibadah yang dijalankan tidak sia-sia, dan bisa mendapatkan pahala yang berlimpat ganda.
Lantas, apa perbedaan rukun haji dan wajib haji?
Dilansir dari Tribunnews.com, baik rukun haji maupun wajib haji sama-sama harus dikerjakan.
Baca juga: 7 Amalan yang Bisa Dikerjakan Jika Anda tak Mampu Naik Haji
Yang membedakannya, ketika rukun haji tidak dikerjakan, maka maka ibadah haji dianggap tidak sah atau batal.
Perbedaan rukun haji dan wajib haji yang lain yakni terkait keabsahan ibadahnya.
Pada rukun haji tidak dapat digantikan denda apapun.
Baca juga: Doa Ketika Pulang Haji atau Umrah yang Bisa Diamalkan
Sementara untuk wajib haji, tidak berpengaruh pada keabsahan haji, namun orang yang meninggalkannya tanpa uzur atau halangan tetap akan terkena dosa atas kelalaiannya itu.
Untuk lebih lengkapnya, berikut yang termasuk dalam rukun haji dan wajib haji:
Rukun Haji
Dikutip dari Gramedia, ada 6 rukun haji yang menjadi syarat wajib untuk dilakukan saat ibadah haji, di antaranya:
1. Ihram
Ihram merupakan sebutan yang diberikan untuk suatu keadaan khusus, yakni keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji bagi setiap jemaah.
Ihram dimulai dengan membaca niat serta mengenakan pakaian serba putih yang melambangkan kesucian dan kebersihan.
Baca juga: Ini Larangan saat Ibadah Haji yang Wajib Diketahui Jemaah, Bisa Kena Denda
Syarat pakaian untuk pria yakni mengenakan 2 kain putih yang tidak dijahit, satu dililitkan di pinggang ke bawah lutut dan satunya disampirkan di bahu kiri.
Sementara untuk perempuan, bisa mengenakan pakaian biasa yang menutup aurat, namun wajah dan tangan tidak boleh tertutup.
Terdapat sejumlah larangan ketika Ihram yakni tidak boleh memotong kuku, memakai parfum, mencukur rambut di bagian tubuh manapun, melakukan hubungan seksual, membunuh hewan, dan menikah
Selain itu juga tidak diperbolehkan untuk memakai penutup kepala bagi jemaah laki-laki dan menutup wajah dan tangan bagi jemaah perempuan.
Baca juga: Doa Walimatussafar Haji yang Bisa Dibaca saat Mengantarkan Kerabat Menuju Tanah Suci
Dengan adanya rukun Ihram ini dimaksudkan untuk menunjukkan kesetaraan semua jemaah haji di hadapan Allah SWT tanpa ada perbedaan antara orang kaya atau orang miskin, dan lain sebagainya.
2. Wukuf
Wukuf merupakan kegiatan ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri.
Pada saat wukuf, jemaah hendaknya selalu berzikir dan berdoa di Padang Arafah dari matahari terbenam sampai matahari terbit.
Adapun waktu pelaksanaan wukuf yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai 10 Dzulhijjah.
Baca juga: Amalan Sederhana yang Pahalanya Setara Ibadah Haji
3. Tawaf
Tawaf merupakan prosesi ibadah yang dengan berjalan mengelilingi ka’bah berlawanan arah jarum jam seraya mengucapkan doa.
Jemaah haji wajib melakukan tawaf ketika sudah tiba di Masjidil Haram.
Ketika melaksanakan tawaf, jemaah dapat mencium atau menyentuh Hajar Aswad.
Namun, apabila tidak dapat mencium atau menyentuh Hajar Aswad karena keramaian, jemaah cukup menunjuk batu dengan tangan mereka.
Baca juga: 20 Ucapan Selamat Naik Haji yang Berisi Doa untuk Keluarga Ataupun Kerabat
Sama seperti Ihram, terdapat sejumlah aturan yang tidak boleh dilakukan oleh jemaah ketika tawaf.
Saat tawaf, jemaah tidak diperbolehkan untuk makan.
Namun apabila merasa kelelahan atau dehidrasi karena berdesak-desakan dengan banyak orang, maka diperbolehkan untuk minum.
Untuk jemaah laki-laki dianjurkan memutari ka’bah pada tiga sirkuit awal dengan langkah yang cepat, sisanya bisa berjalan santai.
Seusai melaksanakan tawaf, jemaah bisa langsung melakukan salat sebanyak dua rakaat di makam Nabi Ibrahim yang berada di dekat Ka’bah.
Biasanya, karena lokasi tersebut terlalu ramai, jemaah bisa melaksanakan salat dua rakaat ini di dalam masjid.
4. Sa'i
Setelah melakukan Tawaf, kewajiban selanjutnya adalah melakukan sa’i.
Sa'i dilakukan dengan berlari-lari kecil atau berjalan di antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
5. Tahallul
Tahallul merupakan rangkaian ibadah haji yang dilakukan setelah sa'i.
Kegiatan tahallul ditandai dengan jemaah laki-laki yang mencukur atau merapikan rambut mereka.
Sementara bagi jemaah perempuan hanya perlu memotong rambutnya sedikit.
Ketika selesai melakukan Tahallul, semua larangan dalam haji boleh dilakukan kecuali hubungan suami istri.
Tahallul ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah ketika jemaah sudah melaksanakan lontar jamrah.
Lontar jamrah merupakan ritual melemparkan batu kerikil pada jumrah.
Kegiatan lontar jamrah ini dilakukan untuk mengingatkan jemaah haji bahwa iblis akan selalu berusaha menghalangi orang-orang beriman yang ingin melakukan kebaikan.
6. Tertib
Tertib dalam rukun haji ini memiliki arti bahwa seluruh jemaah wajib melaksanakan seluruh rangkaian ibadah secara berurutan mulai dari ihram sampai pada tahallul atau cukur.
Wajib Haji
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 5 SD, terdapat 7 rangkaian kegiatan dalam wajib haji, yakni sebagai berikut:
1. Berihram dari mikat
Mikat merupakan batas tempat atau waktu bagi seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji untuk memulai ihramnya.
Biasanya bagi jemaah yang berasal dari Indonesia, akan mulai berihram dari Bukit Yalamlam.
Mikat dibagi menjadi dua macam, yakni mikat zamani dan mikat makani.
Untuk mikat makani merupakan waktu berniat yang dilakukan pada bulan haji.
Sementara mikat makani merupakan tempat untuk memulai ihram.
2. Mabit di Muzdalifah
Mabit disebut juga bermalam di Muzdalifah yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah.
Ketika Mabit, jemaah melaksanakan salat magrib dijamak dengan salat isya dengan satu kali azan dan iqamah di Muzdalifah.
3. Melontar jamrah aqabah
Melontar jamrah ini dilakukan dengan cara melempar kerikil sebanyak tujuh butir secara berturut-turut.
Ketika tengah melontar jamrah jemaah berucap 'Allahu akbar. Allahummaj'alhu hajjan mabruran wa zanban magfura(n)'.
Kerikil yang dilempar oleh jemaah wajib mengenai tugu dan masuk ke dalam jurang besar tempat jamrah.
4. Mabit di Mina
Mabit di Mina dilakukan dengan bermalam di Mina selama semalam penuh pada hari Tasyirk yakni tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Kegiatan Mabit di Mina ini dilaksanakan mulai sore hari hingga terbitnya fajar.
Mabit di Mina boleh dilakukan dengan bermalam paling sedikit 2 atau 3 malam.
5. Melontar jamrah ula, wusta dan aqabah
Sama halnya dengan Mabit di Mina, melontar jamrah ula, wusta, dan aqabah ini dilakukan pada hari Tasyrik.
Kegiatan melempar jamrah ini dilakukan untuk mengingat kisah saat setan menggoda Nabi Ibrahim agar tidak menyembelih putranya, Nabi Ismail, padahal hal tersebut merupakan perintah Allah SWT.
6. Tawaf wada'
Tawaf wada' merupakan tugas terakhir jemaah dalam melaksanakan ibadah haji di tanah suci.
Kegiatan tawaf wada' juga dilakukan sebagai perpisahan saat akan meninggalkan kota Makkah.
7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang pada waktu ihram
Apabila jemaah melanggar larangan yang telah ditetapkan, maka ia wajib membayar denda.
Denda yang ditetapkan tergantung pada larangan apa yang dilanggar.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.