Tribun Wiki
Sosok Gatot Sugeng Wibowo, Pejabat Bea Cukai yang Viral Soal Kasus Penahanan Alat Belajar SLB
Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe C Soetta Gatot Sugeng Wibowo viral usai dikritik lantaran senyum-senyum saat menyerahkan alat belajar SLB yang ditahan
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Gatot Sugeng Wibowo merupakan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno Hatta.
Gatot Sugeng Wibowo ditunjuk menjabat Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe C Soetta sejak Februari 2023.
Kini, Gatot Sugeng Wibowo viral di media sosial.
Ia dikritik warganet lantaran berfoto saat menyerahkan alat belajar Sekolah Luar Biasa (SLB) hibah dari Korea Selatan yang ditahan 2 tahun oleh Bea Cukai.
Baca juga: Sosok Ahmad Ali, Waktem Nasdem yang Namanya Muncul pada Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo
Dalam perkara ini, korbannya, yakni Plt Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB)-A Pembina Tingkat Nasional Dedeh justru meminta maaf.
Dalam hal ini Dedeh Kurniasih meminta maaf dan mengaku pihaknya kurang memahami prosedur pengiriman dan penerimaan barang impor dan barang hibah.
"Permohonan maaf dari kami atas ketidaktahuan dan kekurangan wawasan bagaimana prosedur barang hibah importir sehingga menyebabkan miskomunikasi.
Permohonan maaf juga atas kegaduhan media yang selama ini kita ketahui," ucap Dedeh dilansir Tribun-medan.com dari Breaking News Kompas TV, Rabu (1/5/2024).
Baca juga: Sosok Gus Fitroh yang Viral, Tak Cuma Mahar Fantastis tapi Juga Gelar Pernikahan 4 Hari 4 Malam
“Mudah-mudahan dengan ini kami dapat menjalin kerja sama yang baik, karena tidak menutup kemungkinan ke depan kami akan mendapat bantuan-bantuan hibah lagi dari orang-orang yang peduli dengan peserta didik berkebutuhan khusus di Indonesia,” sambungnya.
Terkini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyerahkan alat belajar berupa keyboard braille milik SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta setelah tertahan sejak 2022.
Namun satu hal yang menjadi sorotan yakni senyum pejabat Bea Cukai saat menyerahkan alat belajar SLB yang ditahan.
Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe C Soetta Gatot Sugeng Wibowo tampak senyum puas saat menyerahkan alat belajar tersebut.
Foto penyerahan dan senyum pejabat Bea Cukai itupun langsung viral di media sosial.
Baca juga: Sosok Yakup Hasibuan, Suami Jessica Mila Kini Jadi Ayah, Punya Boru Hasibuan
Dimana akun X @kegblgnunfaedh mengunggah sebuah video dari akun TikTok yang menyoroti senyum pejabat Bea Cukai tersebut.
“Ini foto pihak Bea Cukai yang akhirnya menyerahkan hibah untuk SLB dari Korea yang udah ditahan dari 2022
Apa yang menarik dari foto ini? Yang menarik adalah budaya Indonesia yang gak pernah hilang yaitu budaya malu,” ujarnya dilansir Tribun-medan.com dari cuitan akun X tersebut.
“Lu lihat senyumnya senyum sumringah, udah nahan-nahan hibah untuk SLB yang notabene itu untuk anak berkebutuhan khusus,” lanjutnya.
“Harusnya malu loh, bukan senyum-senyum gak jelas gitu,” pungkasnya.
Setelah foto dan permintaan maaf itu menjadi sorotan, Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo yang juga ada dalam foto itupun menyampaikan pembelaannya.
Baca juga: Sosok Hendry Lie, Pemilik Maskapai Srwijaya Air Pernah Dampingi Jokowi ke Smelter TIN
“Itu pernyataan spontan Bu Dedeh Kepala SLB Pembina saat diberi waktu bicara.
Maksud beliau sebenarnya, ketika berkomunikasi dg PJT dan seolah tidak ada solusi, mereka berhenti.
Tidak mengurus lagi karena tidak tahu. Kami paginya ngobrol lama dg pihak sekolah dan Disdik,”
“Permintaan maaf lebih sebagai ekspresi beliau yang menganggap gegara ramai jadi tidak enak.
Mereka setelah diberitahu prosedur yang bisa ditempuh sejak awal, lelu menyatakan demikian itu. Padahal kami sampaikan biasa saja dan saling memahami apa yg dulu terjadi,” tulisnya di akun X pribadinya.
Sebelumnya, barang itu tertahan di Gudang DHL sejak 2018. Namun setelah diketahui barang itu merupakan barang hibah, maka Bea Cukai menetapkan bebas bea masuk dan pajak lainnya terhadap barang tersebut.
Baca juga: Sosok Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah, Jenderal Termuda Alumni Kopassus
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani menyatakan, tertahannya barang tersebut karena masalah komunikasi atau kesalahpahaman.
"Kami hari ini tetapkan sesuai ketentuan pemerintah dibebaskan bea masuk dan ini sangat membantu. Jadi SLB, dinas (pendidikan), kemudian PJT mengakui ini tidak berkomunikasi dengan baik sehingga menyikapinya kurang pas," terang Askolani.
Ia menjelaskan, saat pertama kali tiba di Indonesia, barang hibah dari Korsel itu awalnya diberitahukan sebagai barang kiriman oleh PJT DHL. Karena berstatus sebagai barang kiriman, maka Bea Cukai menetapkan penarifan sesuai ketentuan dan akhirnya muncul tagihan ratusan juta rupiah.
"Dia tidak ada info, kemudian masuk ke kita sebagai barang kiriman, sehingga tentunya kita kasih sesuai barang kiriman ada pentarifan yang ditetapkan mekanisme oleh pemerintah, kita hitung," ujar Askolani.
Baca juga: Perasaan Via Vallen Bukan Anak Kandung Orangtuanya, Imbas Sering Dibuat Menderita
Namun, pihak SLB merasa keberatan dengan tagihan itu dan akhirnya tidak memprosesnya. Alhasil, sejak akhir 2022, barang itu pun berada di gudang DHL dan berstatus sebagai Barang Tidak Dikuasai (BTD) oleh Bea Cukai.
Pada 2023, lanjut Askolani, pihak SLB kembali mencoba mengecek barang tersebut ke DHL. Namun, informasi itu belum sampai ke Bea Cukai.
"(Tahun) 2023 barang itu dicek lagi kepada DHL untuk memperbaiki address, dokumen dan lain-lain, tetapi komunikasinya hanya sampai PJT, belum masuk ke ranah kita Bea Cukai. Kita hanya tahunya barang kiriman, tarifnya sekian, tapi dokumentasi segala macam masih sebatas teman-teman di DHL," tuturnya.
Hingga pada 2024, saat kasus ini viral di media sosial, barulah Bea Cukai mengetahui jika sebenarnya 20 keyboard braille itu adalah barang hibah.
"Baru diinfo 2024 itu barang hibah. Setelah kita tahu itu barang hibah, kita kasih info bahwa kalau barang hibah kita fasilitasi untuk kepentingan pendidikan atau kepentingan sosial, ada PMK (Peraturan Menteri Keuangan)-nya untuk tidak dikenakan bea masuk atau pajak dalam rangka impor," terangnya.
Menurutnya, jika dari awal Bea Cukai diberitahu info bahwa barang itu adalah hibah, justru pihaknya akan membantu memberikan solusi agar barang bisa cepat diterima.
Askolani menyebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, hingga akhirnya ditetapkan 20 unit keyboard itu dibebaskan bea masuk karena merupakan barang hibah.
Sosok Gatot Sugeng Wibowo
Dilansir dari WartaKotaLive, Gatot Sugeng Wibowo lahir pada 12 Juli 1969.
Nama Gatot Sugeng Wibowo mulai melejit setelah berhasil menggagalkan penyeludupan narkotika jaringan internasional.
Adapun jaringan narkotika itu jenis kokain cair dibawa oleh pria asal Brasil.
Kesuksesan Gatot mengungkap kasus tersebut bukanlah tanpa sebab.
Pasalnya, membutuhkan waktu hingga melakukan ujicoba tes narkotika sampai dua kali, hingga menggunakan metode pembakaran.
Lantas siapa sebenarnya sosok Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta ini ?
Gatot Sugeng Wibowo menghabiskan masa kecil dan remaja di tanah kelahiranya yakni di Nganjuk, Jawa Timur.
Usai lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Gatot meninggalkan kampung halamannya demi melanjutkan pendidikan tinggi.
"Saya lahir, kecil dan tumbuh besar di Nganjuk, Jawa Timur. Dan, menjalani pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai SMA," ujar Gatot saat diwawancarai Wartakotalive.com-TribunTangerang.com, Kamis (16/3/2023).
Gatot kemudian melanjutkan pendidikan Diploma III Kepabeanan dan Cukai di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jurangmangu, Kota Tangerang Selatan pada tahun 1988 silam.
Setelah lulus STAN, Gatot ditempatkan di Kantor Bea Cukai Palembang di tahun 1993.
"Setelah berhasil lulus kuliah di tahun 1991, penempatan pertama saya justru di luar Pulau Jawa, yaitu di Palembang, Sumatera Selatan," kata dia.
Selanjutnya, pada 1998 ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Jambi.
Dan, meraih gelar Magister Manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen LPMI pada tahun 2005.
Bertugas di Bandara Soekarno-Hatta bukanlah kali pertamanya dijalani Gatot.
Sebab, pada Juli 2009, ia telah bekerja sebagai Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta.
"Sebelumnya, saya sudah pernah bertugas lebih dulu di Soekarno-Hatta selama tiga tahun, yaitu mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2012," ujarnya.
Gatot kemudian melanjutkan kariernya dengan mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur II, sejak Mei 2016 hingga Oktober 2017.
Gatot juga pernah menjadi Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, tepatnya pada bulan Oktober 2017.
Lalu diangkat sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Kudus.
"Kunci saya menjalani pekerjaan hanya satu, yaitu dilakukan dengan ikhlas, karena memang penugasan itu tidak bisa kita minta begitu saja. Tapi meskipun demikian, kita harus bekerja semaksimal mungkin, mengeluarkan kemampuan yang terbaik," katanya.
Perjalanan karier Gatot semakin melesat setelah dipercaya menjadi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Papua, sejak September 2021 hingga Februari 2023.
Dan pada satu bulan yang lalu, Gatot pun memimpin Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta.
Gatot Sugeng Wibowo akhirnya semakin dikenal masyarakat umum atas kerja kerasnya yang berhasil menjaga pintu gerbang Indonesia dari berbagai upaya penyeludupan narkotika.
Teranyar, Gatot baru saja memusnahkan ribuan barang sitaan ilegal yang dibawa masuk ataupun dikirim ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Jika ditotal, angka dari hasil penjualan barang-barang yang gagal diseludupkan tersebut fantastis, yakni mencapai Rp 3 Miliar.
Barang-barang yang dimusnahkan itu adalah hasil penindakan kepabeanan dan cukai yang dilakukan selama periode Juni hingga Desember tahun 2022.
Gatot menegaskan, akan tetap menjaga dengan maksimal Bandara Soekarno-Hatta dari pihak-pihak yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi negara ataupun masyarakat.
"Tentunya ke depan, kami akan terus bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak instansi kementerian terkait untuk melakukan upaya pencegahan-pencegahan lainnya," kata Gatot Sugeng Wibowo.
BIODATA
Nama: Gatot Sugeng Wibowo
Jenis Kelamin: Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir: Nganjuk, 12 Juli 1969
Usia: 53 Tahun
Jabatan: Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta.
Riwayat Pendidikan:
- Diploma III: Kepabeanan dan Cukai (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1991
- S1: Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Jambi tahun 1998
- S2: Magister Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen LPMI tahun 2005
Riwayat Karir:
- Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta (Juli 2009 - Mei 2012).
- Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur II (Mei 2016 - Oktober 2017).
- Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (Oktober 2017 - Desember 2019).
- Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Kudus, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Januari 2020 - September 2021).
- Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Papua ( September 2021- Februari 2023).
- Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta (Februari 2023-sekarang).(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.