Viral Medsos

KEKAYAAN Pejabat Bea Cukai dan Pajak Kembali Sorotan Imbas Alat Belajar SLB, Berikut Daftarnya

Harta kekayaan serta besaran gaji dan tujangan pejabat Pajak dan Bea Cukai kembali jadi sorotan lagi setelah imbas dari viralnya alat belajar SLB

Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
kompas.com
Belakangan ini harta kekayaan serta besaran gaji dan tujangan pejabat Pajak dan Bea Cukai kembali jadi sorotan lagi setelah imbas dari viralnya kasus alat belajar berupa keyboard braille milik Sekolah Luar Biasa (SLB) - A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, yang merupakan hibah dari Korea Selatan, ditahan Bea Cukai Soekarno Hatta (Soetta) sejak tahun 2022. (via kompas.com) 

Gatot kemudian melanjutkan pendidikan Diploma III Kepabeanan dan Cukai di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jurangmangu, Kota Tangerang Selatan pada tahun 1988 silam.

Setelah lulus STAN, Gatot ditempatkan di Kantor Bea Cukai Palembang di tahun 1993. "Setelah berhasil lulus kuliah di tahun 1991, penempatan pertama saya justru di luar Pulau Jawa, yaitu di Palembang, Sumatera Selatan," kata dia.

Selanjutnya, pada 1998 ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Jambi. Dan, meraih gelar Magister Manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen LPMI pada tahun 2005.

Bertugas di DJBC Bandara Soekarno-Hatta bukanlah kali pertamanya dijalani Gatot. Sebab, pada Juli 2009, ia telah bekerja sebagai Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta. "Sebelumnya, saya sudah pernah bertugas lebih dulu di Soekarno-Hatta selama tiga tahun, yaitu mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2012," ujarnya.

Gatot kemudian melanjutkan kariernya dengan mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur II, sejak Mei 2016 hingga Oktober 2017.

Gatot juga pernah menjadi Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, tepatnya pada bulan Oktober 2017.

Lalu diangkat sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Kudus. "Kunci saya menjalani pekerjaan hanya satu, yaitu dilakukan dengan ikhlas, karena memang penugasan itu tidak bisa kita minta begitu saja. Tapi meskipun demikian, kita harus bekerja semaksimal mungkin, mengeluarkan kemampuan yang terbaik," katanya.

Sejak memipin Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta, namanya semakin dikenal masyarakat umum atas kerja kerasnya yang berhasil menjaga pintu gerbang Indonesia dari berbagai upaya penyeludupan narkotika. Teranyar, Gatot baru saja memusnahkan ribuan barang sitaan ilegal yang dibawa masuk ataupun dikirim ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta.

Jika ditotal, angka dari hasil penjualan barang-barang yang gagal diseludupkan tersebut fantastis, yakni mencapai Rp 3 Miliar. Barang-barang yang dimusnahkan itu adalah hasil penindakan kepabeanan dan cukai yang dilakukan selama periode Juni hingga Desember tahun 2022.

Gatot menegaskan, akan tetap menjaga dengan maksimal Bandara Soekarno-Hatta dari pihak-pihak yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi negara ataupun masyarakat. "Tentunya ke depan, kami akan terus bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak instansi kementerian terkait untuk melakukan upaya pencegahan-pencegahan lainnya," kata Gatot.

Profil Gatot Sugeng Wibowo:

Tempat, Tanggal Lahir: Nganjuk, 12 Juli 1969. Usia: 53 Tahun

Jabatan saat ini: Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta.

Riwayat Pendidikan:

- Diploma III: Kepabeanan dan Cukai (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1991

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved