Sumut Memilih
Perjalanan Karir Satika Simamora, Istri Nikson Nababan yang Kini Jadi Bacalon Bupati Taput
Selain sebagai Ketua TP PKK selama 10 tahun, ia juga dipercayakan sebagai Bunda PAUD, Ketua Yayasan Kanker dan juga sebagai Ketua Dekranasda.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Satika Simamora, istri mantan bupati Taput Nikson Nababan kini mendaftarkan diri sebagai bakal calon (bacalon) bupati Taput dalam pilkada 2024 ini. Ibu dari dua anak ini lahir di Pematang Bandar pada 17 Mei 1974.
Ia adalah sosok wanita yang kuat, hebat, lemah-lembut, periang, dan rendah hati serta memiliki empati terhadap orang miskin dan susah.
Satika Nikson Nababan secara otomatis memimpin gerakan PKK melalui jabatan sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara sejak tanggal 16 April 2014 sejak Nikson Nababan dilantik sebagai bupati Taput.

Dalam pemerintaha Nikson Nababan, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki nilai sosial tinggal dan suka menolong, berempati, serta memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya.
Selain sebagai Ketua TP PKK selama 10 tahun, ia juga dipercayakan sebagai Bunda PAUD, Ketua Yayasan Kanker dan juga sebagai Ketua Dekranasda.
Satika Simamora berkeyakinan bahwa semua jabatan yang diembannya merupakan satu kesatuan fungsi yang saling mendukung dalam upaya mendukung kesejahteraan masyarakat Tapanuli Utara, sehingga semakin semangat dalam berkarya.
Ia berjuang dalam memadukan PAUD, kelompok BKB, posyandu dengan membentuk kelompok belajar terpadu di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara.
"Berbagai kegiatan yang kita laksanakan Ketua TP PKK dalam mengembangkan dan meningkatkan keluarga berkualitas khususnya pembinaan kader BKB, Kader PAUD, dan Kader Posyandu," ujar Satika Simamora beberapa waktu lalu.
"Kita juga selalu mengintengrasikan dalam setiap kegiatan pembinaan desa percontohan dengan memberikan motivasi guna membangkitkan UMKM," tuturnya,

Berikut Riwayat Jabatan Satika Simamora:
1. Tahun 2014 – 2024 sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Tapanuli Utara
2. Tahun 2014 – 2024 Ketua Dekranasda Kabupaten Tapanuli Utara
3. Tahun 2014 – 2024 sebagai Bunda PAUD Kabupaten Tapanuli Utara
4. Tahun 2014 – 2024 sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kabupaten Tapanuli Utara
Riwayat Pendidikan Formal Satika Simamora:
1. Sekolah Dasar: SDN 091656 Pematang Bandar, Simalungun (1980-1986, Lulus)
2. Sekolah Menengah Pertama: SMP Negeri Pematang Bandar, Simalungun (1986-1990, Lulus)
3. Sekolah Menengah Atas: SMA Negeri Labuhan Deli, Medan (1990-1993, Lulus)
4. Sekolah Tinggi Ekonomi Tri Dharma Widya, Jakarta
5. Program Studi Akuntansi (1996-2001, Lulus)
6. Program Studi Akuntansi (1996-2001, Lulus) Pasca Sarjana Universitas HKBP Nomensen Medan.
7. Program Studi Magister Manajemen (2018-2020, Lulus)
Saat ini, ia ingin melanjutkan pembangunan yang sudah dilakukan Nikson Nababan selama dua periode atau 10 tahun.

Pendaftaran Satika Simamora sebagai bakal calon Bupati Taput dan Sarlandy Hutabarat sebagai bakal calon Wakil Bupati Taput diterima oleh Sekretaris DPC PDI Perjuangan Taput Sabungan Parapat dan Ketua Panitia Penjaringan Bakal Calon Bupati / Wakil Bupati Sotarduga Panggabean beberapa waktu lalu.
Sarlandy Hutabarat adalah wakil bupati Taput saat Nikson Nababan sebagai bupati. Saat mendaftar, Satika Simamora maupun Sarlandy Hutabarat ditemani oleh keluarga dan pendukung.
Satika Simamora mengatakan, sebagai seorang istri bupati Nikson Nababan, ia adalah Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan Ketua Dekranasda (TP PKK) selama 10 tahun.
Pengalaman tersebut meyakinkan dirinya maju sebagai bupati karena sudah mengerti harapan dari warga masyarakat Taput.
"Motivasi yang baik tentunya akan menghasilkan yang baik. Tentunya sudah ada gambaran kedepan apa yang harus saya lakukan. Sebagai kader partai ini, saya harus siap," ujar Satika Simamora, Kamis (2/5/2024).
Teranyar, ia juga ikut serta dalam proses evakuasi saat kebakaran pasar tradisional Tarutung. Selain itu, ia bersama suaminya juga menyampaikan donasi sebagai bentuk solidaritas terhadap warga terdampak kebakaran tersebut.
Ia juga aktif mendampingi suaminya dalam acara-acara Pemkab Taput, misalnya memberikan SK pengangkatan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Sebagai bakal calon wakil bupati Sarlandy Hutabarat menyampaikan kesannya sebagai wakil bupati selama 5 tahun.
Ia melihat Nikson Nababan telah membangun fondasi yang kuat untuk visi misi sebagai daerah lumbung langan, lumbung sumber daya manusia yang berkualitas dan daerah wisata.
"Jika tuhan berkenan, maka kita akan melanjutkan Visi misi itu, meskipun tentunya ada terobosan dari inovasi. Intinya bagaimana tujuan yang kita harapkan secara ekonomi, kebudayaan dan clean government," ungkap Sarlandy Hutabarat.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sabungan Parapat menyampaikan terima kasih kepada Satika Simamora dan Sarlandy Hutabarat yang sudah mendaftar ke DPC PDI Perjuangan Taput dalam Penjaringan Balon Bupati - Wabup Taput 2024 -2029 di Pilkada Taput Tahun 2024 yang akan dilaksanakan November mendatang.
Ia menerangkan, pendaftaran penjaringan balon Bupati Taput dimulai pada tanggal 17 April hingga 15 Mei mendatang. Dalam proses perekrutan Balon Bupati-Wakil Bupati, PDI perjuangan melakukan penjaringan yang dilaksanakan dengan membuka pendaftaran oleh DPC selanjutnya penyaringan dan penetapan oleh DPP melalui DPD.
Untuk diketahui, dalam Pilkada Taput 2024 ini, partai PDI Perjuangan di Taput yang memiliki 9 dari 35 Kursi di DPRD untuk periode 2024 -2029, menjadi satu- satunya partai dapat mengusung tunggal pasangan calon Bupati - Wakil Bupati Taput.
Karena sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, partai politik atau maupun gabungan partai politik dapat mendaftarkan calon kepala daerah jika telah memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20 persen kursi di DPRD.
Satika Simamora Dikenal Dekat dengan Pelaku UMKM
Satika Simamora dikenal sebagai sosok perempuan yang memiliki perhatian khusus di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tapanuli Utara.
Hingga saat ini, mantan Ketua TP PKK Pemkab Taput ini ternyata rajin blusukan ke seluruh UMKM di Taput dan secara khusus bagi para penenun ulos.
Satu hal yang membuat ia bersemangat mendampingi UMKM di Taput adalah kepercayaan dan doa para pelaku UMKM baginya.
"Satu hal yang membuat saya bersemangat adalah bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan kebaikan," ujar Satika Simamora beberapa waktu lalu saat disambangi Tribun Medan di Tarutung.
"Kalau saya baik kepada setiap orang dan bersikap positif maka di dalam diri saya juga akan tumbuh hal baik dan positif," ujar Satika Simamora.
Saat akan sambangi para pelaku UMKM, ia meniggalkan dua anaknya di rumah.
Sebagai seorang ibu, hal ini merupakan sebuah tantangan.
"Saya sayang banyak orang, dan aku yakin Tuhan akan sayang sama anak saya. Cepat atau lambat, Tuhan akan jawab," sambungnya.
Segala pikirannya tercurah bagi keberlangsungan UMKM di Taput. Sebagai seorang ketua TP PKK sekaligus Dekranasda.
Bahkan, ia harus membuat motif atau desain yang ingin ditawarkan kepada setiap pelaku UMKM setelah melihat trendy seputar busana dan kerajinan tangan berbahan dasar ulos.
"Kadang, saya juga kasih motif, desainnya untuk pelaku UMKM kita agar bisa diproduksi para pelaku UMKM. Karena hasilnya kan dari hand made. Maka, harga pun tergantung selera pelanggan. Ada uang, ada barang," terangnya.
Dengan melihat ini, ia juga telah membuat spesifikasi para pengrajin. Misalnya untuk motif ulos ikat ada di Desa Muara.
Sementara, untuk songket ada di Kota Tarutung; Siatas Barita dan Sipoholon. Dan, sejumlah UMKM lainnya tersebar di sejumlah kawasan Tapanuli Utara.
Bahkan, ia harus membuat motif atau desain yang ingin ditawarkan kepada setiap pelaku UMKM setelah melihat trendy seputar busana dan kerajinan tangan berbahan dasar ulos.
"Kadang, saya juga kasih motif, desainnya untuk pelaku UMKM kita agar bisa diproduksi para pelaku UMKM. Karena hasilnya kan dari hand made. Maka, harga pun tergantung selera pelanggan. Ada uang, ada barang," terangnya.
Dengan melihat ini, ia juga telah membuat spesifikasi para pengrajin. Misalnya untuk motif ulos ikat ada di Desa Muara.
Sementara, untuk songket ada di Kota Tarutung; Siatas Barita dan Sipoholon. Dan, sejumlah UMKM lainnya tersebar di sejumlah kawasan Tapanuli Utara.
"Saya buat jadi tas, masker. Desainnya kita buatkan. Kalau soal market, semuanya kita promosikan. Kalau untuk motif ulos ikat ada di Muara. Kalau untuk motif songket adanya di Kota Tarutung; Diatas Barita dan Sipoholon," sambungnya.
Ia juga memberikan edukasi bagi para pengrajin sehingga ukuran harga bagi pelanggan seragam dan ternyata hal tersebut membuat para pelanggan menjadi bersemangat.
Buatan tangan para pengrajin tersebut tidak sebatas diproduksi, namun untuk promosinya juga kerap melibatkan Satika Simamora.
Baginya, kesejahteraan para pengrajin adalah hal utama.
Tujuannya, para pengrajin tetap semangat melanjutkan usahanya dan menjadikannya sebagai sumber penghasilan.
"Nah, setiap pameran, kita selalu sosialisasikan. Mereka semakin membuka mata bahwa kualitas yang baik akan mendatangkan harga yang baik.
Maka saya sebagain Ketua Dekranasda terus memperkenalkan hasil buatan tangan kita kepada siapa saja," terangnya.
Ia yakin, kekayaan alam yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara ini akan membuat para pengrajin ulos semakin bersemangat.
(cr3/tribun-medancom)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.