Breaking News

Berita Viral

LAGI HEBOH Perusahaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Fatal, Ini Respons Kemenkes

Benarkah vaksin AstraZeneca menimbulkan efek samping? Pertanyaan ini muncul belakangan hari ini. Warga yang mendapatkan vaksin covid-19 dengan AstraZa

Bernama
Ilustrasi vaksin covid-19 

TRIBUN-MEDAN.com - Benarkah vaksin AstraZeneca menimbulkan efek samping? Pertanyaan ini muncul belakangan hari ini. Warga yang mendapatkan vaksin covid-19 dengan AstraZaneca merasa takut. 

Apalagi kasus terbaru di Inggris, 50 orang penerima vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah. Ia mengklaim bahwa pembekuan darah merupakan efek samping dari penerimaan vaksin tersebut. 

Lantas warga tersebut meminta ganti rugi 100 juta poundsterling atau sekitar Rp2,01 triliun (asumsi kurs Rp20.177/poundsterling) untuk sekitar 50 korban.

Benarkah AstraZaneca timbulkan efek samping berbahaya?

AstraZeneca, perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Covid-19 dengan merek Covishield, mengaku bahwa produknya itu dapat menyebabkan efek samping langka.

Adapun efek samping yang dapat ditimbulkan termasuk pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa Covishield dapat menimbulkan efek samping yang mengancam jiwa.

"Efek samping sangat langka yang disebut Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia, melibatkan kejadian pembekuan darah yang tidak biasa dan parah terkait dengan jumlah trombosit rendah, telah dilaporkan setelah vaksinasi dengan vaksin ini," ungkap WHO.

AstraZeneca, vaksin Covid-19 yang menimbulkan keresahan.
AstraZeneca, vaksin Covid-19 yang menimbulkan keresahan. (Reuters (10 Maret 2021))

Sejumlah penelitian selama pandemi menunjukkan bahwa Covishield memiliki efektivitas sebesar 60 hingga 80 persen dalam melindungi penerima vaksinnya terhadap jenis virus corona baru.

Namun, beberapa penelitian menemukan bahwa Covishield dapat menyebabkan risiko pembekuan darah yang dapat berakibat fatal.

Meskipun AstraZeneca telah membantah klaim ini, pihaknya sempat mengakui bahwa "dalam kasus yang sangat jarang dapat menyebabkan TTS atau Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia yang ditandai dengan pembekuan darah dan trombosit darah rendah pada manusia". Hal itu diungkapkan dalam salah satu dokumen pengadilan.

Tanggapan Pemerintah Soal Efek Samping AstraZeneca

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) buka suara mengenai polemik efek samping vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Kemenkes menegaskan efek samping vaksin rentang waktunya maksimal 6 bulan setelah menerima vaksin.

"Jadi kalau vaksin AstraZeneca dikatakan efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunisasi itu rentang waktunya adalah 4 sampai 42 hari dan paling lama adalah 6 bulan sesudahnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi.

Siti mengatakan efek samping dari vaksin AstraZeneca hanya bertahan selama 6 bulan setelah pertama kali dimasukkan ke tubuh manusia.

Dia memastikan jika ada penyakit yang dialami penerima vaksin setelah masa 6 bulan tersebut, lanjut Siti, hal itu bukan efek dari AstraZeneca.

"Jadi kalau yang sudah lebih dari 6 bulan mendapatkan vaksin AstraZeneca, kalau ada penyakit pembekuan darah, itu hampir bisa dipastikan bukan karena AstraZeneca," sambungnya.

Siti lantas mengimbau masyarakat untuk tidak panik, mengingat berdasarkan hasil surveilans Komisi Nasional (Komnas) Pengkajian dan Penanganan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), tak ditemukan efek samping ataupun gejala pembekuan darah.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir karena sampai saat ini Komnas KIPI tidak menemukan gejala atau menerima laporan terkait adanya gangguan pembekuan darah," ujarnya.

Nadia menjelaskan risiko pembekuan darah biasanya terjadi pada pasien yang memiliki riwayat keguguran berulang. Di sisi lain, Kemenkes memastikan pasien dengan kriteria tersebut tak disuntikkan vaksin AstraZeneca.

"Sebenarnya gangguan pembekuan darah ini terjadi pada orang-orang yang punya risiko tadi, orang yang punya tadi, misalnya riwayat kehamilan dengan keguguran berulang, orang yang pernah punya riwayat pernah sakit karena pembekuan darahnya tidak baik. Nah pada orang-orang yang seperti ini sebaiknya tidak diberikan memang vaksin AstraZeneca," terangnya.

Baca juga: 45 Anggota DPRD Kabupaten Kampar Terpilih Periode 2024-2029 Ditetapkan, Gerindra Bakal jadi Pimpinan

Baca juga: PECAH Tangis Teuku Ryan Usai Isi Gugatan Bocor ke Publik, Tertekan Nikahi Ria Ricis, Lepas Cincin

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved