Tribun Wiki

Perbedaan Ular Weling, Ular Welang, dan Ular Cincin Emas, Balita Tewas Dalam Sekali Gigit

Simak perbedaan antara ular weling, ular welang, dan ular cincin emas yang rupa dan bentuknya mirip

Editor: Array A Argus
Youtube
Panji Petualang Angkat Bicara soal Ular Weling Patuk Bocah hingga Tewas, Bisa 6 Kali dari Kobra. Bocah 11 Tahun Tewas Dipatuk Ular Weling, Panji Petualang Sebut Bisa 6 Kali Mematikan dari Kobra. (Youtube) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kabar seorang balita meninggal dunia usai digigit ular weling bikin heboh masyarakat di Jalan Subang Kulon RT 01/06, Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

Peristiwa balita digigit ular ini terjadi pada Minggu (12/5/2024) kemarin.

Korbannya adalah Khansa Tsurayyaa Amany, anak pasangan Widagda Gapitan (27) dan Lina Karina (30).

Bocah tersebut baru berusia 3,5 tahun.

Sang bocah meninggal dunia setelah sempat dibawa ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

Karena hal itu pula, banyak yang penasaran dengan ular weling ini.

Baca juga: Tak Tau Dititipkan Paket Ular Piton, Sopir Travel Marah Penumpangnya Dililit, Panik Ibu di Mobil

Seperti diketahui, ular weling satu diantara ular berbisa yang ada di Indonesia.

Ular weling memiliki nama latin Bungarus candidus.

Selain ular weling, ada juga ular welang (Bungarus fasciatus), dan ular cincin emas (Boiga dendrophila).

Sekilas ketiga ular tersebut bisa jadi terlihat hampir sama, yakni memiliki warna khas yang belang, seperti hitam kuning dan hitam putih. 

Namun, ternyata banyak perbedaan yang perlu diketahui untuk menambah wawasan Anda.

Terlebih, gigitan ular weling, ular welang, dan ular cincin emas ini sangat berbahaya bagi tubuh manusia, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, Anda perlu waspada jika menemukan ketiga ular liar jenis ini di alam.

Baca juga: USAI Senyum Lebar di Kejagung, Viral Lagi Pengakuan Sandra Dewi Suka Makan Ular hingga Monyet

Menurut pecinta reptil terkenal, Panji Petualang, pada dasarnya ular tak akan menyerang jika tidak merasa terancam. Sebaliknya, jika ular tersebut merasa terusik, maka akan melakukan serangan balik.

Hal ini disampaikan dalam tayangan Teman Panji Net TV.

"Sifat ular liar ketika mereka diganggu mereka akan melakukan serangan balik. Ular pada dasarnya tidak menyerang jika tidak diganggu," katanya dikutip dari Tribun Jabar.

Pada tayangan itu, Panji juga menunjukkan jenis ular belang, bewarna hitam dan kuning yang ditemukan melingkar di atas pohon.

Ternyata ular yang ditemukannya itu ular cincin emas. Sang ular termasuk ular arboreal atau ular pohon. Berbeda dengan ular welang dan ular weling, keduanya tak hidup di pohon.

Baca juga: Viral Emak-emak Berdaster Biru Banting-banting Ular Piton, Ternyata Ini Sebabnya Ia Marah

"Ular welang dan weling tidak di atas pohon, mereka cenderung tidak bisa memanjat pohon, sedangkan cincin emas merupakan jenis ular yang hidup di atas pohon atau alboreal. Jika hitam kuning di atas pohon itu bisa dipastikan adalah cincin emas," kata Panji Petualang.

"Mereka berbisa, tapi bisanya berpengeruh ke beberapa orang saja yang memiliki golongan darah O, yang bukan O aman," katanya.

Disebutkan juga bahwa bisa ular cincin emas tidak terlalu mematikan seperti ular kobra. Namun, tetap gigitannya sangat menyakitkan.

"Walaupun berbisa tidak mematikan seperti kobra, namun harus hati-hati dengan ular ini karena gigitannya sangat menyakitkan," katanya.

Jika, terkena gigitannya, Panji menyebut tak ada obatnya karena di Indonesia tidak ada antibisanya. Hal itu bergantung pada daya tahan tubuh orang yang kena gigitannya.

Baca juga: ALASAN Warga Sering Protes Soal Rumah Pak Usman, Ada Ular Hingga Susah Dinasehati: Bapaknya Bandel

"Jika digigit ular cincin emas itu tidak ada obat kecuali daya tahan tubuh kita sendiri, berarti kita harus fit kalau sampai terkena gigitan ular ini, biasanya bisa sembuh sendiri, ini anti biasanya enggak ada," katanya.

Lalu, apa perbedaan lainnya dengan ular welang dan ular weling? Panji Petualang juga menjelaskan, dari karakter fisiknya.

Menurutnya, ular weling memiliki ekor lancip atau runcing dan biasa ditemukan di bawah atau bukan di atas pohon.

"Jika melihatnya warnanya kekuningan, kemudian, hitam, kekuningan, hitam dan ada di bawah itu bisa dipastikan adalah ular welang. Kalau misalkan hitam putih hitam putih dengan ekor lancip seperti cincin emas ini itu bisa dipastikan ular weling," katanya.

Pada vlog pribadinya yang diunggah pada 4 April 2018 berjudul 'Ini Dia Ular Berbisa yang Lebih Mematikan dari Cobra', Panji Petualang juga menjelaskan terkait perbedaan ular welang dan weling.

Baca juga: Dedi Iskandar Batubara Angkat Bicara Rusaknya Jembatan Titi Besi Sungai Ular di Galang

Menurutnya, ular welang itu memiliki ekor tumpul. Kemudian warna belang hitamnya menyambung sampai perut ular.

Sementara itu, ular weling warna belang hitamnya tak sampai perut. Perutnya justru bewarna polos.

"Bedanya ular welang dan weling dari ekornya. Ekor welang tumpul, ekor weling lancip, warna hitam putihnya, bagian perutnya polos, kalau welang hitamnya melingkar sampai bawah," katanya.

Penjelasan Panji Petualang terkait ciri fisik ini juga sesuai dengan yang disampaikan peneliti reptil dan amfibi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, seperti yang dimuat Kompas.com

Pertama, ia menyebut pola belangnya memang berbeda. Ular welang, warna hitam putih atau hitam kuning sampai ke bagian perut, sedangkan ular weling warna hitam putihnya hanya sampai punggung, dan perutnya putih.

Baca juga: Lantai Terpaksa Dibongkar, Ular Piton Berukuran Empat Meter Diamankan dari Rumah Warga

Kedua, sesuai juga dengan kata Panji, bahwa bentuk ujung ekor ular welang tumpul, sedangkan ular weling justru lancip.

Ketiga, ciri lain yang disebutkan Amir adalah welang memiliki tanda V terbalik pada kepalanya, sedang ular weling tak memiliki tanda tersebut.

Peneliti LIPI itu juga menyebut, ular welang jarang ditemukan manusia karena kebanyakan hidup di area hutan. Berbeda dengan ular weling yang justru lebih banyak ditemukan di permukiman dan persawahan.

Ia juga menyebut, kedua ular itu sangat berbahaya karena memiliki bisa yang tinggi.

"Kalau didekati orang pun, mereka (weling dan welang) tidak lari karena punya bisa yang tinggi sehingga tidak takut dengan manusia," katanya.

Baca juga: Ular Penis, Meski Menyeramkan Tapi Tidak Berbahaya

Oleh karena itu, jangan sampai mendekati dan mengganggu ular tersebut agar tak terkena gigitan mematikannya.

Hal ini juga sempat disampaikan Panji Petualang dalam vlog yang dilansir sebelumnya. Ia menyebut, kedua ular itu sangat berbahaya.

"Racunnya sama aja karena satu kerabat, satu family," katanya.

Pada video itu, Panji juga menjelaskan soal ular weling yang ditemukannya. Ia menyebut, bisa ular yang ditemukannya itu enam kali lebih mematikan dari ular kobra.

"Bisanya enam kali lebih mematikan daripada kobra," ujarnya.

Menurutnya, karakternya tak seagresif ular kobra, tapi gigitannya bisa menyebabkan kematian.

"Walaupun tergolong ular yang tidak agresif seperti kobra, lebih santai lebih kalem, tapi satu gigitannya bisa membunuh manusia dalam hitungan hari," kata Panji Petualang.

Ia juga menjelaskan, jika terkena gigitannya tak akan merasakan sakit dan perih, tapi bisa mengantuk hingga meninggal dunia.

"Efek gigitannya seperti obat bius, enggak merasa sakit enggak perih enggak pegel, tiba-tiba korban mersa ngantuk dan bobo selamanya," katanya.

Lebih Jauh tentang Ular Weling

Pada vlog-nya yang diunggah pada 22 Agustus 2019 berjudul 'Ular Weling Tewaskan Satpam di Tangerang/Yuk Kenali Ular!', Panji Petualang menjelaskan lebih jauh tentang ular weling.

Perlu diketahui, ular weling atau bungarus candidus termasuk dalam suku atau golongan Elapidae.

Menurut Panji Petualang, ular berbisa itu masuk ke dalam keluarga besar ular kobra.

"Ular weling jenis Bungarus spesies, Bungarus adalah keluarga ular golongan Elapidae yang masuk dalam keluarga besarnya kobra, hanya mereka berbeda spesies," ujarnya.

Di antara ular Elapidae, ular weling termasuk pasif dan cenderung jinak. Berbeda dengan ular king kobra yang sangat agresif.

"Di antara jenis elapidae, mmang jenis bungarus termasuk ular yang pasif, tidak seperti king kobra yang sangat agresif, bugnarus cenderung jinak," kata Panji Petualang.

Namun, tetap saja ancaman gigitan ular berbisa itu tak bisa dielakkan.

Apalagi jika ular weling merasa terusik atau terancam.

Saat sang ular berada dalam kondisi terancam, maka akan lansgung melakukan gigitan.

"Namun ketika mereka merasa terusik dan terancam, mereka tak akan segan menggigit," katanya.

Panji Petualang menyebut, ular weling memang sulit ditebak. Ular tersebut disebut nyaris mirip dengan ular paling mematikan di dunia, yakni ular laut.

"Ular weling, berbisa namun pasif, aktif di malam hari, hampir mirip ular paling mematikan di dunia yaitu ular laut, namun merek asulit ditebak," katanya.

Selain itu, Panji Petualang pun mengungkapkan, terkait serum antibisa untuk gigitan ular berbisa.

Menurutnya, di Indonesia baru ada antibisa jebolan Biofarma, yakni Biosave Polivalen.

Menurutnya, antibisa itu bisa mengobati gigitan ular weling, ular tanah, dan ular kobra.

"Bisa mengobati gigitan dari bungarus, yaitu welang atau weling, gigitan ular tanah, gigitan ular kobra," ujar Panji Petualang.

Namun, untuk ular berbisa lainnya seperti king kobra, Panji Petualang menyebut tak ada obatnya.

"Dan beberapa ular berbisa lainnya seperti king kobra dan lain-lain tidak bisa diobati dengna antibisa tersebut," katanya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved