Viral Medsos
SOPIR BUS Pariwisata Rombongan Guru dan Pelajar SMK yang Menewaskan 11 Orang Ditetapkan Tersangka
Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo, menyebut pihak kepolisian telah memeriksa 13 saksi termasuk dua saksi ahli dalam kasus ini.
TRIBUN-MEDAN.COM- Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat (Jabar) bersama Polres Subang menggelar jumpa pers, Selasa (14/5/2024) dini hari WIB terkait penyebab kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo, menyebut pihak kepolisian telah memeriksa 13 saksi termasuk dua saksi ahli dalam kasus ini.
"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kita sudah menyimpulkan dan menetapkan 1 tersangka," ujarnya dalam jumpa pers, Selasa, dikutip tribun-medan.com dari TribunJabar.com
Menurutnya, satu orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ialah Sadira, sang sopir bus.
Sadira pun terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp24 juta.
"Sadira terbukti lalai, sudah jelas mobil dalam keadaan sudah rusak tak layak jalan, namun terus dipaksakan jalan, hingga akhirnya bus tersebut mengalami kecelakaan dan menewaskan 11 penumpang dan 40 penumpang lainnya luka-luka."
Baca juga: SOPIR Bus Pembawa Rombongan SMK Lingga Kencana Berulang Kali Minta Maaf, Terpaksa Banting Setir
"Akibat kelalaian tersebut, Sadira sopir bus maut terancam Pasal 411 Ayat 5 Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 penjara dan denda Rp24 Juta," terangnya.
Wibowo lantas menegaskan dalam kasus ini kemungkinan bakal ada tersangka lain.
"Kita akan terus lakukan pendalam dan pemeriksaan dalam kasus kecelakaan maut tersebut termasuk melakukan pemeriksaan terhadap pemilik PO Bus, karena ditemukan fakta tak perpanjang uji KIR, serta fakta lainnya seperti perubahan badan bus, dari bus biasa menjadi Jetbus atau High Decker," tuturnya.
Pada kesempatan ini, pihak kepolisian juga mengungkapkan penyebab kecelakaan yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok tersebut.

Terdapat empat penyebab kecelakaan yang menewaskan 11 orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka ini, yaitu sebagai berikut.
1. Oli sudah keruh sudah lama tak diganti.
2. Adanya campuran air dan oli di dalam kompresor, harusnya ada udara saja. Hal ini terjadi karena ada kebocoran oli.
3. Jarak antara kampas rem di bawah standar yakni 0,3 mm seharusnya minimalnya di 0,45 mm.
4. Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat sehingga menyebabkan kekurangan tekanan.
"Penyebab utama kecelakaan maut tersebut karena adanya kegagalan fungsi pada sistem pengereman bus maut tersebut," ucapnya.
Berulang Kali Minta Maaf Terpaksa Banting Setir
Sopir bus pembawa rombongan SMK Lingga Kencana berulang kali meminta maaf.
Adapun Sadira sopir bus PO Putera Fajar yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana minta maaf dan ungkap penyesalan.
Seperti diketahui, kecelakaan bus PO Putera Fajar yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok pada Sabtu (11/5/2024) malam itu membuat 11 orang meninggal dunia dan 33 orang luka-luka. Sementara sopir bus dan kernet selamat dalam kecelakaan hanya mengalami luka ringan.
Sopir bus Trans Putera Fajar, Sadira mengungkapkan penyesalannya saat terjadi kecelakaan maut di Ciater yang merenggut 11 korban jiwa.
Meski sudah berusaha, ternyata upaya Sadira mengurangi jumlah korban masih menyebabkan sebanyak 11 jiwa meninggal di dalam peristiwa kecelakaan maut di Ciater tersebut.
Adapun permintaan maaf tersebut disampaikan Sadira kepada seluruh keluarga korban atas kejadian ini.
"Kepada keluarga-keluarganya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kejadian ini pun semua tidak ada yang mau," ucap Sadira. Dilansir Youtube Kompas TV, Senin (13/5/2024).
Sebagai sopir bus yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, Sadira meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada korban yang meninggal dan terluka.
"Ini namanya musibah, mohon maafkan saya, yang telah tidak ada keluarganya, pada saat saya bawa, yang terluka berat atau ringan, atau meninggal, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," terangnya.
Lebih lanjut, Sadiri mengaku saat itu sudah berusaha sebaik mungkin namun takdir berkata lain.
"Saya mohon maaf kepada semua yang telah kehilangan keluarganya. Saat itu, saya berusaha sebaik mungkin, namun ternyata takdir telah menentukan nasib kita semua," tambahnya.
Adapun penyebab kecelakaan itu terjadi lantaran rem blong sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.
Mengetahui remnya tak berfungsi, Sadira mencari jalur penyelamat. Akan tetapi, dia tak menemukannya.
Ia akhirnya memilih membanting setir bus ke kanan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.
"Dalam pemikiran saya, kalau saya teruskan melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akhirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir)," terangnya.
"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," imbuhnya.
Usai busnya terguling, Sadira mengaku tubuhnya terjepit. Dia menjadi orang terakhir yang dievakuasi. "Saya terakhir dievakuasi karena posisi saya tergencet bus, tidak bisa ditarik," bebernya.
Saat ini, Sadira sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kecelakaan di Subang ini melibatkan lima kendaraan, yakni bus pariwisata, satu mobil, dan tiga sepeda motor.
Baca juga: TERUNGKAP Alasan Bobby Nasution Copot Benny Sinomba, Padahal Baru Duduk Menjabat
Baca juga: MURKA Sarwendah Usai Betrand Peto Disebut Pengganti Ruben Onsu, Berakhir Polisikan Netizen Nyinyir
Sembilan siswa dan satu guru SMK Lingga Kencana serta seorang pengendara motor meninggal dalam peristiwa ini.
Disisi lain sebelum kejadian itu, bus sempat setel rem sewaktu mengunjungi Gunung Tangkuban Parahu.
Sadira mengatakan, di hari kedua acara, rombongan sempat mampir ke Tangkuban Parahu.
Menurut Sadira, waktu itu busnya mengalami kendala pedal rem terlalu dalam, tetapi anginnya masih normal.
"Akhirnya saya memanggil montir. Setelah itu disetel agar rem itu bisa lebih tinggi agar bisa makan lagi," ujarnya, Minggu (12/5/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Seusai rem disetel, Sadira menuturkan bahwa kondisi bus masih aman. Selepas dari Tangkuban Parahu, bus hendak menuju sebuah rumah makan di Ciater.
"Sampai turun pun seandainya (kecelakaan) terjadi di Tangkuban Parahu, (pasti) sudah terjadi, kalau emang rem anginnya habis," ucapnya.
Walau sempat diperbaiki di Tangkuban Perahu, bus itu bisa melanjutkan perjalanan hingga rumah makan di Ciater. "Alhamdulillah aman sampai Rumah Makan Bang Jun," ungkapnya.
Sesudah istirahat makan malam di rumah makan itu, rombongan hendak pulang ke Depok. Namun, beberapa saat setelah meninggalkan rumah makan, rombongan pelajar itu mengalami kecelakaan.
"Pada saat di perempatan Ciater, itu kan ada kendaraan lalu lalang keluar masuk kan. Jadi saya berhenti di situ ngerem. Nah, itu langsung rem kanan dengan persneling prei," tuturnya.
Ketika memulai perjalanan lagi, rem bus tidak berfungsi, sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.
"Lalu setelah saya mau masuk, saya lihat kondisi angin sudah tahu-tahu habis. Pada saat itulah saya sudah hilang kendali," jelasnya.
Mengetahui remnya tak berfungsi, Sadira mencari jalur penyelamat. Akan tetapi, dia tak menemukannya.
Ia akhirnya memilih membanting setir bus ke kanan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.
Baca juga: CERITA Sopir Bus Rombongan Pelajar dan Guru SMK yang Alami Kecelakaan Maut, Ini Nama 11 Korban Tewas
Baca juga: SOPIR Bus Kecelakaan Maut di Subang Akui Sengaja Tabrak Tiang Listrik: Daripada Lebih Banyak Korban
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram, Twitter dan WA Channel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.