Tribun Wiki
Ucapan Salam dan Doa Ketika Ziarah ke Makam Nabi Muhammad di Areal Masjid Nabawi
Bila Anda berkesempatan berkunjung ke makam Rasulullah di areal Masjid Nabawi, jangan lupa mengucap salam dan doa
TRIBUN-MEDAN.COM,- Bagi Anda umat muslim yang berkesempatan berkunjung memasuki Raudhah untuk berziarah ke makam Rasulullah di areal Masjid Nabawi, hendaklah mengucap salam dan membaca doa.
Di areal Masjid Nabawi tersebut, ada dua makam lain yang terdapat di sana.
Makam tersebut adalah makamnya sahabat Nabi Muhammad S.A.W, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Berikut ini adalah ucapan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan Umar bin Khattab yang dilansir dari Tribun Jogja dikutip dari Panduan Praktis Manasik Umroh Dewangga.
Salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Ketika berada di area makam Nabi, jamaah umrah dapat berdiri di depannya kemudian mengucapkan salam berikut ini:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh
Artinya: “Semoga keselamatan selalu tercurahkan kepadamu wahai Nabi, begitu juga rahmat Allah dan berkah-Nya.”
Setelah itu, jamaah dapat membaca shalawat Nabi dan ditambahkan dengan bacaan berikut:
Allahumma aatihil-wasiilata wal-fadhiilata wab-‘atshul maqoomal mahmuudal-ladzii wa ‘adtah. Allahummajzihi ‘an ummatihi afdholal-jazaa’
Artinya: “Ya Allah, berikanlah wasilah dan keutamaan kepadanya, dan bangkitkan dia di tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya. Ya Allah, berikanlah pahala yang paling utama kepadanya karena telah menunjuki umatnya.”
Salam kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq
Setelah mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, jamaah dapat bergeser sedikit ke arah kanan dan berdiri di depan makam Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Di sana, jamaah umrah dapat mengucapkan salam, mendoakan agar Abu Bakar mendapat ampunan dan rahmat serta ridha dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berikut ini salam yang dapat jamaah ucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalaamu'alaika yaa abaa bakrin ash-shiddiiq wa rohmatullahi wa barokaatuh
Artinya: “Semoga keselamatan selalu tercurahkan kepadamu wahai Abu Bakar Ash-Shiddiq, begitu juga rahmat Allah dan berkah-Nya.”
Salam kepada Umar bin Khattab
Setelah mengucap salam kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, jamaah dapat bergeser lagi dan berdiri di depan makam Umar bin Khattab.
Di sana, jamaah umrah dapat kembali mengucapkan salam, mendoakan agar Umar mendapat ampunan, rahmat, serta ridha dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berikut ini salam yang dapat jamaah ucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ الْفَارُوْقُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalaamu'alaika yaa ‘umarul-faaruuq wa rohmatullahi wa barokaatuh
Arinya: “Semoga keselamatan selalu tercurahkan kepadamu wahai Umar al-Faaruuq (sang pembeda antara kebenaran dan kebatilan), begitu juga rahmat Allah dan berkah-Nya.”
Demikian salam yang dapat diucapkan ketika ziarah ke makam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan Umar bin Khattab. Semoga artikel ini bermanfaat!
Doa Ziarah Kubur
Dilansir dari Tribun Pontianak, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk orang yang tak hanya mempraktikkan ziarah kubur tapi mengajarkan apa yang hendaknya dibaca saat seseorang berkunjung ke tempat pembaringan terakhir itu.
Dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin.
Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian).
Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.”
Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.
Istri Baginda Nabi, Siti A’isyah pernah bertanya tentang apa yang seharusnya dibaca kala ia pergi ke kuburan.
Rasulullah mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan substansi yang tetap mirip, yakni mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, dan menyadari bahwa peziarah pun suatu saat akan berbaring di dalam tanah. Berikut jawaban Rasulullah:
السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ
Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur.
Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami.
Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian."
Jawaban Nabi atas pertanyaan Siti A’isyah yang terekam dalam Shahih Muslim itu sekaligus memberi isyarat bahwa ziarah juga bisa dilakukan oleh kaum perempuan.
Hanya saja, para peziarah dilarang menangis di atas kuburan.
Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan, para peziarah disunnahkan memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia.
Ziarah dianjurkan dilaksanakan sesering mungkin dan diutamakan ke kuburan orang-orang saleh.
Sejarah Makam Rasulullah
Dikutip dari Tribun Sumsel, Nabi Muhammad SAW wafat pada 12 Rabiul Awal Tahun 11 Hijriyah atau dalam usia 63 tahun.
Wafatnya Rasulullah juga bertepatan di hari Senin 8 Juni tahun 632 Masehi.
Nabi Muhammad dimakamkan di tempat dimana beliau meninggal, yaitu di rumah Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW.
Makam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak terletak di dalam Masjid Nabawi, tetapi di rumah Aisyah.
Jadi bila ada yang mengatakan makam nabi di dalam Masjid Nabawi, itu tidak tepat, melainkan di kompleks Masjid Nabawi yang diperluas sehingga termasuk rumah Aisyah.
Sejarah mengungkapkan, sebagian khalifah Bani Umayah, ketika memperluas Masjid Nabawi --masjid pertama yang Rasulullah bangun saat awal hijrah ke Madinah--.
Rumah Aisyah termasuk dalam area pelebaran, sehingga terlihat berada di depan masjid.
Akan tetapi, para ulama menegaskan: itu bukan bagian dari Masjid Nabawi. Karena itu, rumah Aisyah ditemboki sebanyak tiga lapis, untuk menunjukkan bahwa itu bukan bagian masjid.
Di tempat yang berdekatan dengan makam Muhammad terdapat dua makam milik sahabat terkemukanya yang juga merupakan dua khalifah pertama Muslim, Abu Bakar Asshidiq dan Umar bin Khatab.
Selain itu, terdapat makam yang kosong yang diyakini umat Islam sebagai makam Isa ketika turun kembali ke Bumi.
Tata Cara dan Adab Berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW
Berikut ini adalah tata cara berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dikutip dari Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi yang diterjemahkan dan disusun oleh Ulin Nuha
1. Membaca Sholawat dan doa
Saat berada di jalanan menuju makam Nabi Muhammad SAW, dianjurkan untuk membaca sholawat kepada Rasulullah SAW.
Lalu membaca doa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيَّ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَارْزُقْنِي فِي زِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَزَقْتَهُ أَوْلِيَاءَكَ وَأَهْلَ طَاعَتِكَ وَاغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِيْ يَا خَيْرَ مَسْؤُوْلِ
Latin:
Allahummaftah 'alayya abwaaba rahmatika war zuqnii fii ziyaarati qabri nabiyyika shallallahu 'alaihi wasallam, maa razaqtahu auliyaaka wa ahla thaa'atika waghfir lii war ham nii yaa khaira masuul.
Artinya: "Ya Allah, bukalah atasku rahmat-Mu, anugerah rezeki-Mu dalam ziarah makam Nabi-Mu SAW seperti apa yang Engkau berikan kepada kekasih-kekasih-Mu dan orang-orang yang taat kepada-Mu, dan ampunilah aku, rahmatilah aku wahai sebaik-baik tempat meminta."
2. Membaca Doa Masuk Masjid
Ketika hendak memasuki Masjid Nabawi, disunnahkan membaca bacaan yang biasa dibaca saat memasuki masjid lainnya.
أَعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Latin:
A'udzu billahil-'azhimi wa bi wajhihil-karimi wa sulthanihil-qadimi minasy-syaithani ar-rajimi, bismillahi Allahumma shalli 'ala Muhammadin wa alihi wa sallim. Allahumma ighfir li dzunubi waftahli abwaba rahmatika.
Artinya:
"Hamba berlindung kepada Allah yang Maha Agung, kepada wajah-Nya yang Mulia, dan kepada kekuasaan-Nya yang Mahadahulu, dari setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah; ya Allah, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad beserta keluarga Beliau. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untuk hamba."
Dilanjutkan degan sholat Tahiyatul Masjid dan mendatangi makam Nabi Muhammad SAW.
3. Memberi Salam
Setelah tiba di makam Nabi Muhammad SAW, dianjurkan untuk memberi salam dengan membaca bacaan berikut:
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا خِيرَةَ اللَّهِ مِنْ خَلْقِهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ اللهِ ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِكَ وَأَصْحَابِكَ وَأَهْلِ بَيْتِكَ وَعَلَى النَّبِيِّينَ السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا خِيرَةَ اللَّهِ مِنْ خَلْقِهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ اللهِ ، اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِكَ وَأَصْحَابِكَ وَأَهْلِ بَيْتِكَ وَعَلَى النَّبِيِّينَ
Latin:
Assalamu'alaika yaa rasulallahi, assalamu'alaika yaa khiiratal laahi min khalqih, assalamu'alaika yaa habiiballahi, assalamu'alaika yaa sayyidil mursaliina wa khaataman nabiyyin, assalamu'alaika wa 'alaa aalikan wa ashabika wa ahli baitika wa 'alan nabiyyina wa saa irish shaalihiin, asyhadu annaka ballaghtar risaalata wa addaytal amaanata, wa nashahtal ummata, fa jazaakallahu 'annaa afdholu maa jazaa rasuulan 'an ummatihi.
Artinya: "Semoga keselamatan untukmu wahai Rasulullah, semoga keselamatan untukmu wahai orang yang terpilih Allah dari makhluk-Nya, semoga keselamatan untukmu wahai kekasih Allah, semoga keselamatan untukmu wahai penghulu para utusan dan penutup kenabian, semoga keselamatan untukmu dan keluargamu, sahabat-sahabatmu, ahlul bait, para nabi dan orang-orang saleh, aku bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, dan mengemban amanah dan menasihati umat, semoga Allah membalas dari kami keutamaan yang disampaikan Rasulullah kepada umatnya."
4. Menyampaikan Salam Jika Ada yang Berwasiat
Kemudian jika ada seseorang yang berwasiat untuk menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW, maka dapat membaca salam ini:
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مِنْ فُلَانٍ مِنْ فُلَانٍ
Latin: Assalamu'alaika yaa rasulullahi min fulan bin fulan
Artinya: "Semoga keselamatan kepadamu wahai Rasulullah, salam dari fulan bin fulan."
5. Mengucap Salam Kepada Sahabat
Setelah mengucap salam di makam Nabi Muhammad SAW lanjut bergeser satu dzira' ke kanan dan mengucap salam kepada Abu Bakar dan bergeser satu dzira' ke kanan lagi sembari mengucapkan salam kepada Umar bin Khattab.
Selanjutnya, kembali ke tempat semua dengan menghadap ke makam Nabi Muhammad untuk bertawasul dalam kebenarannya, memohon syafaat dengan perantara Rasulullah SAW kepada Allah SWT, dan berdoa untuk diri sendiri, kedua orang tua, sahabat-sahabatnya, orang yang dicintainya, dan orang yang berbuat baik dari umat muslim.
6. Mendatangi Raudhah
Umat muslim dianjurkan untuk mendatangi Raudhah yang berada di antara makam dan mimbar lalu memperbanyak berdoa di sana.
Hendaknya umat muslim dapat menggunakan kesempatan mulia ini dengan memperbanyak memuji Allah SWT, bertasbih kepada-Nya, membaca takbir, dan membaca shalawat.
7. Dianjurkan Sholat Sunnah saat akan meninggalkan Madinah
Ketika hendak keluar dari Madinah dan melakukan perjalanan selanjutnya, disunnahkan sholat dua rakaat dan berdoa dengan apa yang diinginkannya.
Setelah itu dapat dilanjutkan dengan berdoa menggunakan doa yang dibaca Nabi Muhammad SAW:
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ هَذَا آخِرَ الْعَهْدِ بِحَرَمِ رَسُولِكَ، وَيَسِّرْلِي العَوْدَ إِلَى الْحَرَمَيْنِ سَبِيْلاً سَهْلَةً بِمَتِكَ وَفَضْلِكَ وَارْزُقْنِيَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَرُدَّنَا سَالِمِيْنَ غَانِمِيْنَ إِلَى أَوْطَانِنَا آمِنِيْنَ
Allahumma laa taj'al haadhaa aakhiral 'ahdi biharami rasulika, wa yassirli 'auda ilal haramaini sabiilan sahlatan bimannika wa fadlika war zuqni 'afwa wal 'aafiyata fid dunyaa wal aakhirati wa ruddanaa saalimiina ghaanimiina ilaa authaanika aamiin.
Artinya:
"Ya Allah, janganlah Engkau jadikan ini adalah tahun terakhir (aku) di tanah haram rasul-Mu, permudahkanlah aku untuk kembali ke Haramaian dengan mudah karena nikmat dan keutamaan, anugerahkanlah aku pemaafan di dunia dan akhirat, dan kembalikan kami dengan selamat sentosa dan mendapatkan pahala ke negeri kami, amiin."
Itulah sejarah makam Rasulullah SAW di kompleks Masjid Nabawi Kota Madinah, berikut adab dan tata cara ziarah ke makam Beliau.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.