Tribun Wiki

Sosok Febrie Adriansyah, Jampidsus Kejagung yang Diduga Dimata-matai Anggota Densus 88

Febri Adriansyah adalah Jampidsus Kejagung RI yang kini banyak menangani kasus besar termasuk perkara korupsi PT Timah

Editor: Array A Argus
INTERNET
Jampidsus Kejagung RI Febrie Adriansyah dimata-matai anggota Densus 88 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Febrie Adriansyah dikenal sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung RI.

Sejak Febrie Adriansyah menjabat sebagai Jampidsus Kejagung RI, banyak kasus korupsi yang diungkap.

Beberapa kasus korupsi yang ditangani Febrie Adriansyah diantaranya BTS di Kominfo, korupsi PT Asuransi Jiwasaraya, PT Asabri dan BTN, serta korupsi PT Timah.

Karena kasus-kasus besar itu, Febrie Adriansyah yang menjabat sebagai Jampidsus Kejagung RI sejak 31 Desember 2024 tersebut kini dibuntuti anggota Densus 88.

Baca juga: Sosok Rudy Salim, Pengusaha Muda Kaya Raya Kembali Disorot Soal Impor 9 Mobil Mewah

Kabar ini sempat membuat heboh, lantaran anggota Densus 88 yang membuntuti Febrie Adriansyah ditangkap oleh Polisi Militer (PM).

Dilansir dari Tribunnews.com, peristiwa ini terjadi pekan lalu saat Febrie Adriansyah tengah bersiap santap malam di sebuah restoran yang ada di daerah Cipete, Jakarta Selatan.

Ada dua orang anggota Densus 88 yang membuntuti Febri Adriansyah, hingga pelakunya ditangkap PM yang kebetulan mengawal pejabat Kejagung RI tersebut.

"Karena yang ditangkap PM adalah anggota Densus 88, maka harus dilacak apakah yang bersangkutan bergerak sendiri atau ada perintah perwira yang pangkatnya lebih tinggi, baik di internal Densus sendiri atau dari satuan lain," ujar Wakil Ketua Lembaga Pengawasan, Pengawalan, dan Penegakan Hukum Indonesia (LP3HI), Kurniawa Adi Nugroho dalam keterangannya, Jumat (24/5/2024).

Baca juga: Sosok Fredy Pratama atau Wang Xiang Ming, Gembong Narkoba yang tak Kunjung Ditangkap Polisi

Polri juga dinilai mesti berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung, mengingat posisi keduanya sama-sama sebagai penegak hukum.

"Sampai kapanpun polri sebagai penyidik perkara pidana wajib berkomunikasi dengan jaksa sebagai penuntutnya," kata Kurniawan.

Adapun peristiwa penguntitan Jampidsus ini diduga Kurniawan hanyalah pekerjaan "oknum."

Sang oknum dalam hal ini dinilai hanya mencari recehan.

"Saya melihat ini hanya kerjaan oknum yang nyari recehan," katanya.

Meski demikian, sekali lagi, sosok pemberi perintah mesti diungkap dari peristiwa penguntitan itu, termasuk perannya dalam perkara yang sedang intens ditangani jajaran Pidsus Kejaksaan Agung.

Baca juga: Sosok dr Oky Pratama, Kini Sah Jadi Ayah, Istrinya Bule Brazil Lahirkan Bayi Laki-laki

Sebagaimana diketahui, saat ini para penyidik Pidsus Kejaksaan Agung tengah disibukkan mengusut perkara rasuah tata niaga komoditas timah.

"Harus dilacak apa perannya dalam kasus tipikor tambang," kata Kurniawan.

Selasa Mencekam di Kejagung

Pekan lalu beredar kabar terkait diciduknya seorang anggota Densus 88 Polri di sebuah restoran makanan Prancis di Cipete, Jakarta Selatan.

Anggota Densus itu terciduk saat membuntuti Jampidsus Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah.

Adapun identitas dari anggota Densus yang tertangkap itu disebut-sebut berinisial IM dan berpagkat Bripda.

Saat itu dia diduga menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan menggunakan nama inisial HRM.

Berdasarkan informasi yang diterima, dia saat itu tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus."

Baca juga: Sosok Happy Asmara, Penyanyi Dangdut yang Kabarnya Bakal Dinikahi Gilga Sahid

Tak sendiri, IM diduga menjalankan misi bersama lima orang lainnya yang dipimpin seorang perwira menengah kepolisian.

Namun, hanya IM yang berhasil diamankan pengawal Jampidsus saat itu.

Buntut dari diamankannya anggota tersebut, sejak Senin (20/5/2024) Kejaksaan Agung disambangi rombongan kendaraan taktis (rantis), kendaraan pengurai massa (raisa), lengkap dengan motor trail dan senjata laras panjang.

Rombongan itu sempat berhenti cukup lama di depan gerbang Kejaksaan Agung di Jalan Bulungan, Jakarta Selatan pada pukul 23.00 WIB.

Beberapa kali mereka menggeber-geber hingga membuat petugas pengamanan dalam (pamdal) Kejaksaan Agung menutup gerbang.

Tak berhenti di situ, peristiwa serupa terjadi sehari setelahnya, Selasa (21/5/2024).

Baca juga: Sosok Gilga Sahid, Eks Pengamen Jalanan yang Bikin Klepek-klepek Happy Asmara

Saat itu Kejaksaan Agung kembali didatangi empat kendaraan hitam yang diduga milik Brimob dan sempat berhenti di depan gerbang Kejaksaan Agung sekira pukul 22.40 WIB. Saat berhenti, rombongan mobil itu membunyikan strobo beberapa kali.

Begitu empat mobil itu melintas, dua Mobil Polisi Militer yang semula parkir di sisi dalam gerbang Kejagung, langsung maju ke sisi luar gerbang.

Pada Selasa (21/5/2024) malam pula, terdapat kejadian yang lain yang tidak biasa di Kejaksaan Agung.

Sekira pukul 19.00 WIB, berdasarkan pantauan Tribunnews.com, beberapa petugas pengamanan Gedung Kartika Kejaksaan Agung bergegas menuju lapangan di depan.

Mereka kompak berujar ada drone yang baru saja melintas.

Baca juga: Sosok Opie Kumis, Kuli Bangunan Sukses Jadi Komedian, Punya 4 Istri Hidup Rukun Jauh dari Gosip

Namun, belum sempat diketahui identitas drone tersebut lantaran hanya beberapa detik.

Setelahnya, tim penembak drone disiagakan.

Dari pinggir lapangan dekat parkiran Gedung Utama, sekira empat orang berbaju hitam tampak bersiaga, lengkap dengan alat penembak drone.

Tak berhenti di situ, rupanya beberapa petugas pengamanan dalam Kejaksaan Agung yang berjaga di gerbang belakang (Jalan Bulungan) sudah memakai rompi anti-peluru.

Dua Mobil Polisi Militer (PM) pun terparkir di depan gerbang sisi dalam, tak seperti hari-hari biasanya.

Pengamanan Kompleks Kejaksaan Agung pun dipertebal dengan tambahan personel dari berbagai kesatuan militer.

Baca juga: Sosok Gilga Sahid, Eks Pengamen Jalanan yang Bikin Klepek-klepek Happy Asmara

Tampak beberapa di antara personel tambahan mengenakan pakaian dinas harian Marinir Angkatan Laut.

Tambahan pengamanan juga tampak dikerahkan dari berbagai unsur, termasuk Polsek Kebayoran Baru.

Sebab mobilnya tampak terparkir pula di pinggir jalan depan gerbang Kejaksaan Agung.

Puluhan anggota tak berseragam juga tampak menyebar di sekitar di sekitar Jalan Bulungan pada malam itu.

Pihak Kejaksaan Agung kemudian buka suara terkait peristiwa malam tersebut.

Katanya, peningkatan pengamanan merupakan hal biasa ketika Kejaksaan Agung sedang menangani perkara besar.

Diketahui saat ini Kejaksaan Agung memang sedang menangani beberapa perkara korupsi dengan kerugian negara fantastis dan diduga melibatkan tokoh-tokoh besar.

Di antara perkara tersebut yakni korupsi timah, impor gula, emas, dan lain sebagainya.

"Kalau peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kita lagi menangani perkara gede. Eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, Jumat (24/5/2024).

Sedangkan terkait drone yang melintas di atas Kejaksaan Agung sampai disiagakan tim penembaknya, Ketut mengungkapkan bahwa itu sebagai hal yang biasa.

"Mungkin drone yang mutar beberapa kali ya biasalah kita. Itu kan kantor negara atau pemerintah. Pengamanan harus bagus," katanya.

Sosok Febrie Adriansyah

Sejak menjabat sebagai Jampidsus Kejagung RI, banyak kasus korupsi yang diungkap oleh Febrie Adriansyah.

Beberapa diantaranya seperti kasus skandal mega korupsi PT. Asuransi Jiwasraya dan PT Asabri dan korupsi BTS di Kominfo.

Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI Jakarta itu menggantikan posisi Ali Mukartono yang kini menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) Kejagung RI.

Sebelum menjabat Kajati DKI Jakarta, Febrie pernah menjabat Direktur Penyidikan pada Direktorat Tindak Pidana Korupsi.

Saat ini, Febrie Ardiansyah sedang menangani mega korupsi komoditi timah.

Sebanyak 16 orang sudah ditetapkan tersangka di antaranya Harvey Moeis, suami Sandra Dewi.

Dalam kasus timah ini, Febrie Ardiansyah sempat menyebutkan kalau pihaknya membidik kegiatan ekspor dari hasil pertambangan timah yang izinnya bermasalah itu.

Termasuk di antaranya, jumlah ekspor serta pihak eksportir. Pendalaman eksportasi timah tersebut dilakukan dengan memburu alat bukti berupa dokumen-dokumen.

Apalagi khusus di Bangka, pernah dilakukan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Sebelumnya Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia mengungkap modus korupsi timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merugikan negara.

Rekam jejaknya

Dr. Febrie Adriansyah, S.H., M.H. lahir di Jakarta, 19 Februari 1968.

Meski lahir di Jakarta, tapi beliau besar di Jambi, pendidikan beliau dari SD sampai dengan strata satu diselesaikan di Jambi.

Saat ini beliau menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, banyak kasus korupsi big fish telah dituntaskan oleh beliau diantaranya kasus jiwasraya, asabri, garuda Indonesia, BTS Kominfo dan masih banyak lagi.

Febrie Adriansyah baru lima bulan menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta persisnya sejak 29 Juli 2021, sebelum menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Febrie Adriansyah menjabat sebagai Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus Kejagung.

Debut Febri Adriansyah sebagai jaksa dimulai di Kejaksaan Negeri Sungai Penuh, Kerinci pada tahun 1996 hingga.

Jabatan terakhirnya di Kejati Sungai Penuh adalah sebagai Kasi Intelijen.

Febrie kemudian berpindah-pindah tugas. Ia pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Bandung, Aspidsus Kejati Jawa Timur, Wakajati Yogyakarta, Wakajati DKI Jakarta, dan Kajati NTT.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved