Berita Viral

Berapa Gaji WNI yang Jadi Admin Judi Online di Luar Negeri? Ngaku Mental Tertekan Bikin tak Kuat

Alvero akhirnya bekerja selama 3 tahun di kantor situs judi tersebut dan baru berhenti ketika merasa sudah tak kuat lagi akan tekanan dari atasannya.

Shutterstock
Ilustrasi - Berapa Gaji WNI yang Jadi Admin Judi Online di Luar Negeri? Ngaku Mental Tertekan Bikin tak Kuat 

TRIBUN-MEDAN.com - Berapa gaji WNI yang jadi admin judi online di luar negeri?

Kebanyakan korban yang menjadi admin judi online pun mengaku mental tertekan hingga tak kuat.

Diketahui tak sedikit anak bangsa yang sampai harus ikut terlibat menjadi pegawai di situs-situs judi.

Pegawai situs judi yang kebanyakan anak-anak muda ini bahkan rela diterbangkan ke luar negeri oleh para bandar judi untuk melancarkan bisnis hitam mereka.

Baca juga: Juliette Angela Gugat Cerai Rapper Sexy Goath Imbas Dituding Selingkuh dengan Anji: Saya Kaget

Dikutip Tribun-medan.com dari TribunJakarta.com, Alvero (nama samaran) merupakan salah seorang anak bangsa, warga Jakarta Utara, yang terjerat dalam dunia hitam judi online di Indonesia.

Pria lajang 27 tahun itu dipekerjakan oleh salah seorang bandar besar untuk mengurusi sekitar 30 situs judi, dengan tugas sebagai telemarketing.

Alvero mengungkapkan, gaji yang diterimanya selama sebulan ketika bekerja di Indonesia sebesar Rp 4,2 juta, itu belum termasuk bonus.

Ilustrasi Judi Online
Ilustrasi Judi Online (SHUTTERSTOCK/MAXX-STUDIO)

“Pas di Jakarta sih gua cuma nerima gaji kadang Rp 4.200.000, kalo bonus bisa megang sampai Rp 7-8 juta,” katanya kepada TribunJakarta.com, Rabu (19/6/2024).

Gaji yang ia terima ketika ikut bekerja di Filipina ternyata tak jauh berbeda.

Alvero menerima gaji pokok sebesar Rp 5 juta, ditambah uang makan yang diberikan dalam mata uang peso.

“Kalo di Filipina gaji gua kemarin mentok Rp 5 juta. Paling dikasih uang makan doang, paling sekitar 13.000 peso, sekitar Rp 3 jutaan lebih, tapi dalam bentuk uang peso ya, bukan rupiah. Jadi kalo ditotal per bulan di Filipina megang sekitar Rp 8 juta,” ucap dia.

Baca juga: Arti Lirik Lagu Batak Bandit Lapa-lapa Dipopulerkan oleh Maxima Trio

Alvero menjalani pekerjaan sebagai telemarketing situs judi ini sudah selama tiga tahun belakangan.

Ia ditarget mencari minimal 10 member baru setiap harinya, melalui metode WhatsApp blasting, alias mengirimkan pesan kepada nomor-nomor acak lewat aplikasi tersebut untuk bergabung di situsnya.

“Tergantung situsnya ya, rata-rata sehari lu harus bisa dapet 10 member baru. Tergantung, kadang dapet, kadang enggak,” katanya.

CERITA WNI Mantan Admin Judi Online di Filipina, Disuruh Cari Mangsa dari Indonesia, Alami Kekerasan
CERITA WNI Mantan Admin Judi Online di Filipina, Disuruh Cari Mangsa dari Indonesia, Alami Kekerasan (Shutterstock)

Alvero mengaku terpaksa menjalankan pekerjaan ini lantaran dirinya kesulitan mencari pekerjaan di Jakarta, terlebih ketika dirinya hanyalah seorang lulusan SMA.

Di tengah rasa frustasinya mencari pekerjaan, Alvero dihubungi temannya pada tahun 2021 lalu yang menawarkan lowongan di situs judi.

Alvero akhirnya bekerja selama 3 tahun di kantor situs judi tersebut dan baru berhenti ketika merasa sudah tak kuat lagi akan tekanan dari atasannya.

"Fisik sih nggak ada, cuman kayak tekanan mental, omongan-omongan yang kayak, lu yang bener dong kerjanya, masa kalah sama website yang ini, web kita kalah nih, sehari transaksinya segini, paling kayak gitu tekanannya," katanya.

"Akhirnya gua nggak kuat dan berhenti," tutup Alvero.

Kisah Lain: Admin Judi Online Disuruh Cari Mangsa dari Indonesia

Inilah cerita warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan mantan admin judi online di Filipina.

Ia mengatakan sang bos memang menuyuruh mencari mangsa dari Indonesia.

Selama bekerja, ia juga mengalami kekerasan dan disiksa.

Baca juga: KRONOLOGI Sebenarnya Petugas GBK Masukkan Kucing Hidup ke Plastik, Sempat Dituduh Penyiksaan

Seorang mantan admin judi online di luar negeri menceritakan pengalamannya tersiksa selama bekerja.

Bunga (32, bukan warga sebenarnya) merupakan warga Batam yang pernah jadi admin judi online di Filipina.

Bunga bekerja menjadi admin judi online selama empat bulan.

Selama bekerja, Bunga mengaku sangat terkekang hingga mendapat kekerasan fisik.

Baca juga: Pemprov Sumut Anggarkan Rp 20 Miliar untuk Pembangunan Jembatan Penghubung yang Ambrol di Langkat

Bunga pun hanya boleh melakukan aktivitas dalam sebuah kawasan dan sulit baginya untuk melarikan diri dari lokasi tersebut.

Identitasnya, paspor dan ia bersama buruh lainnya selalu diawasi oleh sekuriti, bodyguard perusahaan ia bekerja.

Selama di Filipina, Bunga mengaku banyak memegang rahasia perusahaan tempat ia bekerja. Sebab, ia termasuk orang yang berhasil keluar dari tempat kerjanya, lengkap dengan Handphone yang ia gunakan selama ini disana.

Bukti bukti kejahatan yang pernah dialami Bunga masih tersimpan dalam file Handphone genggamnya.

Sore itu, Bunga mencoba memperlihatkan satu-persatu gambar, foto lokasi tempat kerja, hunian tempat tinggal, makanan, hingga luka fisik kekerasan yang dialami.

Baca juga: Barongsai Sumut Geber Persiapan dengan Panggil Pelatih Luar Negeri demi Target 3 Emas di PON 2024

“Puji Tuhan, saya masih bisa selamat. Saya bahkan masih belum sadar, kadang terngiang-ngiang tentang apa yang saya alami di Filiphina itu. Ternyata Tuhan masih sayang samaku,” ucap Bunga penuh rasa syukur.

Perjalanan ke Filipina

Ia direkrut, informasi dapat dari telegram. Pekerjaan jadi admin judi online Gaji 17 juta sampai 20 juta rupiah belum bonus, yang penting punya paspor.

Selain informasi dari telegram, Bunga semakin yakin lantaran istri temannya ada yang melakoni pekerjaan tersebut.

Setelah mendengar cerita itu, Bunga mengirimkan CV. Pengalaman kerja untuk tawaran kerja yang di Filipina.

Bunga pun berangkat, naik pesawat. Awalnya ia dibilang kerja di Macati, Manila. Namun justru dibawa ke sebuah pulau.

Perjalanan ke pulau itu sangat sepi. Kalau di Batam, katanya seperti perjalanan menunu jembatan lima Barelang.

Nama tempatnya itu adalah Island Cop atau Capite. Jadi lokasinya itu seperti sebuah kawasan khusus industri, terdiri dari bangunan-bangunan tower, pogo-pogo.

Di kawasan itu masing-masing tempat ada usahanya, mulai dari pogo tempat perjudian judi, pago tempat pembuatan konten film porno, dan tempat scammer.

Ia mengatakan sesampai di sana, di mes penampungan mereka paspor seluruh Pekerja Migran Indonesia (PMI) pun langsung ditahan.

Hari pertama, di sana seluruh PMI masih mendapat perlakuan bebas namun terbatas hanya boleh berada di seputar kawasan tempat kerja.

Baca juga: Gerakan Mulut Ronaldo Viral, Ucap Bismillah dan Nyaris Cetak Gol Indah di Euro 2024

“Jadi lokasinya itu memang seperti kawasan industri. Kalau di Batam misalnya kawasan industri muka kuning Batam Indo. Jadi ada banyak perusahaan di dalam. Cuman dia bangunannya tinggi,” katanya.

Di hari pertama, Bunga mau keluar kawasan mau beli peralatan kebutuhan tapi itu dilarang sekiriti,

Kejanggalan demi kejanggalan mulai dirasakan Bunga di sana. Hidupnya mulai terkekang dari segala bentuk keinginan dan kebebasan layaknya di penjara.

“Paling janggal kami gak bisa keluar, hanphone kami disadap. Bahkan seluruh sudut gedung sampai kamar pun ada CCTV. Sadisnya lagi, sekuriti kawasan di sana nenteng senjata api, biasa sekuriti kan nenteng pentungan, ini mereka pegang senjata api,” bebernya

Admin judi online cari ‘mangsa’ orang Indonesia

Bunga mengaku bekerja di sana bak romusha, tak ada waktu tidur. Dalam satu bulan hari kerja hanya ada libur dua hari.

“Yang gak bisanya kerja nonstop 30 hari. Jatah libur dua hari dalam satu bulan, kalau ada yang sakit kita disuruh dan dipaksa masuk itu,” sebutnya.

Hari pertama kerja, Bunga menyebutkan bentuk pekerjaan yang dia lakukan menangani permainan game online modus penipuan yang mencari ‘mangsa’ orang Indonesia.

“Karena kami fasih bahasa Indonesia, kami ditugaskan meng-handle dan menarget orang Indonesia. Kalau untuk negara lainnya di-handle sama WNA lainnya. Kami dalam satu ruangan itu ada 40 orang, ada dari Tiongkok, India, Filiphina, jadi memang gabung tapi tanpa ada interaksi sesama kami,” katanya.

Kata Bunga, Perusahaan tempat ia bekerja memang seperti perusahaan besar namun hanya bermodalkan layar monitor dan internet. Cara kerjanya hanya menawarkan berbagai permainan besar kecil kepada target.

“Bikin dulu konsumen menang, kasih menang 2 kali. Aku pernah nipu target sampai 350 juta lewat medsos,” bebernya.

Dalam menjalankan pekerjaan ini, lanjut Bunga mereka ditarget. Kalau target tidak tembus, gaji dipotong. Waktu itu ada teman di depan meja Bunga kerjanya tidak capai target, namun lantaran tak tercapai target mereka itu dipukul, dibanting dan ditonjok bagian perutnya.

Baca juga: Manfaat Torpedo Kambing, Benarkah Mampu Meningkatkan Libido, Simak Penjelasan Dokter

"Bahkan, Jam kerjanya itu dari jam 9 pagi sampai jam 2 subuh. Kadang itu mau nanti jam 2 lebih sampai pagi subuh. Saya seumur hidup gak pernah berbohong, disana saya malah dipaksa belajar berbohong. Disana kita gak boleh kerja nunjukin kemampuan. Kalau kita tembus target nanti malah dinaiki omzet target namun gaji tak naik. Bekerja disana, saya ditarget omzet 500 juta. Jika target tak tercapai, nanti potong gaji. Jika tercapai tak ada dapat komisi. Di sana itu gak boleh tanyak gaji, terima gaji Iyadah jangan komplain nanti bisa berujung masalah," ujarnya

Parahnya lagi, selama bekerja disana Bunga mengaku tak pernah menerima gaji sesuai dengan tawaran awal. Sebab, gaji Bunga banyak dipotong karena denda.

“Kita itu dibuat habis oleh denda, terlambat masuk meja kerja pun denda. Cabut kabel carger hp ke listrik nempel kena denda, buang sampah pun kena denda padahal saya tak ada buang sampah. Jadi memang disengaja agar upah kerja kita itu habis-habis disitu, belum lagi biaya makan, minum,” katanya.

Yang paling parah dan yang tak bisa ia lupakan, Bunga pernah menguras uang korban. Lalu korban depresi hingga meninggalkan dunia.

“Saya itu, pernah punya nasabah sampai meninggal dunia. Sampai korban itu habis hartanya, semua dijualin. Ia sampai diceraikan istrinya. Saya men lihatnya dari berita. Korban yang pernah saya target meninggal bunuh diri,” pungkasnya

(*/Tribun Medan)

Baca juga: 8 Jemaah Haji Asal Sumut Meninggal Dunia di Mekkah, Berikut Nama-namanya

Baca juga: Barongsai Sumut Geber Persiapan dengan Panggil Pelatih Luar Negeri demi Target 3 Emas di PON 2024

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved